5,502–6,434 tewas 36,896–43,792 terluka 251,301–310,000 kehilangan tempat tinggal
Gempa besar Hanshin (阪神・淡路大震災,Hanshin Awaji daishinsai), atau dikenal sebagai gempa bumi Kobe, terjadi pada tanggal 17 Januari 1995, pukul 05:46:53 waktu setempat (16 Januari pukul 20:46:53 UTC) di bagian selatan Prefektur Hyogo, di Jepang dan termasuk kedalam wilayah yang dikenal sebagai Hanshin. Gempa tercatat berkekuatan 6,9 pada skala momen magnitudo dan memiliki intensitas maksimum 7 pada Skala Intensitas Seismik JMA dan IX (Hebat) pada Skala intensitas Mercalli yang dimodifikasi. Getaran berlangsung selama kurang lebih 20 detik. Hiposentrum gempa terletak 17 km di bawah pusat gempa, di ujung utara Pulau Awaji, 20 km dari pusat kota Kobe.
Sekitar 6.434 orang meninggal akibat gempa ini; sekitar 4.600 di antaranya berasal dari Kobe. Di antara kota-kota besar, Kobe, dengan populasi 1,5 juta jiwa, adalah yang paling dekat dengan pusat gempa dan terkena gempa terkuat. Ini adalah gempa paling mematikan di Jepang pada abad ke-20 setelah gempa bumi Kanto Besar pada tahun 1923, yang merenggut lebih dari 105.000 jiwa.
Gempa bumi
Sebagian besar gempa bumi terbesar di Jepang disebabkan oleh subduksi Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik, dengan mekanisme yang melibatkan pelepasan energi di dalam lempeng subduksi atau akumulasi dan pelepasan tekanan secara tiba-tiba pada lempeng di atasnya. sering terjadi di wilayah pesisir timur Laut Jepang.
Gempa bumi besar Hanshin termasuk dalam tipe ketiga, yang disebut "gempa dangkal pedalaman". Gempa bumi jenis ini terjadi di sepanjang patahan aktif. Bahkan pada magnitudo yang lebih rendah, gempa ini bisa sangat merusak karena sering terjadi di dekat daerah berpenduduk dan karena lokasinya yang tidak terlalu besar. hiposenter terletak kurang dari 20 km di bawah permukaan. Gempa bumi Besar Hanshin dimulai di utara pulau Awaji, yang terletak tepat di selatan Kobe. Gempa bumi ini menyebar ke arah barat daya di sepanjang Sesar Nojima di Awaji dan ke arah timur laut di sepanjang Suma dan Suwayama. patahan yang melintasi pusat Kobe. Pengamatan deformasi pada patahan ini menunjukkan bahwa daerah tersebut mengalami kompresi timur-barat, yang konsisten dengan pergerakan kerak yang diketahui sebelumnya. Seperti gempa bumi lain yang tercatat di Jepang bagian barat. antara tahun 1891 dan 1948, gempa bumi tahun 1995 mempunyai mekanisme strike-slip yang mengakomodasi pemendekan Lempeng Eurasia timur-barat akibat tumbukannya dengan Lempeng Laut Filipina di pusat Honshu.
Kerugian
Korban jiwa: 6.434 orang, korban hilang: 3 orang, luka berat-ringan: 43.792 orang
Korban yang mengungsi: di atas 300.000 orang
Total kerusakan rumah tinggal: 250.000 bangunan dengan perincian 104.906 hancur total, 144.274 hancur sebagian, 390.506 bangunan rusak, sekitar 460.000 keluarga kehilangan tempat tinggal atau tempat tinggal mengalami kerusakan
Korban akibat kebakaran: 7,483 bangunan terbakar habis, di antaranya 6.148 bangunan tempat tinggal (rumah dan apartemen), 9.017 keluarga kehilangan tempat tinggal
Kerugian lain: jalan dan jalan raya mengalami kerusakan di 10.069 tempat, 320 bangunan jembatan mengalami kerusakan, kerusakan pinggiran sungai di 430 tempat, tanah longsor di 378 tempat.
Total kerugian: 10 triliun yen, sebesar 2.5% dari GDP Jepang pada saat itu.
Kerusakan bangunan dan sarana jalan
Gempa Bumi mengakibatkan infrastruktur yang disebut "lifeline", seperti jalan, jalur kereta api, listrik, air minum, gas, dan telekomunikasi menjadi lumpuh total.
Kebakaran besar menyusul gempa Bumi ditambah terjadinya badai api hampir memusnahkan semua bangunan rumah tinggal di distrik Shin-Nagata kota Kobe, tetapi usaha pemadaman yang dilakukan berhasil mencegah kerugian lebih besar.
Di kota Nishinomiya, rumah-rumah tinggal yang dibangun di atas punggung bukit terbawa tanah longsor sehingga memakan korban jiwa dalam jumlah besar.
Foto stasiun KA JR Rokkomichi yang hancur dan foto stasiun Hankyu Itami yang runtuh bersama kereta api yang siap berangkat di saat terjadinya gempa pada pukul 05:46 pagi menjadi bukti-bukti kekuatan Gempa Bumi besar Hanshin. Foto jalan layang Hanshin Expressway yang runtuh juga mendominasi halaman utama surat kabar di seluruh dunia pada hari-hari sesudah gempa Bumi terjadi.
Jaringan kereta api juga mengalami kerusakan berat, hanya sepertiga dari rel kereta api antara Osaka dan Kobe yang dapat dipakai. Jalur KA Hanshin mengalami kerusakan yang paling parah karena sebagian besar tiang penyangga rel yang dibangun pada tahun 1967 tidak didesain untuk tahan gempa. Tiang-tiang penyangga rel banyak yang runtuh menimpa jalan raya di bawahnya sehingga jalan tidak dapat dilewati. Stasiun KA bawah tanah Daikai yang ada di kota Kobe juga amblas mengakibatkan jalan raya yang ada di atasnya ikut runtuh.
Jalan layang Hanshin Expressway yang menghubungkan Osaka dan Kobe runtuh sebanyak 10 ruas jalan di tiga tempat, sehingga jalur lalu lintas ke/dari kota Kobe putus. Pelabuhan Kobe juga mengalami kerusakan sehingga kegiatan bongkar-muat tidak dapat dilakukan. Sebagian besar jalan tol pelabuhan juga runtuh dan baru bisa dibuka kembali pada tanggal 30 September1996.
Jalan Meishin Expressway yang menghubungkan Nagakute di luar kota Nagoya (Prefektur Aichi) dengan Nishinomiya hanya mengalami kerusakan ringan, tetapi sempat ditutup selama beberapa minggu untuk kendaraan umum kecuali kendaraan yang mengangkut bantuan.
Tiang penyangga rel kereta Shinkansen yang terletak tinggi di atas tanah mengalami kerusakan, sehingga jalur kereta Shinkansen ke Jepang bagian barat terputus, tetapi Bandara Internasional Kansai yang dibangun di atas pulau buatan tidak mengalami kerusakan.
Jembatan Akashi-Kaikyo yang sedang dibangun di dekat episentrum gempa tidak mengalami kerusakan, tetapi rentang jembatan bertambah lebar 1 meter akibat menjauhnya lempeng tektonis.
Kegiatan relawan
Jumlah relawan yang membantu korban gempa Bumi rata-rata sekitar 20.000 orang per hari. Dalam 3 bulan pertama, total relawan yang datang membantu sekitar 1.170.000 orang. Pemerintah Jepang kemudian menetapkan tanggal 17 Januari sebagai Hari Relawan dan Penanggulangan Gempa Bumi.
Penamaan gempa
Pada hari-hari sesudah gempa, sebagian besar surat kabar di Jepang menggunakan istilah Gempa Bumi besar Kansai (関西大震災code: ja is deprecated , Kansai daishinsai) karena kehancuran terjadi dalam skala besar yang bisa dibandingkan dengan Gempa Bumi besar Kanto (関東大震災code: ja is deprecated , Kanto daishinsai).
Kantor meteorologi Jepang menggunakan istilah Heisei nana-nen (1995-nen) Hyogo-ken nambu jishin (平成7年(1995年)兵庫県南部地震code: ja is deprecated , Gempa Bumi Prefektur Hyogo bagian selatan) yang ternyata kurang populer karena daerah yang menderita gempa Bumi bukan hanya Prefektur Hyogo bagian selatan.
Istilah populer untuk gempa Bumi ini adalah Gempa Bumi besar Hanshin (阪神大震災code: ja is deprecated , Hanshin daishinsai, bahasa Inggris: Great Hanshin Earthquake) yang dipakai pertama kali oleh surat kabar Mainichi, sedangkan nama gempa Bumi ini secara resmi adalah Gempa Bumi besar Hanshin-Awaji (阪神・淡路大震災code: ja is deprecated , Hanshin-Awaji daishinsai), mengikuti istilah yang digunakan pemerintah Jepang.
Upacara peringatan
Di kota Kobe, pada tanggal 17 Januari setiap tahunnya diadakan berbagai upacara untuk mengenang korban Gempa Bumi besar Hanshin-Awaji.
Kobe Luminarie adalah acara tahunan berupa iluminasi yang dilangsungkan di kota Kobe setiap bulan Desember. Lampu-lampu berwarna-warni dirangkai menjadi berbagai variasi motif dan bentuk seperti pintu gerbang dan bagian depan (façade) gereja.
Di pagi hari tanggal 17 Januari, upacara peringatan detik-detik terjadinya gempa Bumi diadakan di lapangan kota Kobe dengan menyalakan ratusan batang lilin di dalam potongan bambu yang disusun membentuk angka 1.17 (cara penulisan tanggal dalam bahasa Jepang untuk bulan Januari tanggal 17). Di malam harinya, upacara peringatan yang serupa juga dilangsungkan di tempat lain.