Batuan dari California, Amerika Serikat. Batuan yang tidak tertekan dengan ciri pumis di sebelah kiri, sedang batuan yang tertekan dengan ciri fiame di sebelah kanan
Ignimbrit adalah sebuah endapan dari aliran piroklastik, dimana aliran piroklastik sendiri merupakan suspensi panas dari partikel dan gas yang mengalir cepat dari gunungapi karena memiliki kepadatan lebih besar dari atmosfer di sekitarnya. Ahli geologi Selandia Baru, Patrick Marshall memberikan nama 'ignimbrit' yang berarti 'Awan debu berisi batuan berapi' (dari bahasa Latinigni- (api) dan imbri- (hujan)), karena terbentuk sebagai hasil dari ledakan besar abu piroklastik, lapili dan blok yang mengalir menuruni sisi gunung berapi.
Ignimbrit terbuat dari campuran abu vulkanik (atau tuf ketika mulai membatu) yang tersortasi sangat buruk bersama dengan batuapunglapili, yang umumnya memiliki fragmen litik yang tersebar. Abu-nya terdiri dari pecahan kaca (glass) dan fragmen kristal. Ignimbrit dapat berupa tidak terkonsolidasi maupun dalam kondisi solid (membatu) yang batuan-nya diberi nama Tuff-lapili . Bila dekat dengan sumber vulkanik (proximal), ignimbrit biasanya mengandung akumulasi blok litik yang tebal, dan bila jauh (distal), Ignimbrit banyak yang menunjukan akumulasi berangkal membundar dari batuapung
Ignimbrit dapat berwarnna putih, abu-abu, merah muda, beige, cokelat atau hitam tergantung pada komposisi dan kepadatannya. Banyak ignimbrit berwarna pucat bersifat dasitik atau riolitik. Ignimbrit yang berwarna lebih gelap dapat merupakan gabungan glass vulkanik padatatau kadang-kadang berkomposisi mafik.
Pengendapan
Ada dua model utama yang telah diusulkan untuk menjelaskan proses pengendapan ignimbrite dari arus piroklastik padat, yakni model pengendapan en masse dan model pengendapan progresif agradasif
Model en mass (secara massal) diusulkan oleh vulkanologis Robert Stephen John Sparks pada tahun 1976. Sparks berpendapat bahwa buruknya sortasi ignimbrit diakibatkan oleh arus laminar dari konsentrasi partikel yang begitu tinggi. Aliran piroklastik yang dibayangkan mirip dengan aliran debris, dengan tubuh partikel menjalani aliran laminar dan kemudian berhenti secara massal.
Akan tetapi, Branney dkk pada Tahun 2002 menunjukkan bahwa ignimbrit yang merupakan endapan, karakteristiknya tidak dapat mewakili suatu aliran. Dia menambahkan bahwa bahwa perubahan kimia merekam agradasi progresif di pusat aliran dari letusan gunung yang komposisinya berubah terhadap waktu.
Petrologi
Sebuah blok ignimbritGambar ignimbrit yang tertanam dilihat menggunakan mikroskop cahaya, yang terdiri dari tuf-lapili di sayatan tipis. ( ukuran beberapa mm)
Ignimbrit terdiri terutama dari matriks abu vulkanik (tefra) yang terdiri dari pecahan dan fragmen kaca vulkanik, fragmen batuapung, dan kristal. Fragmen kristal biasanya ditiup secara terpisah oleh letusan eksplosif. Kebanyakan fragmen kristal merupakan fenokris yang tumbuh dalam magma, tetapi beberapa dapat merupakan kristal - kristal eksotis seperti senokris, magma lain, batuan - batuan beku, atau dari country rock.
Mineralogi
Mineralogi suatu ignimbrit dikendalikan terutama oleh komposisi kimia sumber magma.
Kebanyakan ignimbrit bersifat silikat, dengan umumnya mengandung SiO2 lebih dari 65% .Komposisi kimia ignimbrit, seperti semua batuan felsik, berhubungan terutama dengan isi yang bervariasi dari natrium, kalium, kalsium, sedikit besi dan magnesium.
Alterasi
Ignimbrit panas berukuran besar dapat membuat beberapa bentuk kegiatan hidrotermal karena mereka cenderung menyelimuti tanah basah dan mengubur sungai. Air dari substrat tersebut akan keluar dari selimut ignimbrit di fumarol, geiser dan sejenisnya, suatu proses yang dapat memakan waktu beberapa tahun, misalnya pada letusan tuf Novarupta. Dalam proses pendidihan air ini, lapisan ignimbrit dapat termetasomatisme (terubah). Hal ini menyebabkan terbentuknya cerobong dan kantong - kantong batuan kaolin ter-alterasi
Distribusi
Ignimbrit yang terjadi di seluruh dunia berasosiasi dengan provinsi - provinsi vulkanik yang mempunyai kandungan magma yang tinggi silika dan menghasilkan erupsi eksplosif.
Branney MJ., Kokelaar P. (1992) A reappraisal of ignimbrite emplacement: progressive aggradation and changes from particulate to non-particulate flow during emplacement of high-grade ignimbrites. Bulletin of Volcanology. Vol 54, pp 504–520
Branney M.J. & Kokelaar, B.P. 2002, Pyroclastic Density Currents and the Sedimentation of Ignimbrites. Geological Society London Memoir 27, 143pp.
Branney M.J., Barry T.L., Godchaux M. (2004) Sheathfolds in rheomorphic ignimbrites. Bulletin of Volcanology. Vol 66, pp 485–491
Sparks R.S.J.(1976) Grain size variations in ignimbrites and implications for the transport of pyroclastic flows. Sedimentology 23, 147-188
Chapin C.E., Lowell G.R. (1979) Primary and secondary flow structures in ash-flow tuffs of the Gribbles Run paleovalley, central Colorado. Geology Society of America Special Paper. Vol 180, pp 137–154
Schmincke .H.-U, Swanson D.A. (1967) Laminar viscous flowage structures in ash-flow tuffs from Gran Canaria, Canary Islands. Geology. Vol 75, pp641–664
Freundt A. (1998) Formation of high grade ignimbrites Part II A pyroclastic suspension current model with implications for low grade ignimbrites. Bulletin of Volcanology. Vol 60, pp 545–567
Perez W., Alvarado G.E., GANS P.B (2006) The 322ka Tiribi Tuff: stratigraphy, geochronology and mechanisms of deposition of the largest and most recent ignimbrite in Valle Central, Costa Rica. Bulletin of Volcanology. Vol 69, pp 25–40
Ragan D.M., Sheridan M.F. (1972) Compaction of the Bishops Tuff. Geology society of America special bulletin. Vol 83, pp 95–106
Wolff J.A., Wright J.V. (1981) Rheomorphism of welded tuffs. Journal of Volcanology and Geothermal Research 10: 13–34
Kobberger G., Schmincke H. U. (1999) Deposition of rheomorphic ignimbrite D (Morgan Formation), Gran Canaria, Canary Islands, Spain. Bulletin of Volcanology. Vol 60, pp 465–485