Dr. Elizabeth Anita Widjaja atau Elizabeth Anita Widjaya (lahir 1951) adalah Peneliti Utama Senior taksonomi bambu di Herbarium Bogoriense, Divisi Botani, Pusat Penelitian Biologi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Bogor, Indonesia.[1][2][3][4] Dia secara khusus tertarik pada bambu Indonesia dan bambu Malesia secara umum, dan mempromosikan budidaya bambu untuk pencegahan erosi.[2]
Widjaja belum lama ini mengatakan, bambu sebagai sumber biofuel, bahwa:
Itu adalah sumber yang luar biasa. Selain itu, mudah untuk bekerja dengan bambu sehingga penelitian tentang biofuel berbasis bambu seharusnya lebih murah.[5]
Bambusa lako (bambu hitam Timor) dideskripsikan dan dipisahkan dari spesies bambu hitam Indonesia Gigantochloa atroviolacea oleh Profesor Widjaja pada tahun 1997, karena perbedaan penampilan (morfologi).[6]
Pada tahun 2022 Elizabeth Anita Widjaja mendapatkan tugas sebagai pakartaksonomi bambu di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hal unik yang terjadi pada saat itu, ia memberi nama spesies baru untuk bambu yang ditemukannya di daerah Sikka Flores dengan nama Bambusa jokowi Widjaja. Nama tersebut unik karena menyelipkan nama Presiden Joko Widodo di dalamnya. Bambusa adalah nama marga dari jenis bambu tersebut. Jokowi memiliki peran sebagai tanda dari spesies bambunya. Widjaja untuk menandakan nama Elizabeth sebagai penemu dari spesies bambu tersebut.[7]
Buku
Identikit jenis-jenis bambu di Jawa w/Kartikasari, S. N. (Sri Nurani), 2001, ISBN979-579-035-8[8]
Identikit jenis-jenis bambu di Kepulauan Sunda Kecil w/Kartikasari, S. N. (Sri Nurani), 2001, ISBN979-579-034-X[9]