Kegubernuran Bessarabia
Oblast Bessarabia adalah sebuah oblast (1812-1871) dan kemudian menjadi guberniya (Guberniya Bessarabia, 1871-1917) di Kekaisaran Rusia. Daerah ini mencakup bagian timur Kepangeranan Moldavia bersama dengan wilayah sekitar yang sebelumnya diperintah oleh Kesultanan Utsmaniyah dan dianeksasi oleh Rusia melalui Traktat Bukares setelah Perang Rusia-Turki, 1806-1812. Kegubernuran ini dibubarkan pada tahun 1917, dengan pembentukan Sfatul Ţării, sebuah majelis nasional yang menyatakan berdirinya Republik Demokratik Moldavia pada bulan Desember 1917. Kemudian republik ini bersatu dengan Rumania pada bulan April 1918. Sekitar 70% dari bekas wilayah kegubernuran ini menjadi wilayah Republik Moldova, dan sekitar 30% menjadi wilayah Ukraina. SejarahAneksasiKekaisaran Rusia menyadari melemahnya Kesultanan Utsmaniyah, mereka menduduki bagian timur daerah otonom Kepangeranan Moldavia, antara sungai Prut dan Dniester. Pendudukan ini diikuti oleh perang selama enam tahun, yang telah diakhiri dengan Perjanjian Bukares pada tahun 1812, dimana Kesultanan Utsmaniyah mengakui aneksasi Rusia terhadap provinsi ini.[1] Sebelum aneksasi oleh Rusia, wilayah ini tidak memiliki nama tertentu, Moldavia yang secara tradisional dibagi menjadi Ţara de Sus (Tanah Tinggi, daerah pegunungan Carpathia) dan Ţara de Jos (Tanah Rendah, dataran yang mencakup wilayah ini). Bessarabia adalah bagian selatan dari wilayah ini (sekarang dikenal sebagai Budjak), nama yang diambil dari Wangsa Basarab dari Wallachia, yang memerintah pada abad ke-14. Rusia tidak hanya menggunakan nama "Bessarabia" untuk bagian selatan melainkan keseluruhan daerah. Bessarabia memiliki luas 45,630 km2, lebih dari sisa Moldavia dan populasi penduduk berkisar antara 240.000 dan 360.000, sebagian besar dari mereka adalah orang Moldavia yang berbahasa Rumania. Para bangsawan dari Bessarabia memprotes aneksasi ini, dengan alasan bahwa Kesultanan Utsmaniyah tidak memiliki hak untuk menyerahkan wilayah yang sejak awal bukan milik mereka (Moldavia hanya menjadi vasal, bukan provinsi Kesultanan Utsmaniyah), tetapi hal ini tidak mencegah Sultan untuk menandatangani perjanjian pada bulan Mei 1812. Oblast dan gubernyaSetelah aneksasi, para bangsawan setempat, yang dipimpin oleh Gavril Bănulescu-Bodoni, Metropolitan Chişinău dan Hotin, mengajukan petisi untuk memerintah diri sendiri dan pembentukan sebuah pemerintahan sipil berdasarkan hukum adat Moldavia. Pada tahun 1818, wilayah otonomi khusus dibentuk, yang memiliki bahasa Rumania dan Rusia sebagai bahasa yang digunakan dalam administrasi lokal. Bănulescu-Bodoni juga memperoleh izin untuk membuka sebuah seminari dan percetakan, dengan gereja Bessarabia menjadi eparki Gereja Ortodoks Rusia.[2][3] Setelah kematian Bănulescu-Bodoni pada tahun 1821, Bessarabia tidak memiliki seorang pemimpin yang kuat dan Rusia yang takut akan timbulnya nasionalisme, seperti yang memicu Revolusi anti-Utsmaniyah pada tahun 1821 di negara tetangga Wallachia, pemerintah setempat memulai pembatasan secara bertahap. Nikolai I dari Rusia, dinobatkan pada tahun 1825, memulai kampanye reformasi yang memiliki tujuan untuk mendapatkan lebih banyak kendali atas provinsi-provinsi di barat. Otonomi daerah ini ditarik pada tahun 1829, dengan konstitusi baru yang dibuat oleh gubernur Rusia Baru dan Bessarabia, Mikhail Semyonovich Vorontsov. Pada tahun 1834, bahasa Rumania dilarang di sekolah-sekolah dan fasilitas pemerintah, dan kemudian diberlakukan pula di buku, pers, dan gereja-gereja meskipun 80% populasi adalah orang Rumania. Orang-orang yang memperjuangkan perubahan dapat diasingkan ke Siberia.[4] Konstitusi tidak lagi membuat penggunaan bahasa Rumania wajib untuk pengumuman publik dan pada tahun 1854, bahasa Rusia ditetapkan sebagai bahasa resmi. Sekitar tahun 1850, bahasa Rumania tidak lagi digunakan di sekolah-sekolah dan buku-buku impor dari Moldavia dan Wallachia dilarang. Catatan
Referensi
Bacaan lebih lanjut
|