Nias adalah pulau yang hampir terisolasi. Jarak Pulau Nias dari daratan Sumatra menjadikan Pulau Nias hampir terisolasi dari Sriwijaya dan Majapahit. Namun, penduduk Nias dan aktivitas mereka dicatat dengan baik oleh penduduk Fantsur (Barus) dan Sibolga (keduanya adalah penduduk Batak) selama perdagangan mereka. Pulau Nias secara resmi merupakan bagian dari Kerajaan Fantsur (Barus) pada abad kesepuluh (atau mungkin lebih awal lagi).
Pada akhir tahun 1855, Ekspedisi Nias diluncurkan oleh Belanda untuk memperluas wilayah mereka untuk menanam rempah-rempah di darat dan membangun pelabuhan di pantai. Menempati Nias akan membuat Belanda lebih mudah untuk mengendalikan rute perdagangan di pantai barat Sumatra. Jika rempah-rempah tumbuh dengan baik, maka Hindia Belanda akan dapat membangun kotapelabuhan kembaran seperti Sibolga atau Barus.
(Belanda) 1900. W.A. Terwogt. Het land van Jan Pieterszoon Coen. Geschiedenis van de Nederlanders in oost-Indië. P. Geerts. Hoorn
(Belanda) 1900. G. Kepper. Wapenfeiten van het Nederlands Indische Leger; 1816-1900. M.M. Cuvee, Den Haag.'
(Belanda) 1876. A.J.A. Gerlach. Nederlandse heldenfeiten in Oost Indë. Drie delen. Gebroeders Belinfante, Den Haag.
(Belanda) 1866. Willem Adriaan van Rees. De pioniers der beschaving in Nederlands Indië. Verhaal van enige krijgstochten op de buitenbezittingen. D.A. Thieme. Den Haag.