Karnaval di Kolombia diperkenalkan oleh bangsa Spanyol. Karnaval ini memiliki unsur-unsur dari budaya Eropa yang telah dimodifikasi atau di intepretasi ulang dengan tradisi yang mengacu pada budaya Afika dan Amerika di Kolombia. Terdapat dokumentasi bahwa karnaval sudah ada sejak abad ke-16[1] dan telah menimbulkan pertimbangan pada penguasa kolonial yang melakukan sensor terhadap perayaan, utamanya bila dirayakan di pusat-pusat kekuasaan mereka seperti Kartagena, Bogotá and Popayán.
Karena itu karnaval ini meneruskan evolusinya dan intepretasi di kota-kota kecil yang tidak penting dan tidak ada penguasa politisnya. Hasilnya merupakan karnaval yang tidak terputus di Barranquilla (Karnaval Barranquilla), dan daerah lain sepanjang Sungai Magdalena di belahan utara Kolombia, dan di Pasto, Nariño (Karnaval Kulit Hitam dan Putih) di selatan negara ini. Di era modern, terdapat usaha untuk membawa karnaval ini ke ibu kota, Bogotá, di awal abad 20, tetapi gagal. Karnaval Bogota harus menunggu sampai abad 21 untuk diwujudkan.
Karnaval di bawah Lembah Magdalena
Karnaval Riosucio merupakan perayaan yang tidak umum dan tidak ada bandingnya di dunia. Resminya dirayakan sejak 1847, ketika terjadi penyatuan kota Quiebralomo dan Montana. Ini dimulai sebagai perayaan dari festival Tiga Raja Bijak yang secara tradisional dirayakan oleh masyarakat Quiebralomo sejak abad 16 dan merupakan perpaduan tradisi Eropa dan Afrika. Di karnaval ini, warga 'Amerindian'(warga asli benua Amerika) dari gunung ikut serta dengan elemen utama seperti pemuja simbol bumi dengan meminum “Guarapo” (minuman beralkohol berbasis maize(jagung)) dan berisi “calabazo” (gourd), dan pemuja matahari, yang menggunakan selendang bulu dari jaguar, binatang suci yang melambangkan raja kebangkitan, dan menggunakan topeng dengan wajah iblis selama karnaval.
Karnaval di belahan selatan Kolombia
Karnaval yang cukup penting dan tradisional adalah Karnaval Hitam dan Putih di kota Pasto, Nariño. Termasuk karnaval tertua di Amerika yang merayakan hari di mana budak-budak Afrika mendapat hari kebebasan untuk meluapkan rasa suka citanya.
Beberapa sejarawan merujuk kejadian pada tahun 1607, di mana terjadi pemberontakan oleh para budak di kota Remedios, Antioquia yang membuat penguasa panik, Kejadian ini diingat oleh populasi kulit hitam di Popayán, Kauka, yang menuntut satu hari libur. Raja Spanyol menetapkan tanggal 5 Januari sebagai hari libur mereka. Berita ini tersebar ke populasi Afrika dan mereka turun ke jalan dan berdansa menggunakan irama musik Afrika dan mulai menghitamkan dinding putih kota dengan batubara.
Entusiasme perayaan terbawa ke Pasto oleh keluarga Ayerbe sekitar tahun 1854. Tahun 1887, perayaan ini mencapai strata tertentu dan mulai dipikirkan beberapa perbaikan. Orang-orang pun mulai menggunakan topeng dan kostum pesta, keluarga Castaneda yang dibuat tanggal 4 Januari kemungkinan membawa karakteristik keluarga Ayerbe.
Karnaval di Pusat Kolombia
Bogotá merupakan kota pertama di benua Amerika yang merayakan Karnavalnya sendiri pada tahun 1539,[1] hanya satu tahun setelah pendudukan Hispanik setelah ketetapan Raja Spanyol bahwa perayaan akan diadakan pada masa Prapaskah dengan nama Carnestolendas of Santafé de Bogotá. Tahun 1561 kepala suku Indian Ubaque diijinkan untuk berpartisipasi merayakan pesta dengan budayanya sendiri (Muiska) yang perayaannya terpisah sampai abad ke-19.
Karnaval kembali bergaung di ibu kota Colombia pada zaman modern. Perayaan pertama Karnaval Bogota kembali ke tahun 1916 dan dimulai sebagai Karnaval Pelajar yang menobatkan seorang ratu. Ratu pelajar pertama di Bogotá adalah Elvira Zea. Setelah memenangkan kontes, dia menggunakan nama aslinya sebagai nama ratu, saat itu dia menyebut dirinya Elvira I. Ratu merupakan orang yang bertugas membuka perayaan. Tahun-tahun berikutnya, Karnaval tumbuh dalam hal jumlah comparsas (krewes) dan ratu kecantikan. Selama tahun 30-an pemerintah nasional dan konsul Bogotá melarang Karnaval karena adanya keonaran akibat konsumsi alkohol. Usaha mengembalikan Karnaval pada tahun 1960 kembali gagal karena masalah penggunaan alkohol dan kekerasan.
Karnaval kembali dihidupkan oleh Wali Kota Bogotá dalam Resolusi Pemerintah tanggal 4 April, 2005. Tujuan dari Karnaval ini untuk mempromosikan lingkungan persahabatan dan keceriaan hidup, menampilkan kreativitas dan kegembiraan. Tujuan lain adalah rasa kepemilikian kota, agar rekonsiliasi bisa berjalan dengan baik dan persatuan semua distrik dan budaya di ibu kota Kolombia.