Sendai menjadi bagian pada Armada Selatan, bertindak sebagai kapal bendera dari Skuadron Perusak ke-3, dan berpartisipasi dalam invasi Malaya. Beroperasi di Laut Tiongkok Selatan, dia dikawal oleh konvoi pasukan dari pangkalan di Indochina ke pantai Malaya hingga awal 1942. Kapal ini adalah bagian dari kekuatan yang terlibat dan berhasil menenggelamkan Thanet (kapal perusak Inggris) pada 27 Januari. Pada bulan Februari dan Maret dia berpartisipasi dalam pendaratan di Palembang dan Jawa, kemudian pergi ke Samudera Hindia untuk operasi di kepulauan Andaman sampai April. Pada bulan Mei ia adalah bagian dari kekuatan Midway, dan kemudian pada tahun itu terlibat dalam Kampanye Guadalkanal. Kapal kelas ini berkurang setelah mengalami menjadi kecelakaan dalam pertempuran dengan kapal penjelajah Amerika Serikat Montpelier, Cleveland, Columbia dan Denver pada Pertempuran Empress Augusta Bay di Kepulauan Solomon, ketika mencoba untuk menyerang jembatan Amerika Serikat di Bougainville, dan akhirnya tenggelam oleh tembakan dari kapal perusak Ausburne.
Jintsū adalah satu dari kapal penjelajah dengan Armada Selatan, kapal bendera dari Skuadron Perusak ke-2. Ia mengambil bagian dalam invasi Filipina, Sulawesi, Ambon, Timor dan Jawa sampai Maret 1942, ketika dia hadir dalam Pertempuran Laut Jawa. Jintsū adalah salah satu unit armada invasi yang menuju Midway pada bulan Mei 1942, kemudian pergi ke Guadalkanal, dimana dia mendaratkan pasukan Jepang pertama pada malam 18/19 Agustus. Beberapa hari kemudian ia rusak oleh pesawat dari Guadalkanal. Pada tahun 1943, ketika pasukan Amerika Serikat mendarat di Georgia Baru, ia adalah bagian dari kekuatan yang dikirim untuk menjalankan pasukan dan pasokan logistik ke garnisun Jepang di Kepulauan Solomon. Pada malam 12/13 Juli 1943 dia tenggelam oleh tembakan dari kapal penjelajah dan kapal perusak Amerika Serikat dalam Pertempuran Kolombangara.
Ketika perang pasifik pecah, kapal Naka menjadi kapal perusak andalan Armada Selatan. Daerah operasi Naka beragam dari Formosa hingga Indochina, kapal ini menjadi pelindung pendaratan di Luzon dan Teluk Lingayen di Filipina selama bulan Desember 1941. Pada bulan Januari 1942 dia mendukung pendaratan di Tarakan dan Balikpapan, dan dan selamat dari terjangan torpedo kapal selam Belanda HNLMS K XVIII. Pada bulan Februari dan Maret kapal ini terlibat dalam invasi di Pulau Jawa dan mengambil bagian dalam Pertempuran Laut Jawa. Namun, pada 1 April 1942 kapal ini terkena tembakan torpedo oleh kapal selam Seawolf Amerika Serikat dari Pulau Christmas dan harus ditarik ke Singapura dalam kondisi rusak parah oleh kapal Natori. Setelah perbaikan sementara ia dipindahkan ke Maizuru, dan tidak kembali lagi untuk terlibat perang sampai Maret 1943. Dia kembali ke Pasifik selatan dan dioperasikan di daerah Kepulauan Truk dan Gilbert hingga akhirnya ditenggelamkan oleh serangan pesawat dari USS Bunker Hill dan Cowpens pada tanggal 17 Februari 1944, kitar-kira 35 mil laut sebelah barat dari Truk dalam serangan Amerika Serikat.
Bacaan lanjutan
Model Art Ship Modelling Special No.29, 5,500 tons class cruisers, Model Art Co. Ltd. (Japan), September 2008, Book code 12319-09