Kapal tempur kelas Queen Elizabeth merupakan kelas kapal tempur Inggris yang dibuat pada era Perang Dunia I. Walaupun pada Perang Dunia II kelas Queen Elizabeth merupakan kelas kapal tempur tertua yang dimiliki oleh Inggris, tetapi masih diakui sebagai yang terbaik, bahkan di atas kapal-kapal setelahnya, seperti misalnya kapal tempur kelas Revenge. Rahasia kelebihan kelas Queen Elizabeth terletak pada rancang bangunnya yang berimbang serta sifatnya yang adaptif dengan penambahan kekuatan. Pada masanya, Queen Elizabeth sering disebut sebagai "kapal tempur terbaik yang pernah dibuat".[1]
Konstruksi
Awalnya skema perancangan kapal dalam kelas ini adalah untuk pembuatan 3 kapal tempur dan satu penjelajah tempur, tetapi dengan kecepatan kapal yang mencapai 25 knot (46 km/h), maka pembangunan penjelajah tempur dibatalkan, alih-alih jumlah kapal tempur yang dibuat bertambah menjadi 5 buah.[2] Karena pemerintah Federasi Negara Malaya turut serta membiayai pembangunannya, salah satu kapal dari kelas ini pun dinamakan sebagai HMS Malaya.[3] Kapal kelas ini juga merupakan kapal tempur pertama yang ditenagai sepenuhnya oleh minyak, berlawanan dengan sebelumnya yang rata-rata masih memakai batubara. Ditambah lagi dengan penggunaan meriam baru kaliber 15 inci yang akan terbukti mumpuni hingga melewati dua Perang Dunia. Dengan meriam ini, HMS Warspite menciptakan rekor penembakan meriam terjauh setelah menembak kapal tempur Italia Conte di Cavour dalam Pertempuran Kalabria. Lapisan pelindung milik kelas ini merupakan versi modifikasi dari kapal tempur kelas-Iron Duke, dengan belt yang lebih tebal dan proteksi bawah air yang diperbarui.[3]
Ada 5 kapal dari kelas Queen Elizabeth yang berhasil dibuat, yaitu Queen Elizabeth, Warspite, Valiant, Barham, dan Malaya. Kapal keenam yang direncanakan bernama HMS Agincourt dibatalkan. Sementara itu Persemakmuran Kanada juga ingin turut serta memberikan modal untuk menambah 3 kapal tempur tambahan bagi kelas Queen Elizabeth yakni, Acadia, Quebec dan Ontario;[4] Namun tidak disetujui oleh Parlemen Inggris.[5]
Nasib
Walaupun berhasil dengan gemilang dalam Pertempuran Jutland, memasuki Perang Dunia II, dengan diperkenalkannya persenjataan-persenjataan baru, termasuk bom kendali dan torpedo yang lebih efektif, kapal-kapal kelas Queen Elizabeth pun harus menyerah pada usia desain mereka yang sudah cukup tua. Empat kapal Queen Elizabeth berhasil selamat dari pertempuran, sementara Barham tenggelam akibat ditorpedo oleh U-331. HMS Warspite terkena serangan bom layang di Salerno sehingga hanya dipakai sebagai kapal bombardemen pantai.[6]Queen Elizabeth dan Valiant sempat karam akibat serangan pasukan katak Italia di Alexandria, tetapi berhasil diperbaiki dan kemudian bertugas di Timur Jauh.[7] Sementara Malaya, walau sempat rusak akibat terkena torpedo U-106, tetapi berhasil diperbaiki dan ambil bagian dalam Pendaratan Normandia. (Queen Elizabeth dan Valiant) dibongkar pada 1948; Sementara Warspite sudah mendahului setahun sebelumnya, dibongkar di Prussia Cove tepatnya di Marazion.
Catatan kaki
^Jane, Fred T. (Parkes, Surgeon-Lt. R.N. Dr. Oscar and Prendergast, Maurice co-ed.) (1919). Jane's Fighting Ships of World War I. London: Jane's Publishing (1990 reprint, Military Press, New York; dist. by Crown Publishers). hlm. 36. ISBN0-517-03375-5.
Miller David The Illustrated Directory of Warships from 1860 to The Present Day, Greenwich Editions, 3rd Ed, Salamander Books Ltd, London, England. ISBN0-86288-677-5