Kolonel Inf. (Purn.) Imam Soetopo (17 Oktober 1940 – 11 Juli 2022) merupakan seorang perwira menengah angkatan darat dari Indonesia dan politikus yang menjabat sebagai Wali Kota Surakarta dari tahun 1995 hingga 2000. Sebelum memegang jabatan sebagai Wali Kota Surakarta, Soetopo memegang jabatan sebagai Komandan Komando Resor Militer 074.
Riwayat Hidup
Masa kecil
Imam Soetopo lahir tahun 1940.[1]
Karier militer
Soetopo masuk Akademi Militer pada tahun 1962 dan lulus pada tahun 1965 sebagai perwira menengah pertama dengan pangkat letnan dua dari kecabangan infanteri.[2] Setelah berdinas selama beberapa tahun di militer, Soetopo mencapai pangkat letnan kolonel dan ditempatkan di Singapura sebagai atase militer Indonesia untuk Singapura.[3]
Setelah berdinas di Irian Jaya, Soetopo memperoleh kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ia kemudian diangkat menjadi asisten operasi pada Komando Daerah Militer VIII/Brawijaya di Jawa Timur. Soetopo kemudian dipindahkan ke Sulawesi Selatan pada tanggal 8 Agustus 1988 dan ditempatkan sebagai Komandan Komando Resor Militer 141 yang bermarkas di Kabupaten Bone.[4] Usai bertugas di Bone selama kurang lebih dua tahun, Soetopo dipindahkan ke Komando Resor Militer 074 di Surakarta untuk menjabat sebagai komandan resor militer pada bulan Februari 1991. Selama memegang jabatan danrem di Surakarta, Soetopo memerintahkan pengerahan dua kompi tentara untuk mengamankan wilayah sekitar Waduk Kedungombo yang sebelumnya sempat dilanda tragedi Kasus Kedung Ombo.[5] Soetopo mengakhiri masa jabatannya sebagai danrem di Surakarta pada tanggal 6 November 1992.[6]
Wali Kota Surakarta
Soetopo dilantik sebagai Wali Kota Surakarta pada tanggal 9 Januari 1995, menggantikan Hartomo.[7] Setelah masa jabatannya sebagai wali kota habis, pemerintah provinsi Jawa Tengah menunjuk Tedjo Suminto untuk menggantikannya dalam kapasitas sebagai penjabat pada tanggal 12 Januari 2000.[8]
Di bawah kepemimpinan Soetopo, kota Surakarta mengalami perkembangan yang pesat dalam infrastruktur pariwisata. Jalan Surakarta-Yogyakarta dan Surakarta-Semarang serta sejumlah terminal dan stasiun mengalami perbaikan pada masa awal pemerintahan Soetopo. Landasan Bandar Udara Adi Sumarmo juga diperpanjang agar memenuhi standar internasional. Perkembangan-perkembangan dalam bidang infrastruktur ini terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya dengan pembangunan sejumlah hotel berbintang. Pendapatan Asli Daerah Surakarta juga mengalami peningkatan sebagai dampak dari pembangunan yang dilakukan oleh Soetopo dalam bidang pariwisata.[9]
Sebelum masa pemerintahan Soetopo, Surakarta dikenal oleh turis sebagai "kota pelesiran" karena keberadaan lokalisasi Silir di pinggiran kota.[10] Setelah Kota Surakarta ditetapkan sebagai kota budaya, Soetopo mengumumkan penutupan lokalisasi pada tahun 1998.[11][12] Para pekerja seks yang bekerja di lokalisasi tersebut kemudian berunjuk rasa di depang gedung DPRD Kota Surakarta dan meminta penundaan penutupan lokasi selama sekitar tiga bulan agar mereka bisa mencari mata pencaharian yang lain.[13] Kendati demikian, Soetopo menolak tuntutan para pekerja seks dan menggusur lokalisasi tersebut pada bulan Agustus 1998..[10]
Kehidupan pribadi
Soetopo menikah dengan Siswardinah. Pasangan tersebut memiliki empat anak.[11]
Soetopo wafat di Rumah Sakit Kasih Ibu di Surakarta pada pagi hari tanggal 11 Juli 2022. Sebelumnya Soetopo telah dirawat inap di rumah sakit selama beberapa waktu akibat luka pada panggul yang timbul karena ia terjatuh. Jenazahnya disemayamkan di kantor Wali Kota Surakarta sebelum dimakamkan di Pemakaman Astana Oetara dalam suatu upacara militer.[14][15]
Referensi
- ^ Bramantyo (11 Juli 2022). "Mantan Walikota Solo Iman Soetopo Tutup Usia, Pemakaman Secara Militer". Diakses tanggal 12 Juli 2022.
- ^ "ALUMNI - 1965". Akademi Militer. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Februari 2001. Diakses tanggal 12 Juli 2022.
- ^ Soedewo, Eri (1994). A Freedom Fighter: My Life with Eri-san. Airlangga University Press. hlm. 280.
- ^ "Current Data on the Indonesian Military Elite: July 1, 1989 - January 1 1992". Indonesia. 53: 128. April 1992.
- ^ "ABRI Saudara Kami". Tempo. 27 April 1991.
- ^ "Current Data on the Indonesian Military Elite: January 1, 1992 - August 31, 1993". Indonesia. 56: 145. Oktober 1993.
- ^ "Siswo Budoyo Ingin Main di Mangkunegaran". Kompas. 17 January 1995. hlm. 16. Diakses tanggal 12 Juli 2022.
- ^ "Daerah Sekilas: Solo - Tedjo Suminto dilantik selaku Pelaksana Tugas Harian Wali Kota Solo". Kompas. 13 January 2000. hlm. 6. Diakses tanggal 12 Juli 2022.
- ^ Ramdhon, Akhmad (2016). Merayakan Negara Mematrikan Tradisi. KITLV. hlm. 178-179.
- ^ a b "Layar "Pelesiran" Solo Digulung". Kompas. 28 Agustus 1998. hlm. 1. Diakses tanggal 12 Juli 2022.
- ^ a b Pratama, Gigih Windar (11 Juli 2022). "Sepak Terjang Imam Soetopo, Eks Wali Kota Solo Penutup Lokalisasi Silir". Solo Pos. Diakses tanggal 12 Juli 2022.
- ^ Anas, Syahirul (15 August 2003). "MUI Solo Usulkan Pendirian Islamic Center di Lokalisasi Silir". Tempo. Diakses tanggal 12 Juli 2022.
- ^ "200 WTS Silir ke DPRD Solo". Kompas. 2 July 1998. hlm. 9. Diakses tanggal 12 Juli 2022.
- ^ Sulistyowati, Fristin Intan (11 Juli 2022). "Mantan Wali Kota Solo Imam Soetopo Wafat, Prosesi Penghormatan Terakhir di Balai Kota". Kompas. Diakses tanggal 12 Juli 2022.
- ^ Fakhruddin, Muhammad (11 Juli 2022). "Mantan Wali Kota Surakarta Imam Soetopo Tutup Usia". Republika Jogja. Diakses tanggal 12 Juli 2022.