Ibu Bumi |
---|
Sutradara | Chairun Nissa |
---|
Produser | Wini Angraeni |
---|
Pemeran | Bagus Widianto, Gun Retno, Yu Sukinah |
---|
Penata musik | Rikat Parikesit |
---|
Sinematografer | Muhammad Arif |
---|
Penyunting | Panji Pamikat |
---|
Perusahaan produksi | Sedap Films |
---|
Tanggal rilis | 2020 |
---|
Durasi | 23 menit |
---|
Negara | Indonesia |
---|
Bahasa | Bahasa Jawa |
---|
Ibu Bumi (Bahasa Inggris: Mother Earth) adalah sebuah film dokumenter pendek Indonesia tahun 2020 tentang lingkungan yang menyoroti partisipasi generasi muda petani Kendeng melawan pabrik semen. Tayang perdana secara online (live streaming) pada tanggal 25 Juli 2020, film dokumenter ini adalah produksi Sedap Films bersama Publish What You Pay (PWYP) Indonesia yang didukung oleh LBH Semarang dan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK).
Sinopsis
Bagus (20 tahun), petani yang tinggal di kawasan subur Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, gelisah dengan kerusakan lingkungan yang terjadi di tempat tinggalnya. Bersama kelompok musik punk-nya yang bernama Kendeng Squad, Bagus menyuarakan berbagai kegelisahannya ini. Ia membuat video klip “Berani Bertani” untuk merekam suara alam dan perusakan yang terjadi. Bagus berharap, musiknya bisa menjadi inspirasi untuk generasi muda untuk tetap menjaga alam.
Anak Muda dan Aktivisme
Dalam film ini, ada upaya untuk memperlihatkan bagaimana anak muda bisa jadi bagian dari aktivisme dengan cara masing-masing. Bahwa alam yang telah rusak akibat eksploitasi sumber daya besar-besaran tak hanya berdampak pada satu generasi, tetapi juga generasi-generasi selanjutnya. Kesadaran dan partisipasi anak-anak muda dalam gerakan perjuangan pun menjadi penting.
Sutradara film ini Chairun Nissa menyampaikan bagaimana anak muda adalah generasi penerus yang punya cara sendiri dalam merespons bentuk-bentuk ketidakadilan. Sedangkan produser film ini, Wini Angraeni, menyatakan bahwa Ibu Bumi mencoba memotret lebih dekat bagaimana sosok-sosok perjuangan Kendeng seperti Gun Retno meneruskan perjuangan kepada anak-anak muda yang merupakan generasi berikutnya.
Penghargaan
Penerima Piala Citra sebagai film dokumenter pendek terbaik pada Festival Film Indonesia 2020.
Referensi
[1]
[2] Diarsipkan 2021-01-16 di Wayback Machine.
[3]
Pranala luar
Trailer [4]
Pemutaran Perdana [5]