Juba II

Patung kepala Juba II, Museum Louvre.

Juba II (bahasa berber: Yuba, bahasa latin: Iuba, bahasa Yunani: Ιóβας (Ιóβα) atau Ιουβας)[1] atau Juba II dari Numidia (52/50 SM-23 M) adalah raja Numidia dan kelak Mauretania. Istri pertamanya adalah Kleopatra Selene II, putri dari ratu Ptolemaios Yunani bernama Kleopatra VII dari Mesir dan triumvir Romawi Markus Antonius.

Kehidupan awal

Juba II adalah pangeran keturunan Berber dari Afrika Utara. Dia adalah anak tunggal dan merupaakan pewaris tahta dari ayahnya, Raja Juba I dari Numidia. Ibunya tidak diketahui. Pada 46 SM, ayahnya bunuh diri ketika dikalahkan oleh Julius Caesar di Thapsus. Sejak itu Numidia menjadi provinsi Romawi.[1] Ayahnya dulu merupakan sekutu jenderal Romawi, Pompeius.

Juba II dibawa ke Roma oleh Julius Caesar dan ikut serta dalam arak-arakan kemenangan Caesar. Di Roma, Juba II belajar bahasa Latin dan Yunani. Dia juga teromanisasi dan diberi kewarganegaraan Romawi.[1] Dia belajar keras dan disebut-sebut sebagai salah satu pelajar terbaik di Roma. Pada usia 20 tahun, dia menulis karya pertamanya yang berjudul Arkeologi Romawi.[1] Dia dibesarkan oleh Julius Caesar dan kemudian oleh keponakan Caesar, Oktavianus, yang kelak menjadi kaisar Augustus Caesar. Juba II juga ikut serta dalam kampanye militer Oktavianus, dan memperoleh banyak pengalaman dalam memimpin perang. Dia berperang bersama Oktavianus dalam Pertempuran Actium pada 31 SM. Lama-kelamaan, Juba II dan Oktavianus menjadi sahabat dekat.

Kembali berkuasa

Augustus Caesar mengembalikam kekuasaan Juba II sebagai raja Numidia antara 29 SM-27 SM. Juba II menjadikan Numidia sebagai sekutu Romawi. Juba II merupakan salah satu raja klien yang paling setia melayani Romawi. Antara 26 SM-20 AM, Augustus menjodohkan Juba II dengan Kleopatra Selene II, memberinya mahar yang besar, dan menunjuknya sebagai ratu. Kemungkinan Augustus menjadikan Juba II sebagai raja Mauretania karena keterlibatannya bersama Augustus dalam kampanye militer di Spanyol.[2]

Koin Juba II.

Mauretania

Ketika berpindah ke Mauretania, Juba II mengganti nama ibu kota barunya menjadi Caesaria (Cherchell mdoern, Aljazair). Kota tersebut dinamai begitu sebagai penghormatan pada Augustus. Pembangunan dan proyek patung di Caesaria dan kota lainnya, Volubilis, menunjukkan campuran yang kaya dari gaya arsitektur Romawi, Yunani, dan Mesir.

Kleopatra dikatakan memiliki pengaruh yang besar pada kebijakan-kebijakan Juba II. Juba II mendorong dan mendukung seni pertunjukan, penelitian ilmu pengetahuan dan sejarah alam. Kerajaan Mauretania sangat penting bagi Kekaisaran Romawi. Mauretania melakukan perdagangan ke seluruh penjuru Mediterania, terutama dengan Spanyol dan Italia. Mauretania mengekspor ikan, anggur, mutiara, buah ara, biji-bijian, mebel kayu, dan pewarna ungu yang dipanen dari jenis kerang tertentu, yang digunakan untuk pembuatan garis ungu pada jubah senator. Juba II mengirim satu kontingen ke Iles Purpuraires untuk membangun kembali proses pembuatan pewarna kuno Funisia.[3] Tingis (Tangier modern), satu kota di Pilar Herkules (Selat Gibraltar mdoern) menjadi pusat perdagangan yang penting. Di Gades, (Cádiz modern) dan Karthago Nova (Cartagena modern) di Spanyol, Juba II ditunjuk oleh Augustus sebagai Duovir kehormatan. Seorang Duovir adalah ketua magistratus di koloni atau kota Romawi. Tugasnya biasanya mengurusi pedangangan dan juga sebagai Patronus Colonaie.

Nilai dan kualitas koin Mauretania sangat terkenal. Sejarawan Yunani Plutarch menyebut Juba II sebagai "salah satu penguasa paling berbakat pada masanya". Antara 2 SM-2 M, Juba II berkelana bersama Gaius Caesar (cucu Augustus), sebagai anggota staf penasehatnya untuk urusan Mediterania Timur yang bermasalah. Pada 21 M, Juba II berkuasa bersama putranya, Ptolemaios. Juba II meninggal dunia pada 23 M. Juba II dimakamkan bersama istri pertamanya di Mausoleum Kerajaan Mauretania. Sejak itu Ptolemaios menjadi penguasa tunggal di Mauretania.

Pasangan dan keturunan

Karya

Juba II menulis sejumlah buku dalam bahasa Yunani dan Latin mengenai sejarah, sejarah alam, geografi, tata bahasa, lukisan, dan teater. Dia juga menulis buku panduan mengenai Arabia yang mejadi buku larsi di Roma. Hanya sebagian dari karya-karyanya yang masih ada. Dia membuat perpustakaan yang berisi buku-buku mengenai berbagai macam topik, termasuk hasil karyanya sendiri. Plinius Tua menyebutnya sebagai penguasa sebanyak 65 kali dalam Naturalis Historia. Di kota Athena, sebuah monumen dibangun sebagai penghormatan atas karya-karya Juba II.

Juba II juga menulis buku tentang sejenis tanaman yang dia namai Euphorbia, diambil dari nama dokter pribadinya. Tanaman tersebut kemudian disebut Euphorbia regis-jubae (Euphorbia Raja Juba) sebagai penghormatan untuk Juba II. Kini tanaman tersebut dinamakan Euphorbia obtusifolia ssp. regis-jubae. Genus pohon palem Jubaea juga dinamai dari namanya.

Catatan kaki

  1. ^ a b c d Roller, Duane W. (2003) The World of Juba II and Kleopatra Selene "Routledge (UK)". hlm. 1-3. ISBN 0-415-30596-9.
  2. ^ Roller, Duane W. (2003) The World of Juba II and Kleopatra Selene Routledge (UK)ISBN 0-415-30596-9 p. 74
  3. ^ C.Michael Hogan, Mogador: Promontory Fort, The Megalithic Portal, ed Andy Burnham, November 2, 2007 [1]
  4. ^ a b Cleopatra Selene oleh Chris Bennett

Pranala luar

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41