Heimosodat
Istilah bahasa Finlandia Heimosodat (tunggal "heimosota")[a][1] merujuk pada serangkaian konflik bersenjata dan ekspedisi militer rahasia pada tahun 1918–1922 ke beberapa wilayah bekas Kekaisaran Rusia yang berbatasan dengan Finlandia dan dihuni oleh kelompok etnik Finnik lainnya. Istilah ini diterjemahkan sebagai "Perang Bangsa Sejenis", "Perang untuk masyarakat sekerabat", "Perang sesaudara",[2] atau "Perang Kekerabatan," secara khusus merujuk pada kekerabatan masyarakat rumpun Finnik. Sukarelawan Finlandia ikut serta dalam konflik ini, dengan motif menegakkan kendali Finlandia atas wilayah yang dihuni oleh masyarakat Finnik lain yang masih serumpun, atau untuk membantu masyarakat Finnik lain meraih kemerdekaan dari Rusia Soviet. Banyak sukarelawan ini terinspirasi dari gagasan "Finlandia Raya". Beberapa konflik tersebut adalah serangan dari Finlandia, dan beberapa adalah pemberontakan lokal di mana sukarelawan ingin membantu rakyat lokal meraih kemerdekaan atau mengambil alih wilayah mereka untuk Finlandia. Menurut Aapo Roselius, sekitar 10.000 sukarelawan dari Finlandia ikut serta dalam berbagai konflik bersenjata berikut ini.[3]
Fenomena ini berhubungan erat dengan nasionalisme dan iredentisme, setelah Finlandia baru saja secara resmi meraih kemerdekaan nasional pada tahun 1917, dan sebagian populasi merasa mereka mempunyai kewajiban untuk membantu masyarakat Finnik lain yang serumpun untuk meraih kemerdekaan juga. Estonia, "bangsa sekerabat" yang berkerabat dekat dan berjumlah paling besar, telah meraih kemerdekaan pada waktu yang sama, tetapi memiliki sedikit sumber daya, sedikit lembaga yang siap mendukung posisinya, dan ada lebih banyak tentara Rusia Bolshevik di perbatasannya. Masyarakat Finnik lainnya berada dalam tingkat kebudayaan, kemampuan ekonomi dan politik yang lebih rendah. Perang Saudara Finlandia telah membangkitkan rasa nasionalisme yang kuat di kalangan warga negara Finlandia dan masyarakat Finnik lainnya, dan mereka melakukan aksi nyata untuk mewujudkan perasaan tersebut. Selama dua dekade berikutnya, orang Finlandia ikut serat dalam aktivitas nasionalisme yang relatif banyak (contohnya Karelianisme dan Finnikisasi negara dan lembaganya). Kebangkitan ini berhubungan dengan trauma dan perpecahan pada masa Perang Saudara Finlandia. Banyak simpatisan Putih dalam Perang Saudara berubah menjadi nasionalis radikal setelah perang. Periode perang total tahun 1939–45 yang melelahkan — yang juga sebagian besar menyatukan bangsa — mengurangi antusiasme ini. Lihat juga
Catatan
Referensi
|