Ekonomi kesehatan adalah cabang ilmu ekonomi yang secara khusus memfokuskan terapan ilmu ekonomi di bidang kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Contoh penerapan studi ekonomi kesehatan untuk individu misalnya riset tentang dampak merokok terhadap individu, sedangkan contoh penerapan untuk masyarakat adalah studi dan evaluasi sistem tunjangan kesehatan masyarakat.
Yang biasanya dianalisis oleh ekonom kesehatan adalah tentang pembiayaan layanan kesehatan, tenaga kerja kesehatan (dokter dan perawat), institusi kesehatan, dan pendidikan profesional di bidang kesehatan.
Rentang Ekonomi Kesehatan
Rentang studi ekonomi kesehatan dirangkum oleh Alan Williams menjadi delapan topik:
Apa saja yang mempengaruhi kesehatan
Definisi “sehat” dan pentingnya tetap sehat
Kebutuhan akan layanan kesehatan
Ketersediaan layanan kesehatan
Evaluasi ekonomi mikro pada tingkat pelayanan kesehatan
Keseimbangan pasar (market equilibrium)
Evaluasi sistem layanan kesehatan secara menyeluruh
Perencanaan, pendanaan, dan pengawasan mekanisme
Model Ekonomi Kesehatan Grossman
Ekonom Michael Grossman membuat sebuah model produksi kesehatan pada tahun 1972.[1] Pada model ini, Grossman menyebutkan bahwa setiap orang adalah produsen dan konsumen kesehatan, dan kesehatan dianggap sebagai sebuah “saham investasi” yang dapat naik-turun. Investasi pada kesehatan tergolong mahal karena tidak hanya membutuhkan dana tetapi juga waktu, misalnya untuk berolahraga. Dari sumber daya terbatas tersebut (dana dan waktu), setiap orang akan memutuskan kesehatan optimal yang dapat diraih oleh dirinya masing-masing. Model Grossman dapat digunakan untuk memprediksi dampak perubahan tariff layanan kesehatan dan produk kesehatan, lapangan kerja dan gaji, serta perubahan teknologi dalam industri kesehatan.
Ekonomi Kesehatan Masyarakat
Secara umum, ekonomi kesehatan masyarakat merupakan ranah analisis dan pengambilan keputusan untuk pengalokasian sumber daya yang terbatas (dana, perangkat, waktu, tenaga kerja) untuk memberikan layanan kesehatan masyarakat yang optimal menurut prioritas dan kebutuhan. OECD mengatakan bahwa hubungan antara kesehatan masyarakat dan kesehatan ekonomi sangat erat dan penting karena saling mempengaruhi.[2]
Beberapa hal yang dibahas dalam ranah ekonomi kesehatan masyarakat diantaranya adalah keputusan jumlah pendanaan untuk beragam program kesehatan masyarakat, seperti imunisasi, vaksinasi, pembangunan klinik dan rumah sakit, riset dan pengembangan obat dan terkait kesehatan lainnya, penyediaan obat dengan harga terjangkau, hingga tunjangan kesehatan rawat jalan dan inap.
Di Indonesia, saat ini sudah terdapat program Kartu Indonesia Sehat dan BPJS untuk membantu pemerataan layanan kesehatan di masyarakat.
Perdebatan
Asuransi kesehatan
Orang yang memiliki asuransi kesehatan cenderung lebih tidak peduli terhadap tarif layanan kesehatan dan ketika dalam suatu masyarakat mayoritas penduduknya memiliki asuransi tersebut, maka tarif layanan kesehatan akan cenderung membumbung tinggi.[3] Salah satu cara perusahaan asuransi untuk mengerem hal tersebut adalah dengan memberikan plafon tarif layanan.
Izin Praktik Tenaga Kerja Kesehatan
Di satu sisi, banyak yang mendukung pentingnya persyaratan adanya izin praktik bagi setiap dokter yang bekerja, tetapi beberapa ekonom percaya bahwa keharusan adanya izin praktik bagi para lulusan perawat dan kedokteran ini tidak hanya mempersulit peningkatan ketersediaan tenaga kerja kesehatan, tetapi juga berkontribusi terhadap biaya layanan kesehatan yang tinggi.[4]