Nama Kecamatan Kedungreja berasal dari kata "kedung" yang berarti bagian sungai yang dalam atau bisa juga diartikan sebagai pusat informasi, dan "reja" yang artinya baik (dalam bahasa jawa).
Mata pencaharian penduduk di kecamatan ini sebagian besar adalah petani, dengan sambilan mengambil nira (badeg) dari pohon kelapa yang merupakan bahan baku untuk membuat gula merah (gula jawa).
Bahasa utama yang digunakan di wilayah ini adalah bahasa Banyumasan. Rata-rata penduduk wilayah Kecamatan Kedungreja mampu berkomunikasi dalam bahasa Banyumasan.
Dalam pementasan seni pertunjukan tradisional ternyata tidak jarang seni ronggeng, wayang golek (yang merupakan jenis kesenian Sunda) dipentaskan dalam acara hajatan di rumah penduduk di daerah ini, bahkan di wilayah kecamatan tersebut terdapat beberapa kumpulan grup ronggeng. Masuknya unsur kebudayaan Sunda melalui kesenian sebagaimana dicontohkan tersebut ke dalam wilayah Kecamatan Kedungreja ternyata juga tidak mematikan semangat penduduk wilayah ini untuk berekspresi melalui kebudayaan Jawa. Ekspresi jiwa dalam kebudayaan Jawa (Banyumas) penduduk di wilayah ini dapat di lihat melalui tumbuhnya berbagai varian kesenian Jawa seperti layaknya ebeg dan lengger.
Selain itu, Kedungreja juga mempunyai makanan tradisional berupa pecel dan karedok yaitu semacam salad yang terbuat dari beberapa macam sayuran dan dicampur dengan bumbu atau semacam sambal yang terbuat dari kacang. Kecamatan Kedungreja juga terkenal akan keindahan pemandangannya. Sebagian masyarakat Kedungreja menganut agama Islam, ada pula yang menganut agama lain tetapi kerukunan agama masih terjaga dengan baik.
Fauna khas Kecamatan Kedungreja adalah elang jawa, meskipun sudah dianggap punah oleh sebagian orang, tetapi sebenarnya masih sering kali terlihat di malam hari hal itu dikarenakan elang jawa termasuk binatang nokturnal (binatang yang beraktivitas di malam hari). Selain elang jawa, juga ada fauna air yang sudah cukup langka ditemui yaitu penyu air tawar.
Sarana dan prasarana umum di Kecamatan Kedungreja cukup memadai yaitu dengan adanya sekolah, pasar, rumah sakit dan lain lain. Daerah ini juga tergolong daerah yang cukup maju hal ini ditandai dengan kesadaran masyarakatnya akan pentingnya pendidikan dan kesehatan.
Sebagian besar daerah di Kecamatan Kedungreja masih memiliki suhu udara yang sejuk hal ini disebabkan karena masih minimnya polusi udara. Pada daerah-daerah tertentu di Kecamatan Kedungreja dan daerah di sekitaran Sungai Cibombo (Cibereum) sering dilanda banjir, terutama pada saat musim penghujan tiba, tentu saja hal ini ini menyebabkan terganggunya aktivitas warga yang sebagian dari mereka yang hidup di daerah sungai bermata pencaharian sebagai pembuat batu bata.