Etnohistori adalah studi yang menekankan penggunaan data dokumenter dan data etnografi atau arkeologi.[1] Selain itu, studi ini menggunakan kombinasi pendekatan historis dan antropologis.[1] Etnohistori pertama kali digunakan di Wina pada 1930-an oleh ahli etnologi Fritz Roack dan Kelompok Studi Sejarah Kebudayaan Afrika yang berada di Wina.[2] Pada awalnya etnohistori meneliti tentang suku-suku bangsa non-Eropa.[3] Lalu, etnohistori mulai dikembangkan secara sistematik sejak tahun 1940-an ketika para ahli antropologi Amerika Serikat mempelajari penduduk aslinya (Indian), khususnya tentang kekerabatan dan agama mereka.[2][3] Suku Indian menjadi subjek yang diteliti karena kemudahan akses untuk masuk dalam masyarakat tersebut serta belum terkontaminasi oleh penelitian-penelitian sebelumnya.[2] Dengan memakai kerangka konseptual dan pandangan antropologi sosial serta kebudayaan, studi etnohistori mencoba merekonstruksi sejarah penduduk asli (Indian) sebelum dan sesudah berhubungan dengan orang-orang Eropa.[3] Selain suku Indian, studi ini juga dilakukan di Amerika Serikat pada kelompok-kelompok yang tidak memiliki catatan sejarah tertulis.[2]