Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Hima adalah tanah atau sungai yang dilindungi oleh seorang pemimpin Arab sebagai tanda kemuliaan.
Hima ada yang permanen dan ada yang tidak. Hima permanen berlaku pada tanah yang subur dan memiliki sumber air. Tanah ini dapat dimanfaatkan dan diwariskan kepada anggota keluarga. Hima berjangka waktu dapat berubah menjadi permanen jika pemimpin suka. Misalnya, sebidang tanah dilindungi pada musim semi. Setelah beberapa musim, kesuburan tanah terlihat. Jika ternyata subur, pemimpin dapat menjadikan tanah tersebut hima permanen. Jika tidak, dia dapat mencabut status hima dan mencari tanah yang baru. Tanah hima dipasangi tanda tertentu. Dalam catatan Nabi Muhammad ditemukan bahwa tanah hima dipasangi palang yang tertulis nama. Kawasan Dhariyah di Jazirah Arab adalah sebuah daerah hima yang terkenal.[1]
Rujukan
^Ali, Jawwad (2019) [1956-1960]. Kurnianto, Fajar, ed. كتاب المفصل في تاريخ العرب قبل الإسلام [Sejarah Arab Sebelum Islam–Buku 5: Politik, Hukum, dan Tata Pemerintahan]. Diterjemahkan oleh Ali, Jamaluddin M.; Hendiko, Jemmy. Tangerang Selatan: PT Pustaka Alvabet. hlm. 173–174. ISBN978-602-6577-28-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-08. Diakses tanggal 2020-09-27.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)