Jalan Tol Cipularang, akronim dari Jalan Tol Cikampek–Purwakarta–Padalarang, adalah jalan tol di Indonesia yang menghubungkan Kecamatan Cikampek di Kabupaten Karawang dan Kecamatan Padalarang di Kabupaten Bandung Barat. Jalan Tol ini melintasi Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Bandung Barat. Jalan tol ini selesai dibangun pada akhir April 2005.
Sejarah
Cikal bakal pembangunan Tol ini dimulai sejak tahun 1990an kala itu pemerintah pada awalnya berencana akan membuat jalan tol penghubung antara Jakarta dengan Bandung yang akan bercabang dari Tambun atau Cikarang Barat kemudian berbelok ke selatan menuju Jonggol, lalu Cianjur (Mande/Ciranjang) hingga Padalarang yang terhubung dengan Tol Padaleunyi. Rencana proyek ini sempat dinamakan Plan Tol Cigolarang (Cikarang, Jonggol, Cianjur, dan Padalarang).[1] Jarak antara Jakarta dengan Bandung dengan trayek tol via Jonggol atau Cigolarang lebih singkat dari Tol yang saat ini. Namun, akhirnya proyek ini gagal bersamaan dengan gagalnya rencana memindahkan Ibukota Indonesia ke Kawasan Jonggol.[2] Akhirnya tol ini dibuat melintasi pegunungan timur Jatiluhur yang jalannya sebenarnya lebih curam dan diharuskan membangun banyak jembatan yang panjang dan tinggi untuk menyebrangi sungai dan jurang di trayek tersebut.
Pembangunannya dibagi 2, yaitu:
Tahap 1: Cikampek-Sadang (dibuka pada 1 Agustus 2003) dan Padalarang-Cikamuning (dibuka pada 21 September 2003) (17,5 km)
Tahap 2: Sadang-Cikamuning (dibuka pada 26 April 2005) (41 km)
Melalui tol ini, jarak Jakarta-Bandung hanya membutuhkan waktu 1jam30 menit (jika tidak macet) dan dihitung dari Cawang. Jalan tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Purbaleunyi (90 km).
Amblas dan Kecelakaan
Sejak dibuka pada 26 April 2005, telah 2 kali terjadi peristiwa amblasnya jalan. Setelah kejadian ini, truk dan trailer tidak boleh masuk Jalan Tol Cipularang.
Daerah di ruas tol Cipularang yang rawan kecelakaan adalah sepanjang kilometer 90 sampai dengan kilometer 100, dimana sepanjang 10 kilometer tersebut, arus dari arah Jakarta mengalami tanjakan panjang dan arus sebaliknya mengalami turunan panjang. Di dalam 10 kilometer tersebut, setiap tanjakan panjang dan curam biasanya terdapat penambahan lajur untuk truk dan bus yang berjalan lambat.
Tarif
Rute
Gol. I
Gol. II
Gol. III
Gol. IV
Gol. V
Padalarang - Cikamuning
3.500
5.000
6.500
8.500
10.000
Sadang - Jatiluhur
5.500
8.000
11.000
13.500
16.500
Dawuan - Sadang
6.500
10.000
13.500
16.500
20.000
Dawuan - Jatiluhur
12.500
18.000
24.500
30.500
36.500
Jatiluhur - Padalarang
25.500
38.000
50.500
63.000
76.000
Sadang - Padalarang
30.500
46.000
61.500
77.000
92.000
Dawuan - Padalarang
37.500
56.000
75.000
93.500
112.000
Tarif di atas juga berlaku untuk arah kebalikannya (reversibel), kecuali dari arah Jatiluhur ke Dawuan untuk Golongan I, yaitu Rp 12.000,00
Berlaku sejak tanggal 1 November 2015 pukul 00:00 WIB.
Dengan penundaan atas kebijakan redenominasirupiah, tarif di atas dinyatakan dalam unit rupiah normal.
Insiden
Tanggal 3 September2011Saipul Jamil, istri, dan 8 orang kerabat mengalami kecelakaan tunggal di jalan tol Cipularang Km 97 sekitar pukul 10.00 WIB saat bertolak dari Cimahi menuju Jakarta. Mobil Toyota Avanza yang dikemudikan oleh Saipul sendiri hilang keseimbangan kemudian menabrak pembatas jalan.[5][6] Diduga akibat Saipul mengemudi dalam keadaan mengantuk.[5][7] Saipul mengalami luka ringan sedangkan Virginia meninggal dunia akibat terlempar dari mobil yang mereka tumpangi.[6][8] Pada hari yang sama, jenazah Virginia yang diketahui tengah hamil dua bulan langsung dimakamkan di TPU Baros, Cimahi, Jawa Barat.[9][10]
Pada Senin, 11 November2024 - Kecelakaan beruntun terjadi di Jalan Tol Cipularang, Jawa Barat sekitar jam 15.15 WIB pada Senin, 11 November 2024. Tabrakan yang melibatkan puluhan kendaraan itu terjadi di ruas Jalan Tol Cipularang arah Jakarta dari Bandung. Communication Head Jasa Marga Metropolitan Tollroad Regional Division, Panji Satriya, menyatakan kecelakaan itu bermula dari truk pengangkut kardus yang kehilangan kendali. “Terjadi kecelakaan melibatkan sebuah truk pengangkut kardus di KM 92 ruas Tol Cipularang arah Jakarta,” kata Panji. Dari sebuah video yang dikirimkan oleh Patroli Jalan Raya (PJR) Induk Cipularang, Komisaris Polisi Joko Prihantono dan beredar di media sosial, terdapat pengendara yang merekam detik-detik kecelakan terjadi. Dalam video tersebut, jalanan tampak basah karena hujan, lalu sebuah truk bermuatan penuh menyalip kendaraan lain dari lajur kanan dengan kecepatan tinggi. Truk tersebut terguling ke arah kiri menubruk sejumlah kendaraan yang ada di depannya. Usai kejadian, terlihat sejumlah mobil saling bertumpuk dan beberapa pecahan bagian mobil berserakan di jalanan. Saat ini, terdapat 21 kendaraan yang terdampak dalam kecelakaan tersebut. Kecelakaan diduga disebabkan karena truk tersebut mengalami rem blong. "Kendaraan kontainer tidak dapat melakukan perlambatan (pengereman), sehingga kendaraan hilang kendali, kemudian terbalik di jalur," tutur Joko melalui aplikasi perpesanan. Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Komisaris Besar, Jules Abraham Abast mengatakan, belum bisa memastikan apakah kesulitan perlambatan itu disebabkan karena rem blong atau karena jalanan licin dan kendaraan tersebut melaju dengan kencang. "Kita gunakan metode TAA dan Scientific Crime Investigation yang melibatkan tim Polda dan Mabes," kata Jules dalam keterangannya yang dikutip Tempo. Kepolisian bersama dengan petugas lain tengah mengevakuasi dan mendata korban kecelakaan beruntun di Tol Cipularang. Sampai saat ini, terdapat 27 korban luka-luka dan 1 orang meninggal. Akibat kejadian tersebut, seluruh lajur tidak dapat dilalui, sehingga pengguna jalan yang hendak menuju Jakarta, dialihkan keluar melalui Gerbang Tol (GT) Cikamuning di KM 116 dan masuk Kembali melalui GT Jatiluhur di KM 84. [11]