Prof. Dr. Fransisco Budi Hardiman (lahir 31 Juli 1962) adalah Guru Besar Filsafat pada Universitas Pelita Harapan Jakarta. Ia memperkenalkan pemikiran kritis Jurgen Habermas ke dalam masyarakat Indonesia lewat dua bukunya, "Kritik Ideologi" dan "Menuju Masyarakat Komunikatif". Setelah menerbitkan kedua karyanya itu ia belajar filsafat di Munich Jerman untuk meneliti Teori Diskursus yang dirumuskan oleh Habermas.[1][2]
Kerusuhan-kerusuhan massa yang terjadi di Indonesia telah mengubah minat risetnya dari teori kritis menuju riset tentang kekerasan massa. Sekembalinya ke tanah air, ia mulai memikirkan dasar-dasar antropologis negatif dari kendala-kendala menuju demokrasi yang masih sering dialami masyarakat Indonesia. Disertasinya berjudul "Die Herrschaft der Gleichen. Eine kritische Ueberpruefung der Texte von Georeg Simmel, Hermann Broch, Elias Canetti, und Hannah Arendt" diterbitkan oleh Peter Lang Verlag Jerman.
Setelah menerbitkan serangkaian artikel dan berceramah tentang tema kekerasan dan teror, akhirnya pada tahun 2005 terbitlah karyanya "Memahami Negativitas. Diskursus tentang Massa, Teror dan Trauma", sebuah pergumulan filosofis di tengah-tengah peristiwa-peristiwa kerusuhan dan tragedi-tragedi kemanusiaan yang terjadi di Indonesia. Di dalam karya ini dia berupaya menunjukkan bahwa manusia sangat terbuka terhadap perversi nilai-nilai dan memiliki hati yang pengecut sehingga mudah dimobilisasi sebagai massa yang melakukan kekerasan.
Dari tahun 1992 sampai 2018 ia menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, dan dari 2001 sampai sekarang nengajar di Universitas Pelita Harapan Jakarta.
Karyanya "Filsafat Fragmentaris" (Kanisius, 2007) berbicara tentang tiga tradisi besar filsafat kontemporer, yaitu fenomenologi, teori kritis dan dekonstruktivisme yang sampai pada penemuan ciri fragmentaris pengetahuan manusia. Karya itu membahas tiga misteri besar, yaitu tubuh, kesadaran dan kekuasaan. Pada tahun 2009 Penerbit Kanisius menerbitkan trilogi Habermas yang salah satu di antaranya adalah karyanya yang berjudul Demokrasi Deliberatif. Beberapa karya yang ditulisnya kemudian adalah "Humanisme dan Sesudahnya" (Kepustakaan Populer Gramedia, 2012), alam Moncong Oligarki (Kanisius, 2013), Seni Memahami (Kanisius, 2015), dan beberapa karya suntingan antara lain: Filsafat untuk Para Profesional (Kompas, 2016), Franz Magnis Suseno. Sosok dan Pemikirannya (Kompas, 2016). Buku-buku terbarunya antara lain: Demokrasi dan Sentimentalitas (Kanisius, 2018) dan Aku Klik maka Aku Ada (Kanisius, 2021)
Referensi
Pranala luar