Keluarga Sosrodjojo adalah pendiri pabrik minuman Teh Botol Sosro dan pemilik Rekso Group yang menaungi PT Sinar Sosro, PT Rekso Nasional Food (pemilik utama franchise restoran McDonald's), perusahaan perkebunan teh PT Gunung Slamat, dan lain sebagainya.[1] Sosrodjojo adalah generasi pertama keluarga Sosrodjojo yang memiliki empat orang putra, yakni Soetjipto Sosrodjojo (meninggal pada 10 Maret 2010),[2] Soegiharto Sosrodjojo, Surjanto Sosrodjojo, dan Soemarsono Sosrodjojo (alm). Dua nama pertama saat ini mengelola PT Sinar Sosro bersama istri dan anak-anaknya.
Generasi pertama
Sosrodjojo (nama asli: Souw Seng Kiam) adalah generasi pertama dari keluarga Sosrodjojo. Tidak banyak informasi mengenai kehidupan Sosrodjojo. Sosrodjojo mulai menggeluti bisnis teh pada tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah, dengan cara menjual teh kering dengan merek Teh Cap Botol.[3]
Skala bisnis teh generasi pertama keluarga Sosrodjojo masih bersifat industri rumah tangga dengan hanya memiliki tiga karyawan menangani produksi dan enam karyawan lainnya menangani pengepakan. Teh Cap Botol harus bersaing dengan pemimpin pasar teh saat itu yakni Teh Cap Bayi. Namun, berkat kualitasnya yang baik, hanya dalam waktu setahun, Teh Cap Botol langsung menguasai pasar teh di Slawi, Tegal, Jatibarang, dan Brebes.[4]
Pada tahun 1953, Sosrodjojo mendirikan PT Gunung Slamat dengan hasil produksi antara lain teh hitam, teh hijau, Teh Cap Botol, Teh Celup Sosro, dan Teh Cap Poci.[5]
Generasi kedua
Generasi kedua keluarga Sosrodjojo diwakili oleh keempat putra Sosrodjojo, yakni Soetjipto Sosrodjojo (nama asli: Souw Hway Ho),[6] Soegiharto Sosrodjojo, Surjanto Sosrodjojo (nama asli: Souw Chi Chuan),[7] dan Soemarsono Sosrodjojo. Pada tahun 1960, Soegiharto Sosrodjojo bersama saudara-saudaranya memutuskan untuk pindah ke Jakarta untuk mengembangkan bisnis teh sang ayah.
Dibutuhkan waktu 9 tahun bagi Soegiharto, Soejipto dan Surjanto untuk dapat menemukan cara penjualan minuman teh dalam bentuk botol. Di tahun pertamanya hingga tahun 1965, keluarga Sosrodjojo mencoba untuk memasarkan teh seduh buatan mereka ke pasar-pasar tradisional dengan cara menyeduh langsung di tempat, namun tak laku, karena membutuhkan waktu lama untuk memasaknya.[8] Ketika itu, Surjanto Sosrodjojo diminta kakak-kakaknya untuk keliling ke pasar-pasar dengan mengendarai mobil dan memutar lagu-lagu melalui pengeras suara guna menarik pengunjung dan membagikan teh secara gratis.[9]
Setelah itu, mereka pun mengubah strategi penjualan dengan cara memasak teh di rumah terlebih dahulu lalu membawanya ke pasar-pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka berbentuk panci-panci besar. Sayangnya, banyak teh dalam panci tumpah sepanjang perjalanan.[10]
Baru pada tahun 1969, Soegiharto secara tidak sengaja menemukan ide untuk memasarkan teh seduhan dalam botol bekas kecap atau limun. Teh cap botol kemudian lahir pada tahun tersebut kemudian desain botolnya diubah lagi pada tahun 1972 dan versi ketiga diubah kembali tahun 1974 hingga bertahan saat ini.[3] Pabrik PT Sinar Sosro sendiri berdiri pada 17 Juli 1974.
Salah satu kesuksesan generasi kedua keluarga Sosrodjojo ini adalah keberhasilannya merebut pasar teh di Jakarta yang ketika itu dikuasai oleh teh cap bayi. Kuncinya adalah, selain kualitas rasanya yang baik, adalah program Cicip Rasa yang hingga kini masih terus dilakukan oleh manajemen.[4]
Generasi kedua keluarga Sosrodjojo juga membuat induk perusahaan, yakni PT Anggada Putra Rekso Mulia atau Grup Rekso pada 27 November 2004. Motor utamanya adalah Soegiarto Sosrodjojo, karena saudara-saudaranya sibuk menangani bisnis masing-masing.[11]
Pada 1 Agustus 1989, keenam anak dari Soemarsono Sosrodjojo menjual kepemilikan saham PT Sinar Sosro yang mereka miliki kepada Soegiarto Sosrodjojo. Pada Juni 1992, putra dari Surjanto Sosrodjojo juga menjual saham yang dimilikinya pada PT Sinar Sosro kepada Soegiarto.[12]
Pada tahun 2001, Soegiarto dan kelima anaknya menguasai PT Sinar Sosro melalui PT Anggada Putra Rekso Mulia sebesar 75,7% dan Soegiarto pribadi sebesar 10,5%. Saham PT Sinar Sosro lainnya dimiliki oleh PT Indosigma Investa Kencana sebesar 5,8% (Soetjipto dan kedua anaknya), Soejipto pribadi 4,1%, dan Soegiharti Widjaja (istri dari Soegiarto) sebesar 3,7%.[12]
Generasi Ketiga
Generasi ketiga keluarga Sosrodjojo diwakilkan oleh anak-anak dari Soegiarto Sosrodjojo, yakni Peter Soekianto Sosrodjojo, Joseph Soewito Sosrodjojo, Richard S. Sosrodjojo, Kurniati Sosrodjojo, dan Sukowati Sosrodjojo. Putra tertua, Peter Soekianto Sosrodjojo mengendalikan PT Sinar Sosro sekaligus menjadi komisaris di Grup Rekso.[11] Joseph Soewito mengendalikan pabrik minuman air mineral Prim-A. Sukowati mengendalikan PT Rekso Nasional Food, pemilik franchise utama McDonald's.[10]
Sukowati juga menjadi komisaris PT Asia Pasifik Properti yang membangun resort mewah di Jimbaran Selatan, Bali, senilai Rp 1,5 triliun bekerjasama dengan Jumeirah Group bagian dari Dubai Holding Group.[13] Dia juga memimpin PT Adhi Putra Mulia yang mengelola Hotel Mercure di Hayam Wuruk.[14]
Richard S Sosrodjojo mengendalikan PT Agro Pangan Putra Mandiri, yang berdiri pada 30 Agustus 2000, dengan memiliki lima anak usaha, yakni PT Sinar Inesco, PT Cibuniwangi, PT Karya Sinar Ciguga, PT Perkebunan Gunung Rosa Djaja, dan PT Perkebunan Gunung Manik. Kurniati Sosrodjojo mengendalikan PT Puri Tirta Kencana bekerjasama dengan Martha Tilaar.[14]
Selain anak-anak Soegiarto Sosrodjojo, generasi ketiga keluarga Sosrodjojo juga diwakilkan oleh anak dari Soetjipto Sosrodjojo, yakni Indra Sosrodjojo yang menggeluti bisnis Andal software melalui PT Grahacendekia Inforindo.[15]