Setelah Komunike Bersama Jepang-RRT pada 1972, Jepang mencabut pengakuan terhadap Republik Tiongkok (Taiwan) sebagai pemerintahan resmi tunggal dari China. Namun, Jepang memiliki hubungan tingkat pekerjaan non-pemerintahan dengan Taiwan.[1]
Sejarah
Pada 1600an, terdapat perdagangan antara Jepang dan Taiwan. Belanda mengkolonisasi Taiwan sebagai basis dagang dengan Jepang pada 1924. Pada era Kerajaan Tungning (1662–83), Jepang membawa kulit rusa, gula dan sutra dari Taiwan dan menjual metal presius, porselen, senjata dan pakaian kapas. Uang Jepang dipakai di taiwan pada masa itu dan para pedagang Jepang diijinkan tinggal di Keelung.[2][3][4]
Pada 1874, pasukan Jepang menginvasi selatan Taiwan untuk menyerang suku-suku penduduk asli, dalam membalas pembunuhan 54 prajurit Ryukyu pada 1871.
Lihat pula
Referensi
Bacaan tambahan
- Cohen, J 1973 The Dynamics of China's Foreign Relations, p. 50-56, Harvard University Press, Cambridge
- Iriye, A. Cohen, W 1989 The United States and Japan in the Postwar World, p. 21-34, The University Press of Kentucky, Lexington
- Hu, S. ‘Japan and the Cross-Taiwan Strait Conflict,’ Journal of Chinese Political Science, Vol. 11, No. 2 (Fall 2006): pp. 83–103.
- Schonberger, H 1989 Aftermath of War - Americans and the Remaking of Japan, 1945–1952, p. 275-285, The Kent State University Press, Kent
- Wilkins, Thomas, ‘Taiwan-Japan Relations in an Era of Uncertainty’ Asia Policy, Vol. 13, (January 2012), pp. 113–132.
Pranala luar
|
---|
Afrika | | |
---|
Asia | |
---|
Eropa | |
---|
Amerika Utara | |
---|
Oseania | |
---|
Amerika Selatan | |
---|
Multilateral | |
---|
Sebelumnya | |
---|
Sejarah | |
---|
Perebutan wilayah | |
---|
Topik terkait | |
---|
|
|
---|
Afrika | | |
---|
Amerika | |
---|
Asia | |
---|
Eropa | |
---|
Oseania | |
---|
Lain-lain | |
---|
Topik terkait | |
---|
|