Infoglobal I-22 Sikatan
Infoglobal I-22 Sikatan adalah program pengembangan pesawat tempur multiperan generasi 4,5 Indonesia yang dilakukan oleh PT. Infoglobal Teknologi Semesta.[1] Pesawat tempur ini sendiri akan dirancang sebagai pesawat tempur ringan bermesin ganda, berkursi ganda, dengan avionik modern dan fitur berperforma tinggi, untuk memenuhi peran penting sebagai fasilitas pelatihan penerbang modern melalui kinerja terbaiknya. Mockup dari pesawat tempur ini juga telah dipertunjukkan di arena outdoor Indo Defence Expo & Forum 2022 di booth OD 60 yang digelar di JlExpo Kemayoran pada 2-5 November 2022.[2] I-22 Sikatan adalah program pengembangan pesawat tempur kedua yang dilakukan oleh Indonesia. Sebelumnya, Indonesia, lebih tepatnya LAPAN pernah mengembangkan pesawat tempur multiperan siluman generasi lima bernama LAPAN Fighter Experimental (LFX)[3] pada tahun 2012 yang selanjutnya program tersebut dibekukan pada tahun 2013 hingga saat ini tanpa ada kejelasan. Sistem PenamaanHuruf "Ï" pada nama pesawat diambil dari nama perusahaan pembuatnya, yaitu Infoglobal, dan angka "22" menunjukkan tahun 2022 dimana mock-up pesawat ini pertama kali diperkenalkan di acara Indo Defence Expo & Forum.[4] Sedangkan nama Sikatan diambil dari nama sebuah spesies burung Sikatan yang tersebar di beberapa negara Asia Tenggara. Burung ini terkenal dengan kelincahannya dalam terbang. Pemberian nama Sikatan kepada pesawat I-22 memiliki harapan nantinya I-22 akan dapat terbang lincah layaknya burung Sikatan di alam liar.[4] Awalan HurufBerbeda dengan Amerika dan Tiongkok yang penamaan pesawatnya menggunakan awalan huruf untuk menunjukkan fungsi dari pesawat tersebut,[5][6] I-22 justru menggunakan nama perusahaan pembuatnya sebagai awalan huruf. Sistem penamaan ini sama seperti yang digunakan oleh Rusia untuk pesawat-pesawat mereka.[7] Sebagai contoh, huruf SU pada pesawat Su-57 menunjukkan perusahaan pembuat pesawat tersebut yaitu Sukhoi. Hal ini berlaku untuk hampir semua pesawat Rusia[7] seperti TU untuk Tupolev, MIG untuk Mikoyan, II untuk Ilyushin dan masih banyak lagi. Berbeda dengan Amerika dan Tiongkok yang huruf awalannya menunjukkan fungsi pesawat tersebut, seperti F untuk Fighter, J untuk Jianjiji (fighter), B untuk Bomber, H untuk Hongzhaji (bomber), dan lainnya.[6] Namun bukan berarti seluruh pesawat tempur buatan Indonesia nantinya akan menggunakan sistem penamaan tersebut mengingat nama I-22 Sikatan bukan diberikan oleh pemerintah, melainkan oleh perusahaan Infoglobal sendiri. DesainKonsep desain I-22 Sikatan digagas bekerja sama dengan firma desain kedirgantaraan lokal Vimana Litbang & Rekayasa,[8] yang diketuai oleh mantan penerbang kendaraan udara tak berawak komersial (UAV), Sunanto Ajidarmo. Di pameran tersebut, Sunanto menjelaskan i-22 Sikatan sebagai konsep pesawat tempur bermesin ganda dengan desain yang terinspirasi dari Saab JAS 39 Gripen.[9][10] Ini menampilkan desain penampang radar yang dikurangi dan sebagian besar menggunakan bahan komposit untuk meningkatkan karakteristik silumannya, tambahnya. I-22 Sikatan memiliki dimensi yang kompak dengan panjang 12,5 meter, rentang sayap 7 meter, dan tinggi 3,5 meter. Pesawat ini sengaja dirancang dengan ukuran kecil karena akan digunakan sebagai pesawat tempur utama dan bisa dipakai untuk patroli jarak jauh.[11] Konsep ini memiliki dua varian – satu dengan konfigurasi sayap canard, dan satu lagi tanpa sayap canard. Konfigurasi sayap canard memiliki lebar sayap 9 meter, sedangkan yang tidak memiliki sayap canard lebar sayap 9,6 meter. Kedua konsep tersebut dirancang sepenuhnya di dalam negeri oleh para insinyur dirgantara lokal.[12] Mock-up yang dipamerkan di Indo Defence 2022 adalah varian tanpa canard, dan dibuat sekitar 90% dari ukuran aslinya untuk memudahkan pengaturan pengiriman dan masih berupa mockup kasar. PengembanganProgram pengembangan akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, pesawat akan dikembangkan sebagai pesawat latih. Tahap kedua akan menjadi demonstran. Kemudian, fase terakhir, akan menjadi sistem penuh.[13] Infoglobal telah memulai Program Sikatan i-22 dengan tujuan penguasaan teknologi pesawat tempur dan membidik potensi pasar dengan memanfaatkan pengalaman dan keterampilannya dalam desain/produksi sistem pesawat yang hemat biaya. KontroversiI-22 Sikatan seringkali dipandang negatif khususnya oleh pengamat militer Korea Selatan dan Tiongkok. Desain I-22 Sikatan kerap dipandang mirip dengan KF-21 Boramae dari Korea Selatan dan J-20 dari Tiongkok. Bahkan beberapa pengamat militer Korea Selatan curiga kalau ada yang membocorkan teknologi inti KF-21 ke Indonesia dikarenakan waktu diperkenalkannya I-22 terlalu ‘kebetulan’ di tengah menunggaknya hutang Indonesia di proyek KF-21. mereka curiga kalau Indonesia akan keluar dari proyek KF-21 dan membangun I-22 dengan teknologi KF-21 yang telah di dapatkan secara diam-diam. Namun, berbeda dengan fakta dilapangan karena Kebanyakan masyarakat Korea bahkan belum mengetahui keberadaan i-22. Walau belum bisa dipastikan kebenarannya, beberapa pengamat militer Tiongkok juga ikut menuding kalau Indonesia telah mengcopy paste desain pesawat tempur J-20.[14] Walaupun CEO Infoglobal sendiri mengatakan kalau desain I-22 terinspirasi dari Jas-39 Gripen, namun tidak bisa dipungkiri kalau desain I-22 memang sangat mirip dengan J-20 Lihat JugaPesawat tempur di level yang samaRancangan pesawat tempur buatan IndonesiaLainnya
Referensi
|