Jacques Henrij Abendanon dan Rosa Abendanon adalah sepasang suami-istri yang dikenal karena menjadi salah satu sahabat pena Kartini dan kemudian menerbitkan surat-suratnya dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang (Door duisternis tot licht). Buku tersebut berpengaruh besar pada perkembangan Politik Etis di Hindia Belanda.[1]
Jacques Henrij Abendanon
Jacques Henrij Abendanon (14 Oktober 1852 – 13 Desember 1925) adalah Menteri Pendidikan, Agama, dan Industri Hindia Belanda dari tahun 1900 hingga 1905. Ia merupakan keturunan keluarga Yahudi Suriname yang kemungkinan besar berasal dari Portugis-Brasil.
Abendanon belajar hukum di Universitas Leiden dan lulus Ujian Mayor Kepegawaian di Delft. Pada tahun 1874 Abendanon berangkat ke Hindia dan ditempatkan di berbagai perguruan tinggi yudisial di Jawa. Sejak tahun 1878 ia menjadi ketua Landraad di Pati dan pada tahun 1881 menjadi anggota Dewan Kehakiman di Batavia.[3]
Setelah kematian istri pertamanya, Abendanon mengambil cuti di Eropa. Selama cuti ini ia bertemu dengan istri keduanya, Rosa Manuela Mandri. Bersama-sama, mereka pergi kembali ke Hindia Belanda dimana mereka bertemu dengan Kartini.
Abendanon merupakan pejabat yang sangat mendukung Politik Etis. Ia pernah menyatakan bahwa penduduk pribumi Hindia Belanda berhak atas perlakuan yang sama sepenuhnya dengan orang Eropa dan menolak diskriminasi. Bahkan secara khusus ia mempromosikan pendidikan Barat berbahasa Belanda untuk pribumi dan perempuan pada khususnya.[3] Namun, ia pernah berubah sikap menghalangi Kartini untuk bersekolah di Belanda. Alasannya adalah agar moral Politik Etis tetap terjaga dan kekhawatiran bahwa ia akan mendorong kelahiran kaum proletariat pribumi yang suka menunjuk keburukan sosial di Hindia Belanda.[4]
Rosa Abendanon
Rosa Manuela Abendanon-Mandri[3][5][6] (1 Agustus 1857 – 11 Maret 1944; dengan nama asli Rosa Manuela Mandri) adalah istri kedua dari J. H. Abendanon. Sejak mengenal Kartini, banyak surat-suratnya ditujukan pada Abendanon-Mandri.[1] Dalam suatu surat, Kartini bisa menebak logat dan tempat kelahirannya.[7]
Setelah Kartini meninggal dunia, Abendanon-Mandri mengirimkan surat-suratnya kepada Stella Zeehandelaar, yang menunjukkan keinginan untuk meminjam surat-surat Kartini. Ia mengaku merasa bersalah telah membantu Abendanon menghalangi cita-cita Kartini bersekolah ke Belanda, dan menerbitkan pemikiran-pemikiran Kartini adalah jalannya untuk menebus kesalahannya.[4]
Referensi
- ^ a b "Kartini Letters (KITLV) | Digital Collections". digitalcollections.universiteitleiden.nl. Diakses tanggal 2020-12-20.
- ^ a b c Ouwehand 2015, hlm. 3.
- ^ a b "Intrik Politik Orang-Orang Belanda di Belakang Perjuangan Kartini". Tirto.id. Diakses tanggal 2020-12-20.
- ^ Page, Melvin Eugene; Sonnenburg, Penny M. (2003). Colonialism: An International, Social, Cultural, and Political Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). ABC-CLIO. hlm. 309. ISBN 978-1-57607-335-3.
- ^ "Abendanon-Mandri, Rosa Manuela". neww.huygens.knaw.nl. Diakses tanggal 2020-12-20.
- ^ Muchoiyyaroh, Lilis (2014-08-21). "PENGARUH PEMIKIRAN WANITA-WANITA EROPA TERHADAP PEMIKIRAN KARTINI TENTANG PERAN DAN STATUS SOSIAL PEREMPUAN DI HINDIA BELANDA". Avatara. 2 (3): 534. ISSN 2354-5569.
Daftar pustaka
Pranala luar