Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan-hewan yang digunakan dalam penelitian ilmiah di laboratorium. Jenis hewan yang digunakan dalam percobaan bervariasi tergantung pada tujuan penelitian, tetapi sering kali berupa tikus, mencit, kelinci, dan primata seperti monyet. Mereka digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, misalnya biologi, kedokteran, farmasi, dan psikologi, untuk memahami proses biologis, mengembangkan pengobatan baru, dan menguji keamanan produk kesehatan manusia.
Penggunaan hewan percobaan telah dijadikan banyak topik perdebatan.[1][2] Sejumlah kelompok advokasi hak asasi hewan menyerukan untuk menghapus atau mengurangi penggunaan hewan dalam penelitian karena masalah etis dan kesejahteraan hewan.[3] Pada tahun 1959, sebuah prinsip yang disebut 3R diusulkan agar penggunaan hewan percobaan menjadi lebih etis. Prinsip ini meliputi penggantian (replacement), pengurangan (reduction), dan penyempurnaan (refinement).[4][5]
^Russell, William M. S.; Burch, Rex L. (1992). The principles of humane experimental technique. Universities Federation for Animal Welfare. Potters Bar, Herts: Universities Federation for Animal Welfare. ISBN978-0-900767-78-4.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Institute of Laboratory Animal Resources; National Research Council, ed. (2011). Guide for the care and use of laboratory animals (edisi ke-8). Washington, D.C: National Academies Press. ISBN978-0-309-15400-0.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)