Halaman ini berisi artikel tentang regulasi dan perjanjian dagang. Untuk senyawa kimia yang disingkat TTIP, lihat Titanium isopropoksida.
Kemitraan Perdagangan dan Investasi Transatlantik (bahasa Inggris: Transatlantic Trade and Investment Partnership; TTIP) adalah rencana perjanjian perdagangan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat yang bertujuan memajukan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi antarnegara. Pemerintah Amerika Serikat memandang TTIP sebagai perjanjian pelengkap Kemitraan Trans-Pasifik (TPP).[1] Perjanjian ini masih dirundingkan. Tiga bidang utamanya adalah akses pasar, regulasi khusus, dan peraturan, prinsip, dan bentuk kerja sama yang lebih luas.[2][3] Menurut ekonom Hosuk Lee-Makiyama, rencananya negosiasi disepakati pada penghujung tahun 2014, namun baru benar-benar berakhir pada tahun 2019 atau 2020.[4]
Laporan mengenai perundingan dan isi rancangan TTIP dirahasiakan dari publik dan hanya dapat diakses oleh orang-orang tertentu.[5] Sejumlah bocoran TTIP menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat.[6]
Komisi Eropa mengatakan bahwa TTIP akan mendatangkan €120 miliar ke ekonomi Uni Eropa, €90 miliar ke ekonomi Amerika Serikat, dan €100 miliar ke ekonomi dunia.[7] Menurut Anu Bradford, dosen hukum Columbia Law School, dan Thomas J. Bollyky dari Council on Foreign Relations, TTIP bertujuan "membebaskan sepertiga perdagangan global" dan menciptakan jutaan lapangan kerja baru.[8] Akan tetapi, sebuah artikel Guardian yang ditulis Dean Baker dari Center for Economic and Policy Research[9][10][11] berpendapat bahwa manfaat ekonomi yang dirasakan tiap keluarga cenderung kecil.[12] Menurut laporan Parlemen Eropa, TTIP akan memicu penambahan lapangan kerja sekaligus pemutusan hubungan kerja, tergantung model dan asumsi ekonomi yang digunakan dalam prediksi pertumbuhannya.[13]
Perjanjian ini dikritik dan ditentang oleh beberapa serikat pekerja, organisasi amal, LSM, dan aktivis lingkungan, khususnya di Eropa.[14][15]The Independent menulis bahwa kritikus TTIP umumnya menentang "pencabutan hambatan dagang bagi perusahaan besar seperti peraturan kelayakan pangan, peraturan lingkungan, peraturan perbankan, dan kedaulatan negara",[16] dan menyebut TTIP sebagai "serangan terhadap masyarakat Eropa dan A.S. oleh perusahaan-perusahaan transnasional".[16]The Guardian menulis bahwa kritikus TTIP menolak "diskusi tertutup yang tidak demokratis", "pengaruh para pelobi besar", kemampuan TTIP untuk "mengangkangi kewenangan demokratis pemerintah daerah",[17] dan mencap TTIP sebagai "kesepakatan dagang paling kontroversial yang pernah dirundingkan Uni UE".[18] Mekanisme demokrasi langsung UE, European Citizens' Initiative, yang memungkinkan warga UE secara langsung meminta Komisi Eropa mengusulkan rancangan undang-undang,[19] berhasil mengumpulkan 3,2 juta dukungan dalam kampanye menolak TTIP dan CETA dalam kurun satu tahun.[20][21]
Laporan
Berbagai organisasi menerbitkan laporan dengan rencana perjanjian ini, di antaranya:
The Transatlantic Trade and Investment Partnership: Ambitious but Achievable – A Stakeholder Survey and Three Scenarios (April 2013) ISBN 978-1-61977-032-4[22]
TTIP and the Fifty States: Jobs and Growth from Coast to Coast (September 2013) ISBN 978-1-61977-038-6[23]
The Transatlantic Colossus: Global Contributions to Broaden the Debate on the EU-US Free Trade Agreement (December 2013) ISBN 978-3-00-044648-1[24]
The Transatlantic Trade and Investment Partnership: A Charter for Deregulation, An Attack on Jobs, An End to Democracy (February 2014)[25]
^Rosenberg, Tina (4 November 2007). "The Perils Of Petrocracy". New York Times. Diakses tanggal 5 October 2014. … Mark Weisbrot, co-director of the Center for Economic and Policy Research, a left-leaning Washington policy group.