Kapal Borobudur adalah kapal layar bercadik ganda terbuat dari kayu yang berasal dari abad ke-8 dan ke-9 di Nusantara yang digambarkan dalam beberapa relief Borobudur, Jawa Tengah, Indonesia.[1] Kapal ini adalah kapal suku Jawa, kapal turunan yang seukurannya masih bertahan dalam perdagangan pesisir Jawa Timur setidaknya sampai tahun 1940-an.[2]
Karakteristik
Karakteristik kapal-kapal yang terdapat dalam candi Borobudur antara lain: Memiliki cadik yang tidak sepanjang lambungnya, memiliki tiang bipod (kaki dua) atau tripod (kaki tiga) dengan layar persegi miring (layar tanja), memiliki tiang cucur dengan layar cucur, memiliki galeri pendayung (tempat orang duduk atau berdiri mendayung), memiliki rumah atas, memiliki oculi (ukiran mata), dan kemudi samping. Beberapa kapal digambarkan dengan dayung, berjumlah setidaknya 6, 8, atau 9, dan beberapa yang lain tidak memilikinya.[3]
Kesalahpahaman umum
Ada beberapa kesalahpahaman umum tentang kapal Borobudur:
Kapal yang digambarkan pada candi Borobudur adalah kapal India. Pendapat ini didukung oleh sarjana India dan Belanda yang menghubung-hubungkan pengaruh India pada kerajaan Nusantara ("Indianisasi"), sehingga kapal yang digambarkan di candi itu pastilah berasal dari India. Ini juga berasal dari anggapan bahwa kapal Jawa lebih inferior dari kapal India.[4][5] Argumen ini telah dibantah, orang Jawa sudah menjadi navigator berpengalaman dan membangun kapal besar, sejak milenium pertama Masehi (lihat kolandiaphonta).[6]:193[7][8]:28-29 Karakteristiknya justru mengindikasikan asal Indonesia, antara lain: Adanya cadik, penggunaan layar miring dengan pekaki, penggunaan tiang bipod dan tripod, dan galeri pendayung.[9]
Kapal itu adalah kapal Sriwijaya atau kapal suku Melayu. Sebenarnya, tidak ada sama sekali bukti yang mendukung pernyataan ini. Catatan epigrafi Sriwijaya jarang sekali mencatat jenis kendaraan air, jenis perahu Melayu yang tercatat adalah samvau (bahasa Melayu modern: Sampan) pada prasasti Kedukan Bukit (683 M). Kendaraan air lainnya yang tercatat adalah lancang, dari 2 prasasti di pesisir Bali berbahasa Bali kuno utara berangka tahun 896 dan 923 M.[10]:149-150 Sedangkan kapal Borobudur hanya terdapat di candi Borobudur, yang merupakan peninggalan Jawa, bukan Sumatra atau Melayu.[11]:109-110[12]
Kapal Borobudur adalah kapal Majapahit. Faktanya, catatan kontemporer mengenai kapal utama Majapahit menyebut jong, malangbang, dan kelulus,[13]:290-291 yang semuanya tidak memiliki cadik.[13]:266–267[14]
Penggambaran
Penggambaran dari 5 kapal bercadik di relief candi Borobudur (dari total 7 kapal) pada buku Conradus Leemans Boro-Boedoer (1873). Perhatikan bahwa bentuk kapalnya berbeda-beda.[15]
Kapal dengan 1 tiang dan tangga
Kapal dengan 2 tiang tripod dan layar bowsprit (layar cucur)
Kapal dengan 2 tiang bipod dan layar cucur
Kapal dengan 2 tiang dan tangga
Kapal dengan 2 tiang dan tangga
Replika
Replika paling awal dari kapal ini dibuat di Filipina pada tahun 1985, dibuat berdasarkan struktur perahu Pontian. Ia dinamakan Sarimanok (burung kecil yang beruntung), digunakan untuk berlayar ke Jawa dan Madagaskar.[16]
Replika yang paling tidak terkenal bernama Damar Sagara, selesai pada 1992.[17]:286–287, 317
Satu replika ada pada Marine March di Resorts World Sentosa, Singapura.[19]
Relief Borobudur juga menjadi dasar pembangunan kapal "Spirit of Majapahit", sebuah replika kapal Majapahit. Replika ini mendapat kecaman dari sejarawan, karena kapal yang digunakan Majapahit adalah jong sedangkan kapal relief Borobudur merupakan kapal dari era yang lebih awal.[14]
Kapal Borobudur menjadi referensi dalam membuat model Jong Majapahit pada permainan Civilization VI. Ia memiliki 2 cadik, 2 kemudi samping, dan memiliki pendayung.
^Manguin, Pierre-Yves (1993). "Trading Ships of the South China Sea. Shipbuilding Techniques and Their Role in the History of the Development of Asian Trade Networks". Journal of the Economic and Social History of the Orient: 253–280.
^Dick-Read, Robert (July 2006). "Indonesia and Africa: questioning the origins of some of Africa's most famous icons". The Journal for Transdisciplinary Research in Southern Africa. 2 (1): 23–45. doi:10.4102/td.v2i1.307.
^Manguin, Pierre-Yves (2012). Lancaran, Ghurab and Ghali. Dalam G. Wade & L. Tana (Eds.), Anthony Reid and the Study of the Southeast Asian Past (hlm. 146–182). Singapore: ISEAS Publishing.
^Kumar, Ann (2012). 'Dominion Over Palm and Pine: Early Indonesia’s Maritime Reach', dalam Geoff Wade (ed.), Anthony Reid and the Study of the Southeast Asian Past (Singapore: Institute of Southeast Asian Studies), 101–122.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Borobudur ship.
Beale, Philip (2006), "From Indonesia to Africa: Borobudur Ship Expedition", ZIFF Journal, 3: 17–24
Hornell, James (1946), Water transport: Origins and early Evolution, Cambridge: Cambridge University Press
Inglis, Douglas Andrew (2014), The Borobudur Vessels in Context, Texas A&M University
Pareanom, Yusi Avianto (2005), Cinnamon Route, The Samudraraksa Borobudur Expedition, Yogyakarta: PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko, Ministry of Culture and Tourism of Republic of Indonesia, Lontar Foundation, ISBN979-8083-58-X
Van Erp, Theodoor (1923), Voorstellingen van vaartuigen op de reliefs van den Boroboedoer, ’S-Gravenhage: Ādi-Poestaka