Kekristenan di Banggai (bahasa Inggris: Christianity in Banggai) adalah suatu studi yang membahas bagaimana agama Kristen masuk ke Kabupaten Banggai. Banggai sendiri merupakan salah satu wilayah paling awal di provinsi Sulawesi Tengah yang menerima ajaran agama Kristen. Penginjil yang terkenal dalam penyebaran agama Kristen di Banggai adalah Jonathan Kelling pada awal abad ke-20.
Saat ini, agama Kristen dianut oleh 44.916 jiwa di Banggai, membuat Kristen sebagai agama terbesar kedua di Banggai, didahului oleh agama Islam, dan diikuti oleh agama Hindu, Katolik, dan Buddha.[1]
Sejarah
Pada tanggal 21 Januari 1913, agama Kristen masuk di tanah Banggai yang ditandai dengan pembaptisan massal di desa Mantok, kecamatan Lamala, oleh Indische Kerk dengan mengutus Jonathan Kelling yang saat itu berbasis di Makassar. Selanjutnya, Indische Kerk menugaskan kepada Tumbelaka dan seorang pembantunya untuk melaksanakan pelayanan dan pembinaan bagi jemaat-jemaat di Kabupaten Banggai. Ketika Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) berdiri sendiri di wilayah Sulawesi Utara, pimpinan Indische Kerk yang berpusat di Jakarta menyerahkan pelayanan di tanah Banggai kepada GMIM untuk dijadikan daerah Pelayanan Pekabaran Injil. Hal ini berlangsung sejak tahun 1935 hingga tahun 1947.[2]
Pada tahun 1966, Gereja Kristen Luwuk Banggai menjadi sinode gereja mandiri serta menjadi anggota GPI.[3] Setengah dari 226 kongregasi terletak di daratan pulau Sulawesi, sebagian besar di Kepulauan Banggai, dengan 73,000 anggota.[4]
Lihat juga
Referensi