Kapal penjelajah kelas Kuma merupakan penerus dari kedua kapal penjelajah kelas Tenryuu sekaligus juga menjadi pendahulu bagi para kapal penjelajah kelas Nagara. Dikembangkannya kelas Kuma (dan kemudian dilanjutkan oleh para penerusnya kelak) berasal dari doktrin "Night Battle Force" yang lahir dari hasil pengembangan torpedo jenis "Long Lance" dan keberhasilan Jepang di Pertempuran Port Arthur melawan Rusia, dimana konsep kapal penjelajah ringan biasa akan diubah menjadi kapal penjelajah torpedo; namun, Kiso tidak bisa dikonversi karena adanya kekurangan pada unit "Long Lance" yang dimiliki Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Desain kapal kelas Kuma selanjutnya diikuti dalam pembuatan kapal penjelajah kelas-Nagarasehingga mereka terlihat mirip.
Nasib
Namun, rencana ini menjadi usang karena cepatnya perkembangan persenjataan kapal selam dan teknologi aviasi untuk angkatan laut. Ooi dan Kitakami yang sudah terlanjur menjadi kapal penjelajah torpedo nantinya dikonversi menjadi kapal transportasi berkecepatan tinggi dan Kitakami menjadi pembawa torpedo Kaiten.[1] Namun demikian, ini tak mengubah performa apik kelima kapal ini di perairan laut utara dan Samudra Hindia pada saat Perang Dunia 2.