Hutan batu bara adalah petak luas lahan basah yang menutupi sebagian besar wilayah tropis Bumi selama akhir Zaman Karbon (Pennsylvanian) dan Permian.[1][2] Saat bahan nabati dari hutan ini membusuk, deposit gambut yang sangat masif menumpuk, yang kemudian berubah menjadi batu bara.
Sebagian besar karbon di deposit gambut yang dihasilkan oleh hutan batu bara berasal dari pemecahan fotosintesiskarbon dioksida, melepaskan oksigen yang menyertai pemisahan ke atmosfer. Proses ini mungkin bisa meningkatkan kadar oksigen hingga sekitar 35%. Peningkatan kadar Oksigen menjadikan hewan dengan sistem pernapasan yang tidak efisien lebih mudah bernafas, sehingga hewan tersebut berkembang dengan pesat pada masa itu. Hal ini bisa terlihat dari perbandingan ukuran Meganeura dengan capung modern.[3]
Referensi
^Cleal, C. J. & Thomas, B. A. (2005). "Palaeozoic tropical rainforests and their effect on global climates: is the past the key to the present?" Geobiology, 3, p. 13-31.
^Schneider; et al. (2002). "Insect size in the Carboniferous in contrast with contemporary analogues: a reflection of atmospheric oxygen content". International Journal of Paleoecology. 15 (21): 168–192.
Pranala luar
Coal forest. Department of Earth and Environmental Sciences, The Open University. Retrieved January 6, 2012.