Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus.
Artikel ini perlu dikembangkan dari artikel terkait di Wikipedia bahasa Inggris. (Februari 2024)
klik [tampil] untuk melihat petunjuk sebelum menerjemahkan.
Lihat versi terjemahan mesin dari artikel bahasa Inggris.
Terjemahan mesin Google adalah titik awal yang berguna untuk terjemahan, tapi penerjemah harus merevisi kesalahan yang diperlukan dan meyakinkan bahwa hasil terjemahan tersebut akurat, bukan hanya salin-tempel teks hasil terjemahan mesin ke dalam Wikipedia bahasa Indonesia.
Jangan menerjemahkan teks yang berkualitas rendah atau tidak dapat diandalkan. Jika memungkinkan, pastikan kebenaran teks dengan referensi yang diberikan dalam artikel bahasa asing.
Hassan bin An-Nu'man Al-Ghassani (bahasa Arab: حسان بن النعمان الغساني) adalah seorang jenderal Arab dari Kekhalifahan Umayyah yang memimpin penaklukan Muslim terakhir di Ifriqiyah, serta menegakkan pemerintahan Islam di daerah tersebut. Diangkat menjadi jendral oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Hassan meluncurkan serangkaian agresi selama akhir abad ke-7, serta mengalahkan koalisi Bizantium dan Berber yang dipimpin oleh Kahinah. Ibukota provinsi Bizantium, Kartago dihancurkan pada tahun 698 dan kota terdekat Tunis didirikan pada tahun berikutnya. Di Kairouan, Hassan mendirikan pemerintahan Muslim di provinsi tersebut untuk memungut pajak dari penduduk Kristen dan menggaji pasukan. Dia mendaftarkan ribuan anggota Berber ke dalam ketentaraan, yang terbukti berperan penting bagi keberhasilan militer Muslim di kemudian hari di Maghreb dan Semenanjung Iberia. Gubernur Mesir, Abdul Aziz bin Marwan, akhirnya memecat Hassan karena perebutan pengaruh atas kawasan Afrika.
Asal-usul
Silsilahnya adalah Hassan bin An-Nu'man bin Adi bin Bakr bin Mughits bin Amr bin Muziqiya bin Amir bin Al-Azd.[1] Hassan bin An-Nu'man berasal dari suku Bani Ghassan, yang secara militer memimpin sekutu suku ArabKekaisaran Bizantium di Suriah pada abad sebelum penaklukan Muslim atas wilayah tersebut pada tahun 630-an.[2] Sebagian dari anggota suku tersebut tetap beragama Kristen setelah penaklukan dan bermigrasi ke sisa wilayah Kekaisaran Bizantium, tetapi beberapa anggota suku tetap tinggal di Suriah dan menjadi bagian dari pasukan Suriah, inti dari militer Umayyah.[2]