Gerakan Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka Indonesia

Lambang Gerakan Pramuka
Pimpinan Budi Waseso
Didirikan 14 Agustus 1961
Pembubaran
Negara Indonesia
Kantor Gedung Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Jalan Medan Merdeka Timur No. 6, Jakarta 10110
Bumi perkemahan Buperta Cibubur, Jakarta Timur
Website www.pramuka.or.id
www.pramuka.id
Artikel ini tersedia dalam versi lisan
Dengarkan versi lisan dari artikel ini
(4 bagian, 50 menit)




Ikon Wikipedia Lisan
Berkas-berkas suara berikut dibuat berdasarkan revisi dari artikel ini per tanggal 13 Oktober 2022 (2022-10-13), sehingga isinya tidak mengacu pada revisi terkini.

Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana, lebih dikenal sebagai Gerakan Pramuka Indonesia, adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia.

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga (7–10 tahun), Pramuka Penggalang (11–15 tahun), Pramuka Penegak (16–20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.

Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, dan bangsa Indonesia.

Gerakan Pramuka dipimpin oleh Ketua Kwartir Nasional, yang saat ini dijabat Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Budi Waseso.

Etimologi

Kata "pramuka" merupakan akronim dari "praja muda karana", yang berarti "jiwa muda yang suka berkarya". Namun, sebelum singkatan ini ditetapkan, kata "pramuka" asalnya diambil oleh Sultan Hamengkubuwono IX dari istilah bahasa Jawa pramuka (dibaca /pramukɔ/) yang berarti "pasukan terdepan dalam perang". Dalam Kamus Bausastra Jawa karya W.J.S Poerwadarminta tahun 1939, pramuka berarti pangarep atau lelurah, yang artinya "pemimpin".[1]

Sejarah

Bendera Gerakan Pramuka Indonesia
Lambang identitas dari INPO yang berupa bendera merah dan putih berukuran 84 x 120 cm.

Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.[2] Di Jakarta, didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinders-Organisatie (JIPO) pada tahun yang sama.[2][3] Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.[2] Di luar Jawa, para pelajar sekolah agama Sumatera Barat mendirikan kepanduan El-Hilaal pada tahun 1928.[4]

Organisasi Kepanduan Indonesia di seputaran tahun 1920-an.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan Undang Undang ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.[5]

Masa Hindia Belanda

Anggota pramuka dari Indonesia (pada masa Hindia Belanda) sedang melakukan jambore internasional di Amsterdam, Belanda pada 19 Juli 1937.

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai "saham" besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepanduan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.

Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandsche Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Vereeniging Nederlandsch Indische Padvinders" (NIPV) pada tahun 1916.[3]

Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hizbul Wathan" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.

Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).

PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928–1935 bermunculan gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernapas utama kebangsaan maupun bernapas agama. Kepanduan yang bernapas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernapas agama El-Hilaal, Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia (KAKI), dan Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19–23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Perang Dunia II

Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya. Karena Pramuka merupakan suatu organisasi yang menjunjung tinggi nilai persatuan. Oleh karena itulah bangsa Jepang tidak mengizinkan Pramuka di Indonesia.

Masa Republik Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud dilaksanakan pada tanggal 27–29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai martir gerakan kepanduan di Indonesia. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20–22 Januari 1950.

Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsep baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupkan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepanduan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.

Mungkin agak aneh juga jika direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organisasi kepanduan mengadakan konferensi di Jakarta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi, dan pada 1953 berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia.

IPINDO merupakan federasi bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-10 IPINDO menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta pada tanggal 10–20 Agustus 1955.

Sebagai wadah pelaksana kegiatan kepanduan, IPINDO merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepanduan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini menghasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan kepramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan November 1958, pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".

Jika Jambore untuk putra dilaksanakan di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga IPINDO mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepanduan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepadan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Paragraf 330 yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian “kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme” (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Presiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr. A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan, dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu:

  1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka.
  2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja.
  3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
  4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, serta penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961.

Selain pelantikan pengurus Gerakan Pramuka, pada tanggal 14 Agustus 1961 pula dilangsungkan defile Pramuka yang bertujuan untuk memperkenalkan secara resmi Gerakan Pramuka Indonesia kepada khalayak. Sejak itu, tanggal 14 Agustus kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka.[6]

Gerakan Pramuka diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibu kota Jakarta, tetapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

Pasca-Reformasi

Pramuka dijadikan ekstrakurikuler wajib pada tahun 2013 dengan adanya Kurikulum 2013. Meskipun demikian, sekolah-sekolah, terutama Sekolah Dasar, sudah menjadikan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib sejak lama sebelum kebijakan ini.[7][8]

Pada Juli 2017, pemerintah Indonesia menangguhkan dukungan untuk Gerakan Pramuka Indonesia setelah Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka Adhyaksa Dault menyatakan dukungannya untuk Hizbut Tahrir,[9] karena Hizbut Tahrir bertentangan dengan landasan legislatif Indonesia Pancasila.[10] Bantuan keuangan ditangguhkan menunggu klarifikasi dari Adhyaksa Dault atas kehadirannya di rapat umum Hizbut Tahrir pada tahun 2013 dan wawancara dengan videografer Hizbut Tahrir[11] yang menyatakan "Kekhalifahan adalah ajaran Nabi. Jika Tuhan menghendaki, dengan atau tanpa bantuan kita, khilafah akan bangkit. Cara kita mungkin berbeda tapi tujuan kita sama. Itulah mengapa saya di sini. Kita terus membuat perubahan kecil. Kita harus membuat perubahan besar. Tatanan dunia harus diubah. Kita harus memaksakan syariah."[9]

Tujuan

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:

  • Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani;
  • Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia, dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik, dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa, dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup, dan alam lingkungan.[12]

Prinsip dasar

Lambang Kwarnas Gerakan Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar[12] sebagai berikut:

  1. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya
  3. Peduli terhadap diri pribadinya.
  4. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Metode

Metode Kepramukaan[12] merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:

  • Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
  • Belajar sambil melakukan.
  • Kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi.
  • Kegiatan yang menarik, dan menantang.
  • Kegiatan di alam terbuka.
  • Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan.
  • Penghargaan berupa tanda kecakapan.
  • Satuan terpisah antara putra, dan putri.

Keanggotaan

Pasukan 17 Paskibra yang diambil dari Pramuka

Anggota Gerakan Pramuka[12] terdiri dari Anggota Muda, dan Anggota Dewasa. Anggota Muda adalah Peserta Didik Gerakan Pramuka yang dibagi menjadi beberapa golongan di antaranya:

  1. Golongan Siaga merupakan anggota yang berusia 7 s.d. 10 tahun
  2. Golongan Penggalang merupakan anggota yang berusia 11 s.d. 15 tahun
  3. Golongan Penegak merupakan anggota yang berusia 16 s.d. 20 tahun
  4. Golongan Pandega merupakan anggota yang berusia 21 s.d. 25 tahun

Anggota yang berusia di atas 25 tahun berstatus sebagai anggota dewasa. Anggota dewasa Gerakan Pramuka terdiri atas:

Tenaga Pendidik
  • Pembina Pramuka
  • Pelatih Pembina
  • Pembantu Pembina
  • Pamong Saka
  • Instruktur Saka
Fungsionaris
  • Ketua, dan Andalan Kwartir (Ranting s.d. Nasional)
  • Staf Kwartir (Ranting s.d. Nasional)
  • Majelis Pembimbing (Gugus Depan s.d. Nasional)
  • Pimpinan Saka (Cabang s.d. Nasional)
  • Anggota Gugus Dharma Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka Indonesia memiliki 17.103.793 anggota (per 2011),[13] menjadikan Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan terbesar di dunia.

Lambang

Lambang Gerakan Pramuka[12] adalah Tunas Kelapa.

Sifat

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu:

Nasional

Organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Internasional

Organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina, dan mengembangkan rasa persaudaraan, dan persahabatan antara sesama Pandu, dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

Universal

Kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja

Lagu

H. Mutahar salah seorang pejuang, pengubah lagu, dan tokoh Pramuka menciptakan sebuah Hymne Pramuka bagi Gerakan Pramuka. Lagu itu berjudul Hymne Pramuka. Hymne Pramuka menjadi lagu yang selalu dinyanyikan dalam upacara-upacara yang dilaksanakan dalam Gerakan Pramuka.

Syair lagu Hymne Pramuka adalah

Kami Pramuka Indonesia
Manusia Pancasila
Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan
agar jaya, Indonesia, Indonesia
tanah air ku
Kami jadi pandumu.

Kode kehormatan

Kode kehormatan dalam Gerakan Pramuka terdiri dari tiga janji yang disebut "Trisatya" dan sepuluh moral yang disebut "Dasadarma". Khusus untuk golongan siaga kode kehormatan terdiri dari dua janji yang disebut "Dwi Satya" dan dua moral yang disebut "Dwi Darma"

Trisatya Pramuka

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

  • Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia,dan mengamalkan Pancasila
  • Menolong sesama hidup, dan mempersiapkan diri serta membangun masyarakat
  • Menepati Dasadarma
Dasadarma Pramuka
  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Cinta Alam, dan kasih sayang sesama manusia.
  3. Patriot yang sopan, dan kesatria.
  4. Patuh, dan suka bermusyawarah.
  5. Rela menolong, dan tabah.
  6. Rajin, terampil, dan gembira.
  7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
  8. Disiplin, berani, dan setia.
  9. Bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.
  10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Lencana Kwartir Daerah (sekarang)

Sumatra

Jawa

Kalimantan

Bali dan Nusa Tenggara

Sulawesi

Kepulauan Maluku dan Papua

Lambang Kwartir Daerah (dulu)

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "History of Scouting". Dizhaowa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-17. Diakses tanggal 2023-04-20. 
  2. ^ a b c Buku Panduan Museum Sumpah Pemuda. Museum Sumpah Pemuda, Jakarta. 2009. 
  3. ^ a b "Het Padvindersblad; officieel orgaan der Vereeniging Nederlandsch Indische Padvinders, jrg 20, 1934, no 3, 1934". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 2021-12-01. 
  4. ^ Mestika Zed; Amri, Emizal; Edmihardi (2002). Sejarah perjuangan kemerdekaan 1945-1949 di Kota Padang dan sekitarnya. Yayasan Citra Budaya Indonesia. hlm. 22. ISBN 978-979-95830-5-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 2020-10-31. 
  5. ^ Wakil Presiden Sosialisasikan Undang-Undang Pramuka[pranala nonaktif permanen], tempo interaktif. Diakses pada 27 September 2011.
  6. ^ "Keppres 104-2004::Pengesahan AD Gerakan Pramuka". ngada.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-24. Diakses tanggal 2020-09-12. 
  7. ^ "Pramuka Menjadi Ekskul Wajib". Kompas.com. 20 November 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-01. Diakses tanggal 26 Januari 2022. 
  8. ^ Wibowo, Said Edy (26 Juli 2017). "Ektrakurikuler Wajib Pramuka Pada Kurikulum K13 dan Sebuah Pemikiran". Kumparan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 26 Januari 2022. 
  9. ^ a b http://www.theaustralian.com.au/news/world/indonesian-boy-scout-leader-called-for-sharia-law/news-story/889feb92be1eefc9f06412fb6387363a Indonesian Boy Scout leader called for sharia law
  10. ^ "Indonesia to disband hardline Islamist group Hizb ut-Tahrir". Reuters. 8 May 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-15. Diakses tanggal 14 May 2017. 
  11. ^ https://www.youtube.com/watch?v=UqgoY7nY0HA Diarsipkan 2022-10-19 di Wayback Machine. Adhyaksa Dault Dukung Khilafah
  12. ^ a b c d e Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (edisi ke-Hasil Munaslub 2012). Kwartir Nasional, Jakarta. 2012. 
  13. ^ "Sensus Pramuka Indonesia" (PDF). World Organization of the Scout Movement. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-08-31. Diakses tanggal 13 Januari 2013. 

Pranala luar

Read other articles:

British road cyclist Russell DowningPersonal informationFull nameRussell DowningBorn (1978-08-23) 23 August 1978 (age 45)Rotherham, EnglandHeight1.71 m (5 ft 7+1⁄2 in)Weight64 kg (141 lb)[1]Team informationCurrent teamRetiredDisciplinesRoadTrackRoleRiderRider typeSprinterAmateur teams1998Brite Voice2000Miche Pena2001UVCA Troyes2019Giordana Cycling Professional teams1999–2001Linda McCartney On Tour2002iTeamNova.com2003Time Life Repair20…

For the former local government district, see Sedgley Urban District. For the surname, see Sedgley (surname). Not to be confused with Sedgeley. This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Sedgley – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (June 2016) (Learn how and when to remove this message) Human sett…

Questa voce o sezione sull'argomento attori britannici non cita le fonti necessarie o quelle presenti sono insufficienti. Puoi migliorare questa voce aggiungendo citazioni da fonti attendibili secondo le linee guida sull'uso delle fonti. Segui i suggerimenti del progetto di riferimento. Michelle Gomez al San Diego Comic-Con 2017 Michelle Gomez, all'anagrafe Michelle May Romney Marsham Antonia Gomez (Glasgow, 23 novembre 1966), è un'attrice britannica. Indice 1 Biografia 2 Vita privata 3 Fi…

v · mDélégation de Pennsylvanie au Congrès des États-Unis Sénateurs John Fetterman (D) Bob Casey, Jr. (D) Représentants (liste des districts) Brian Fitzpatrick (R) Brendan Boyle (D) Dwight Evans (D) Madeleine Dean (D) Mary Scanlon (D) Chrissy Houlahan (D) Susan Wild (D) Matt Cartwright (D) Dan Meuser (R) Scott Perry (R) Lloyd Smucker (R) Summer Lee (D) John Joyce (R) Guy Reschenthaler (R) Glenn Thompson (R) Mike Kelly (R) Chris Deluzio (D) Délégations par États Alabama Alaska Ariz…

此条目序言章节没有充分总结全文内容要点。 (2019年3月21日)请考虑扩充序言,清晰概述条目所有重點。请在条目的讨论页讨论此问题。 哈萨克斯坦總統哈薩克總統旗現任Қасым-Жомарт Кемелұлы Тоқаев卡瑟姆若马尔特·托卡耶夫自2019年3月20日在任任期7年首任努尔苏丹·纳扎尔巴耶夫设立1990年4月24日(哈薩克蘇維埃社會主義共和國總統) 哈萨克斯坦 哈萨克斯坦政府與…

Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin merupakan seorang sultan pada Kesultanan Banten. Ia juga dikenal dengan nama Sultan Ishaq dan berkuasa di Banten dalam rentang waktu 1803 - 1808. Biografi Sultan Ishaq naik tahta menggantikan Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin.[1] Pada masa pemerintahannya terjadi pertikaian dengan Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1810, dan ia ditangkap kemudian diasingkan ke Batavia. Selanjutnya pada 22 November 1808, Daen…

Gnathostomata Periode 462–0 jtyl PreЄ Є O S D C P T J K Pg N Ordovisium tengah - Sekarang TaksonomiKerajaanAnimaliaFilumChordataInfrafilumGnathostomata Zittel, 1879 Subkelompok †Placodermi (ikan berzirah) Eugnathostomata †Acanthodii (hiu bertulang belakang) Chondrichthyes (ikan bertulang rawan via Acanthodii) Osteichthyes (ikan bertulang, nenek moyangtetrapoda) lbs Gnathostomata (jepang: /ˌnæθoʊˈstɒmətə/) adalah kelompok vertebrata yang memiliki rahang. Istilah Gnathostomata…

Filming for a Ladbrokes Bingo advert, taking place just off Water Street in Liverpool City Centre The city of Liverpool, England, is a popular location for the filming and setting of films and television shows, both fictional and real. The following article provides a list of films and television shows which have been shot in Liverpool. The list includes a wide array of films and TV shows, ranging from those that were almost entirely shot and set in the city (e.g. The 51st State, Brookside) to t…

يفتقر محتوى هذه المقالة إلى الاستشهاد بمصادر. فضلاً، ساهم في تطوير هذه المقالة من خلال إضافة مصادر موثوق بها. أي معلومات غير موثقة يمكن التشكيك بها وإزالتها. (مارس 2020) يجب على المرء أن يميز مفاهيمياً بين الأنبياء بمعنى الكتب النبوية والأفراد الذين يطلق عليهم الأنبياء. تتضمن ه…

Dara-laut kecil Dara-laut di Australia Yang satu ini di Spanyol Status konservasi Risiko Rendah  (IUCN 3.1) Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Charadriiformes Famili: Sternidae Genus: Sterna Spesies: S. albifrons Nama binomial Sternula albifronsPallas, 1764 Sinonim Sterna albifrons Sternula albifrons albifrons Dara-laut kecil (Sternula albifrons) atau (Sterna albifrons) adalah Burung laut yang berfamilia Sternidae atau dalam Bahasa Indonesianya, Dar…

Beba LončarLončar dalam film komedi seks tahun 1966 The Birds, the Bees and the ItaliansLahirDesanka Lončar28 April 1943 (umur 81)Beograd, Serbia pada masa pendudukan JermanKebangsaanSerbiaPekerjaanPemeranTahun aktif1960–1982 Desanka Beba Lončar (Kiril Serbia: Десанка „Беба“ Лончар, lahir 28 April 1943) adalah seorang pemeran film Serbia-Italia. Ia tampil dalam 52 film antara 1960 dan 1982. Ia lahir di Beograd, Serbia. Dikenal karena karier filmnya pada 1960a…

Topper (comic strip) For the comic-strip term, see Topper (comic strip). This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: The Topper comics – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (March 2012) (Learn how and when to remove this message) The TopperThe cover of The Topper #1Publication informationPublis…

Period of European history between AD 1000 and 1350 High Middle AgesEurope and Mediterranean regionLarge mapEurope and the Mediterranean region, c. 1190 British Isles   Gaelic Kingdoms   Principality of Wales   Kingdom of England   Kingdom of Scotland   Earldom of Orkney (Norway)   Kingdom of Mann and the Isles (Norway) Northern Europe   Kingdom of Norway (872–1397)   Kingdom of Sweden   Kingdom of Denmark   Terra Mariana   Grand Duc…

Period of feminist activity, 19th and early 20th centuries Part of a series onFeminism History Feminist history History of feminism Women's history American British Canadian German Waves First Second Third Fourth Timelines Women's suffrage Muslim countries US Other women's rights Women's suffrage by country Austria Australia Canada Colombia India Japan Kuwait Liechtenstein New Zealand Spain Second Republic Francoist Switzerland United Kingdom Cayman Islands Wales United States states Intersectio…

Not to be confused with Water resources management in Nicaragua. Nicaragua: Water and Sanitation Data Access to an improved water source 85% (2010) [1] Access to improved sanitation 52% (2010) [1] Continuity of supply (%) 53% Average urban water use (l/c/d) Average urban domestic water and sewer bill for 20m3 6.50 US$/month Share of household metering n/a Share of collected wastewater treated 42% Annual investment in WSS 9 US$ /capita Share of self-financing by utilities 16% (199…

Village in Dobrich Province, BulgariaPchelarovo ПчеларовоVillagePchelarovoCoordinates: 43°43′36″N 27°55′09″E / 43.72667°N 27.91917°E / 43.72667; 27.91917Country BulgariaProvinceDobrich ProvinceMunicipalityGeneral Toshevo MunicipalityArea • Total26.444 km2 (10.210 sq mi)Elevation222 m (728 ft)Time zoneUTC+2 (EET) • Summer (DST)UTC+3 (EEST) Pchelarovo is a village in General Toshevo Municipality, Dob…

Cecropis Cecropis abyssinicaTaksonomiDivisiManiraptoriformesKelasAvesOrdoPasseriformesFamiliHirundinidaeGenusCecropis F. Boie, 1826 Tata namaSinonim takson Lillia SpesiesLihat teks Cecropis adalah sebuah genus burung layang-layang besar yang ditemukan di Afrika dan Asia tropis. Hewan ini juga terdapat di sisi selatan Eropa, dan juga di Australia dalam jumlah yang kecil. Genus ini terkadang digolongkan dalam genus Hirundo.[1] Genus Cecropis diperkenalkan oleh ahli zoologi Jerman Friedrich…

Voce principale: Eccellenza 1998-1999. Eccellenza Trentino-Alto Adige(DE) Oberliga Trentino-Südtirol1998-1999 Competizione Eccellenza Trentino-Alto Adige Sport Calcio Edizione 8ª Organizzatore FIGC - LNDComitato Regionale Trentino-Alto Adige Luogo  Italia Partecipanti 16 Cronologia della competizione 1997-1998 1999-2000 Manuale Il campionato di Eccellenza Trentino-Alto Adige 1998-1999 è stato l'ottavo organizzato in Italia. Rappresenta il sesto livello del calcio italiano. Questo è il c…

Jalur PiccadillyIkhtisarJenisBawah tanah dan atas tanahSistemLondon UndergroundStasiun53Penumpang210,169 juta (2011/12) [1] passenger journeysColour on mapBiru tuaSitus webtfl.gov.ukOperasiDibuka1906OperatorTransport for LondonDepoCockfostersNorthfieldsRangkaian1973 Tube Stock6 kereta per rangkaianData teknisPanjang lintas71 km (44 mi)Lebar sepur4 ft 8+1⁄2 in (1.435 mm) Transport for London rail lines London Underground Bakerloo Sentral Lingkar Di…