Jaar, Dusun Timur, Barito Timur

Jaar
Kantor kepala desa Jaar
Kantor desa Jaar
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Tengah
KabupatenBarito Timur
KecamatanDusun Timur
Kode pos
73617
Kode Kemendagri62.13.01.2006 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 2°9′59.00″S 115°12′2.38″E / 2.1663889°S 115.2006611°E / -2.1663889; 115.2006611


Jaar adalah salah satu desa di Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan TengahIndonesia. Dahulu kala Jaar bernama Sangarwasi(Sangarasi)

Sejarah

HUBUNGAN RAJA-RAJA BANJAR DAN PENGETUA KAMPUNG JAAR-SANGARASI[1]

Pemerintahan Dinasti Negara Dipa/Daha

Pengetua Kampung Jaar-Sangarwasi Raja Banjar Hindu Keterangan
Risak & Biyoko
1360-1370
Raden Putra (Maharaja Suryanata) Raden Putra putera Prabu Hayam Wuruk
Uria Gadung (Raden Sira Panji)
1370-1405
Panji Agung Rama Natha Raden Sira Panji putera Panji Agung diutus untuk memegang Tanah Dusun
Uria Jannah
1405-1435
Maharaja Sukarama ***
Uria Inneh
1435-1480
Maharaja Mangkubumi (Raden Paksa) ***
Uria Lading
1480-1515
Maharaja Tumanggung (Raden Panjang) & Raden Mantri Alu Raden Mantri Alu ayahanda Pangeran Samudera
Uria Gamarak
1514-1550
Pangeran Samudera (Sultan Suriansyah) Pangeran Samudera masuk Islam 24 September 1526

Pemerintahan Dinasti Raja-Raja Banjar

Pengetua Kampung Jaar-Sanggarwasi Sultan Banjar Keterangan
Damhong Jawa
1550-1595
Sultan Rahmatullah
Sultan Hidayatullah 1
Damhong Jawa dilahirkan waktu Islam masuk ke Tanah Dusun kecuali Paju IV
Damhong Halang
1595-1628
Sultan Musta'in Billah (Pg. Senapati) Jaman Uria Mapas Negara & Putri Mayang Sari. Putera ke-2 Damhong, Ului Unro (Uria Biring) 1551 – 1585 (Gaib). Putri Mayang Sari menamakan Sanggar Jatang menjadi Sanggar Wasi dan Beliau dimakamkan di Jaar.[2]
Damhong Wato
1628-1650
Sultan Musta'in Billah (Raja Maruhum))
Sultan Inayatullah (Dipati Tuha)
Damhong Wijaya Meto
1650-1688
Sultan Saidullah (Kasuma Alam)
Sultan Ri'ayatullah (1660-1663)
Sultan Agung (1663-1679)
Damhong Wijaya Meto putera Uria Mapas dan Si Rapet (anak Patih Talam)
Damhong Wijaya Jati
1688-1735
Sultan Amrullah Bagus Kasuma (1679-1700).
Sultan Tahmidillah 1 (1700-1717).
Panembahan Kusuma Dilaga (1717-1730)

Sultan il-Hamidullah (1730-1734).

Sultan il-Hamidullah juga dikenal sebagai Sultan Kuning nenek moyang Pangeran Antasari.
Damhong Wijaya Arang
1735-1765
Sultan Tamjidillah 1 (1734-1759)
.Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah (1759-1761).
Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah putera Sultan il-Hamidullah
Tumanggung Sompok
1765-1790
Sultan Tahmidillah 2 (Sultan Batu)
1761-1801
Sultan Tahmidillah 2 putera Sultan Tamjidillah 1
Tumanggung Gayo
1790-1810
Sultan Sulaiman al-Mu'tamidullah (1801-1825) Sultan Sulaiman al-Mu'tamidullah putera Sultan Tahmidillah 2
Patinggi Wasi
1810-1835
Sultan Adam (1825-1857) Sultan Adam Al-Watsiq Billah putera Sultan Sulaiman al-Mutamidullah
Patinggi Baris
1835-1859
Sultan Tamjidillah 2 (1857-1859) Sultan Tamjidillah 2 Al-Watsiq Billah putera Sultan Muda Abdul-Rahman
Tewoeng
1859
Regent Amuntai Adipatie Danoe Radja TEW0ENG, seorang tua yang dihormati, lahir di Mengkatip, lalu tinggal di Sanger-Wassi (lanskap Pattei), Singa atau kepala kampung Sanger-Wassi dan Djaär, mengirimkan orang dan makanan dan menyediakan rumahnya untuk menginap Pangeran Antasari dan Goesti Umar beserta sekitar 50 orang pasukan Antasari dan membantu mereka dalam pengangkutan barang bawaan mereka, disertai oleh sembilan penduduk kampung Sanger-Wassi ke Ringkau-Kattan, dari sana TEW0ENG dan bawahannya kembali ke kampung mereka dan Antasari melanjutkan perjalanannya ke Doessoen-0loe. TEW0ENG dijatuhi hukuman oleh pemerintah kolonial Belanda karena menyediakan akomodasi di desa Sanger-Wassi, dan membantu Antasari dengan bahan makanan dan dengan tenaga kerja pribadi. menyatakan dia bersalah karena menyediakan perumahan dan dukungan dalam bahan makanan, pasukan dan tenaga kerja pribadi untuk menjaga kepala dan para pendukung pemberontakan terhadap otoritas hukum Hindia Belanda di Selatan dan Timur Borneo karenanya menghukumnya di luar hukuman mati, yang terdiri dari kerja paksa dalam rantai, selama lima belas tahun berturut-turut, di tempat di divisi Kalimantan Selatan dan Timur, yang akan ditentukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, didahului oleh pameran di bawah tiang gantungan, selama setengah jam, dan melunasi dalam biaya persidangan.[3]

Pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang

Pamakal Jaar Hindia Belanda/Jepang Keterangan
Pamakal Nuran
1859-1868
Regent Amuntai Adipatie Danoe Radja Sewaktu ini Pangeran Antasari Long March ke Puruk Cahu, singgah di Jaar hingga kakah Runjang sempat babintih dengan Pangeran Muhammad berikut 2 orang Maanyan Panguma Perangnya Sisayu & Sitanrok.
Pamakal Soir
1868-1880
*** ***
Pamakal Jangat (Kakah Hoo)
1880-1890
*** ***
Pamakal Banne
1890-1902
*** ***
Pamakal Pinggan
1902-1915
*** ***
Pamakal Linggut (Pamakal Tuha)
1915-1935
*** ***
Pamakal Suwai (Lamhah Nimis)
1935-1945
*** ***

Pemerintahan Republik Indonesia

Kepala Kampung Jaar Bupati Keterangan
Kepala Kampung Ngaras (Amhah Tode)
1945-1950
*** ***
Kepala Kampung Juman (Amhah Minding)
1950-1955
*** ***
Kepala Kampung Wijaya Balantek (Amhah Anjam)
1955-1960
*** ***
Kepala Kampung Sambung
1960-1965
*** ***
Kepala Kampung Nyiau
1965-1973
*** ***
Are Taker Wandin
1973-1974
*** ***
Kepala Kampung Atie Mungkal
1974-...
*** ***
Kepala Desa Runjen Adul *** ***
Kepala Desa Arponi R.Sonde, S.E(2018-2023) *** ***
Kepala Desa Pdt. Sugiyanto (2023-2028) *** ***

Referensi

-->

Lihat pula


A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41