Gangguan listrik akibat bajing sering terjadi di berbagai tempat dan dapat mengganggu jaringan listrik. Sejumlah pihak memperkirakan bahwa bajing lebih berbahaya terhadap kelangsungan Internet, infrastruktur, dan sarana-prasarana daripada teroris. Meski berbagai pihak meminta masyarakat agar tidak terlalu khawatir, bajing sudah berkali-kali terbukti mampu melumpuhkan jaringan listrik di Amerika Serikat dan negara-negara lain.[1][2] Walaupun banyak orang mengutamakan nilai humornya, mereka tetap menyatakan bahwa ancaman bajing terhadap keamanan siber masih ada dan cukup mengkhawatirkan.[3][4] Kasus pemadaman jaringan listrik akibat bajing telah dipetakan.[5]
Cakupan
Sejak Hari Memorial sampai 31 Agustus 2013, 50 pemadaman listrik akibat bajing terjadi di 24 negara bagian Amerika Serikat. Kota-kota yang terdampak meliputi Mason City, Iowa, dan Portland, Oregon.[6] Sebagian besar liputan media membandingkan jumlah pemadaman listrik akibat bajing dengan pemadaman listrik akibat teroris. Para komentator kadang bercanda bahwa militer harus turun tangan untuk memburu bajing yang menyebabkan gangguan listrik, contohnya, "Bajing dikerahkan, berencana melancarkan Terorisme siber melawan umat manusia - Dan mereka tidak sendirian."[7]
atau "Squirrelus interruptus: 5 sarana yang dipadamkan oleh bajing - Bagaimana bajing menaklukkan tempat penyimpanan senjata nuklir?"[6] Jaringan listrik bukan satu-satunya jenis infrastruktur yang terancam oleh bajing. Tempat penyimpanan senjata nuklir juga disebut sebagai target bajing. Bajing tanah diketahui mengganggu situs rudal nuklir bawah tanah di Malmstrom Air Force Base, Montana. Bajing mampu menggali tanpa mengenai pagar dan pendeteksi gerak. Seperti hewan-hewan sejenisnya, bajing dapat menggigit kabel listrik dan merusaknya. Selain itu, bajing yang masuk lewat permukaan memicu ribuan alarm palsu setiap tahun.[6]
Pencegahan
Bajing merusak fasilitas distribusi listrik dengan menggali terowongan dan menggigit karet pelindung kabel.[8][9] Biasanya, ketika seekor bajing memadamkan jaringan listrik, bajing tersebut mati karena badannya menjadi perantara aliran bertegangan tinggi dengan tanah.[10] Pencegahan terhambat oleh bajing yang mampu melewati pelindung plastik, menggigit insulasi, dan memaksa masuk lewat lubang kecil ke gardu induk.[11] Sejumlah gardu mulai mencegah gangguan akibat bajing dengan memasang pengalihan jaringan otomatis dan fitur-fitur lain.[12]
Ukuran
Gangguan listrik akibat bajing di Amerika Serikat diamati oleh American Public Power Association (APPA).[11] APPA mengembangkan pelacak data bernama "The Squirrel Index" (TSqI) untuk menganalisis pola dan waktu "serangan bajing" terhadap jaringan listrik. TSqI adalah ukuran yang menghitung tingkat per 1.000 pelanggan dalam kurun waktu tertentu, lalu mengindikasikan dua periode "aktivitas bajing" tertinggi atau "bulan-bulan puncak aktivitas bajing" (SqPMS) dalam satu tahun, Mei–Juni dan Oktober–November, ketika gangguan lebih banyak terjadi.[13]
Analisis
Menurut survei One Security Expert, ancaman nyata terhadap infrastruktur penting di seluruh dunia adalah bajing. Bajing diketahui mengakibatkan lebih banyak kerusakan infrastruktur penting daripada perang siber oleh negara atau organisasi musuh.[14]
Kerusakan disengaja oleh teroris manusia sering dijadikan acuan utama saat mengukur ancaman terhadap pasokan listrik Amerika Serikat; sejumlah pakar keamanan siber percaya bahwa infrastruktur negara seperti jaringan listrik sangat mungkin menjadi target teroris. Namun, menurut peneliti keamanan Cris Thomas, dikenal pula dengan samaran SpaceRogue, "Kita mengalami banyak pemadaman listrik akibat bajing di 50 negara bagian ... [termasuk] Hawaii, daerah tanpa bajing, tetapi ada ayam di sana."[15][16]
Kasus spesifik
Seekor bajing memadamkan listrik ke komputer perdagangan otomatis NASDAQ tahun 1997. Listrik bursa efek padam selama 90 menit. Dua puluh juga perdagangan terdampak oleh pemadaman tersebut.[8][17][18] NASDAQ padam lagi selama 30 menit pada tahun 2014 akibat bajing.[19][20][21] Sejumlah pihak menyoroti bahwa serangan siber oleh teroris manusia justru lebih jarang daripada gangguan listrik akibat bajing.[14]
Pada tahun 2015, John C. Inglis, mantan wakil direktur National Security Agency, mengatakan bahwa ia menilai jaringan listrik sebagai salah satu sarana yang dapat dilumpuhkan oleh bencana alam dan serangan siber. Ia menambahkan: "[J]ujur saja, ancaman terbesar yang dihadapi jaringan listrik Amerika Serikat sampai saat ini adalah bajing."[22][23] Selain bajing, alat pengawas bayi juga dianggap sebagai ancaman potensial terhadap keamanan siber.[24]
Masalah serupa muncul di Jerman. Pada tahun 2005, seekor "bajing siber" melumpuhkan seluruh jaringan listrik di sebelah selatan Sungai Elster selama satu jam. Bajing ini dijuluki "pengebom bunuh diri berbulu" ("pelzige[r] Selbstmordattentäter").[25]
Di Amerika Serikat, bajing menyebabkan banyak pemadaman listrik di Pennsylvania.[n 1] Pada Januari 2017, Cris Thomas mengatakan bahwa enam orang di Amerika Serikat tewas akibat hal-hal yang dipicu oleh serangan bajing terhadap infrastruktur seperti pemadaman listrik.[18][44]
Seorang komentator mengkritik pers Britania Raya karena dianggap menegaskan "perselisihan etnis antara populasi bajing merah dan bajing abu-abu Britania Raya serta permusuhan sekaligus ancaman pemusnahan terhadap bajing abu-abu (dianggap sebagai imigran dan teroris)".[45] Seekor bajing yang melakukan serangan fisik pernah dicap sebagai "bajing teroris."[46]
^Hofmann, Alex (January 21, 2016). "Power outages and the squirrel connection". American Public Power Association Official Association Blog. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-03. Diakses tanggal June 8, 2017.