Irjen. Pol. (Purn.) Drs. I Ketut Untung Yoga Ana (lahir 21 April 1960) adalah seorang Purnawirawan Polri yang sebelumnya menjabat sebagai Wairwasum Polri.
Ketut Yoga, lulusan Akpol 1984 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan sebelumnya adalah Pati SSDM Polri (penugasan pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi).
Biografi
Jenderal bintang dua ini mengatakan jika menjadi seorang anggota Polri bukanlah impiannya. Sejak kecil, putra keenam dari 12 bersaudara itu punya cita-cita sederhana yakni menjadi pegawai negeri sipil atau pengusaha patung.
Ketut Untung Yoga dibesarkan di keluarga yang sederhana di mana kedua orangtuanya berprofesi sebagai seorang guru. Sewaktu masih duduk di bangku SMP, Untung Yoga pernah menjadi kuli panggul di tanah kelahirannya, Mengwi, Kabupaten Badung. Dia bekerja dengan harapan uang yang dia dapatkan dari kuli panggul bisa menambah uang sakunya. Dan sewaktu SMA, Untung Yoga juga pernah magang di usaha pembuatan patung dan kerajinan tangan.
Setamat SMA Negeri 1 Denpasar, dia diterima di Sekolah Tinggi Telkom (STT) di Bandung. Dia pun berangkat ke Bandung untuk persiapan studi tapi belum sempat dia menjalani studinya di STT Bandung, garis tangan menentukan lain. Baru seminggu di Bandung, dia dipanggil pulang ke Bali karena lolos seleksi calon taruna Akabri. Dia harus mengikuti seleksi tingkat nasional di Magelang, Jawa Tengah. Kesempatan itu tidak disia-siakannya. Untung Yoga segera berangkat ke Magelang untuk bersaing dengan calon-calon taruna dari 27 provinsi di Indonesia. Mungkin karena pandai dan punya fisik yang bagus, Untung Yoga akhirnya lolos dari "kawah candradimuka" selama enam bulan di Lembah Tidar. Pimpinan kemudian menempatkannya di Akademi Kepolisian. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Akpol pada tahun 1984, dia ditempatkan di Pusat Komando dan Pengendalian Operasi (Puskodalops) Polda Metro Jaya. Dia banyak belajar keterampilan dasar kepolisian di Puskodalops. Sebagai Pamapta waktu itu, dia harus menangani pengaduan masyarakat dan mengendalikan operasi.
Selama kariernya, dia pernah menjadi staf di Korspri Kapolda Sumbagsel, Kabag Serseum Polda Jateng, Wakapolres Lubuk Linggau, dan menduduki jabatan orang nomor satu di lima polres. Dia juga pernah mengenyam penugasan di luar negeri, masing-masing di Namibia (1989) dan Bosnia (1996-1997), sebagai anggota pasukan perdamaian PBB. Selama ini, lulusan Akademi Kepolisian 1984 itu biasa ditempatkan di komando (Polres) atau memimpin pasukan (Samapta). Tak kurang lima jabatan kapolres pernah ia pegang, yaitu Kapolres Sukoharjo (2000), Klaten (2001), Depok (2002), Tangerang (2003-2005), serta Kapolres Jakarta Barat (2005). Dia juga pernah menjabat Wakil Direktur Samapta Polda Metro Jaya (2002) yang membawahi ribuan pasukan.
Jendral bintang dua ini memiliki 3 anak yakni: Nyoman Widya Pranata Putra, Made Budi Perwira Putra dan Putu Diah Putri Utami.[butuh rujukan]
Riwayat jabatan
- Kabag Serse Polda Jateng
- Wakapolres Lubuk Linggau
- Kapolres Sukoharjo (2000)
- Kapolres Klaten (2001)
- Wadir Samapta Polda Metro Jaya (2002)
- Kapolres Metro Depok (2002)
- Kapolres Metro Tangerang (2003)
- Kapolres Metro Jakarta Barat (2005)
- Kabid Humas Polda Metro Jaya
- Kapolwiltabes Bandung (2008—2009)
- Kabagpenum Ropenmas Divhumas Polri (2009—2010)
- Wakapolda Gorontalo[1] (2010)
- Karopenmas Divhumas Polri (2010)
- Wakapolda Bali (2011—2013)
- Kapolda NTT (2013—2014)
- Kasespimti Sespim Lemdikpol (2014—2015)
- Kadivhubinter Polri (2015—2017)
- Wakalemdiklat Polri[2] (2017)
- Pati SSDM Polri (penugasan pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi) (2017)
- Wairwasum Polri (2017—2018)
Referensi