Kebun teh Kayu Aro terletak di kaki Gunung Kerinci, tepatnya di kecamatan Kayu Aro, Kerinci, provinsi Jambi. Kebun teh ini memiliki luas sekitar 2.500 hektar dan berada diketinggian 1.600 mdpl. Perkebunan teh Kayu Aro merupakan perkebunan teh tertua di Indonesia, yang sudah ada semenjak masa penjajahan kolonial Belanda dan merupakan kebun teh tertinggi kedua didunia setelah perkebunan teh Darjeeling di Himalaya, India.[1][2][3][4]
Sejarah
Kebun teh ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada sekitar tahun 1925 hingga tahun 1928 bersamaan dengan pabriknya. Lahan yang dulunya berupa hutan, diubah menjadi sebuah perkebunan yang mulanya ditanami kopi. Namun karena hasil yang kurang memuaskan, Belanda pun akhirnya menanami kebun ini dengan tanaman teh. Setelah Indonesia merdeka, perkebunan ini pun beberapa kali mengalami perubahan status dan juga manajemen. Akhirnya pada tahun 1974, kebun teh ini secara resmi dinauingi oleh PT Perkebunan VIII. Namun pada tahun 1996 perusahaan ini dikonsolidasi dengan beberapa perusahaan yang ada di Sumatera Barat dan Jambi dan berubah menjadi PT Perkebunan Nusantara VI. Berselang dua tahun, Perkebunan teh Kayu Aro dibuka secara resmi sebagai sebuah destinasi wisata.
Produksi
Kebun teh Kayu Aro memproduksi salah satu teh hitam terbaik di dunia, perkebunan Teh Kayu Aro menghasilkan kurang lebih 5.500 ton teh hitam yang diekspor ke berbagai negara.[5]