* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik
I Komang Putra (lahir 6 Mei 1972) adalah seorang pemain sepak bolaIndonesia. Dia merupakan legenda hidup untuk PSIS Semarang. Terakhir kali ia bermain di Persis Solo, ia juga pernah memperkuat timnas di ajang Piala Asia 2000 di Lebanon dan SEA Games 1999. Posisi dalam bermain adalah sebagai penjaga gawang. Ia biasa disapa dengan nama panggilan IKP, ia juga identik dengan nomor punggung dua belas.
Saat ini IKP mempunyai kesibukan dan tugas sesuai dengan bidangnya, yaitu menjadi tim kepelatihan penjaga gawang untuk klub PSIS Semarang di Liga 1 Indonesia.
Karier
Arseto Solo
IKP mulai dikenal saat membela tim “biru langit” Arseto Solo tahun 1994. Di Arseto Solo, IKP membela Arseto Solo sampai tahun 1998 ketika Arseto Solo dinyatakan bubar karena adanya pergantian rezim.
Bersama Persema Malang, IKP turut berkontribusi mengantarkan klub yang berasal dari kota Malang itu menjadi Runner up Divisi Utama Liga Indonesia 2008/09.
Persis Solo LPIS
IKP bergabung di tim Persis Solo versi Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) musim kompetisi 2012/2013. IKP tak hanya mengemban tugas sebagai kiper, tetapi juga mengisi posisi sebagai pelatih kiper.
Alasan utamanya menuju Persis Solo adalah dirinya ingin sekali dekat dengan keluarga di Kota Surakarta.[1]
9 Juni 2013 menjadi hari yang tidak dilupakan IKP selama membela Persis Solo LPIS, tepatnya pada saat Persis Solo bertandang ke markas PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Lima detik usai peluit ditiupkan, lemparan petasan dan batu terus beterbangan. Salah satu batu mengenai tepat dikepalanya. Dia terjatuh dan meregangek kesakitan, para pemain pun langsung menolongnya. Sempat hendak mau digantikkan oleh kiper kedua Johan Setyawan, IKP ternyata bangun kembali, dan dengan perban dikepala IKP mengawal gawang PErsis Solo sampai akhir laga. Selama 90 menit pertandingan berjalan lemparan batu mercon hingga botol makin terus deras terbang tertuju ke para pemain Persis Solo termasuk dirinya. Namun ban kapten ditangannya, dan juga kegigihannya bangkit dari luka dikepalanya menguatkan para pemain lainnya untuk terus bermain. Sayang hingga peluang berakhir, Persis Solo harus pulang dengan tangan hampa karena kalah tipis oleh gol Moneiga Bagus.[2]
IKP mengakhiri karier pemain sepak bola profesionalnya di Persis Solo dan melanjutkan karier sebagai Pelatih Kiper bagi tim Persis Solo.