Berikut ini adalah daftar seluruh kepala monarki yang pernah memerintah negeri Rusia sepanjang sejarah Rusia, yakni para Pangeran Novgorod, para Pangeran Agung Kiev, para Pangeran Agung Vladimir, para Pangeran Agung Moskwa, para Tsar Seluruh Rus, dan para Kaisar Seluruh Rusia. Daftar ini dimulai dari Rurik, Pangeran Novgorod legendaris yang hidup pada sekitar pertengahan abad ke-9 (862), sampai dengan Nikolai II, Kaisar Seluruh Rusia.
Rusia sebelum masa Rurik
Sebelum Rurik berkuasa, kawasan yang kini menjadi wilayah negara Rusia didiami dan dikuasai oleh bangsa-bangsa lain, seperti:
Sarmatia, Skithia dan Rhoxolani
Menurut mitos dan arkeologi, sebagian besar dari Timur Laut Eropa diperintah oleh Sarmatia.
Raja Skithia
Skithia adalah sebuah negara yang berasal pada awal abad ke-8 SM. Sedikit yang diketahui dari mereka dan pemimpin-pemimpinnya. Kebanyakan penjelasan rinci berasal dari Herodotus.
Scylas (c. 500 SM) – Herodotus menggambarkan dia sebagai raja Skithia yang ibunya berasal dari Yunani, ia diusir oleh rakyatnya
Palacus (c. 100 SM) – penguasa terakhir Skithia, dikalahkan oleh Mithridates.
Raja Rhoxolani
Rhoxolani adalah kerajaan di utara dari Skithia di tempat yang sekarang bernama Rusia. Rajanya yang paling terkenal adalah Tasius, yang merupakan sekutu Mithridates.
Raja Ermanaric adalah nenek moyang dari Theodoric yang Agung dan memerintah sebagian besar Rusia pada abad ke-4 Masehi.
Pangeran Rus' (862 – 1547)
Secara tradisi, negara Rusia dilacak dari masa kepemimpinan Rurik, pemimpin bangsa Rus yang menguasai Holmgard (Novgorod). Penerus Rurik, Oleg, memindahkan ibu kota ke Kiev, mendirikan negara Rus Kiev. Selama beberapa abad berikutnya, gelar paling penting adalah Pangeran Agung Kiev dan Pangeran Agung Novgorod (seringnya dipegang oleh orang yang sama) dapat mengklaim hegemoni. Di awal abad kesebelas, negara Rus pecah menjadi beberapa negara-negara kecil yang saling berperang satu sama lain. Pada abad kedua belas, Kepangeranan Agung Vladimir menjadi negara yang dominan dengan puncaknya berada pada masa kekuasaan Aleksandr Nevsky. Sepeninggalnya, wilayah tersebut kembali pecah menjadi beberapa negara kecil, meski Kadipaten Agung Moskwa, negara yang didirikan Daniil, perlahan mulai mengendalikan seluruh wilayah Rusia pada abad kelima belas. Saat penaklukan bangsa Mongol pada abad ketiga belas, semua negara-negara bangsa Rus menjadi negara bawahan dan membayar upeti kepada Gerombolan Emas. Bangsa Rusia berjuang mencapai kemerdekaan mereka dari Mongol dan benar-benar menjadi negara berdaulat pada masa Ivan III. Pada tahun 1547, Ivan IV menyatakan dirinya sebagai tsar, menjadikan dia sebagai Pangeran Agung Moskwa terakhir dan Tsar Rusia pertama.
Semua Pangeran Vladimir berasal dari Wangsa Rurik. Negara Vladimir-Suzdal menjadi negara yang dominan bila dibandingkan dengan negara-negara kecil lain di Rusia saat itu. Gelar Pangeran Agung Vladimir menjadi satu dari tiga gelar (dua yang lain adalah Pangeran Kiev dan Novgorod) yang dipandang memiliki peran paling penting di kalangan kebangsawanan Rusia.
Aleksandr Nevskiy, Pangeran Agung Vladimir, menempatkan putranya, Daniil, untuk memerintah wilayah sekitar Moskwa dan membentuk Kadipaten Agung Moskwa yang kemudian menjadi negara bawahan Vladimir-Suzdal. Ivan I kemudian juga menyandang gelar Pangeran Agung Vladimir, menjadikan Moskwa sebagai wilayah utama dan menaklukan sebagian besar kadipaten Rusia yang lain. Vasiliy III menyelesaikannya dengan menyatukan seluruh Rusia dengan menaklukan negara-negara berdaulat lain pada sekitar tahun 1520-an. Ivan IV kemudian meresmikan negara kesatuan itu dengan menyatakan dirinya sebagai Tsar seluruh Rusia pada 1547, mengubah Kadipaten Agung Moskwa menjadi Ketsaran Rusia.
Ivan IV yang semula dinyatakan sebagai Pangeran Agung Moskwa sejak 1533 menyatakan dirinya sebagai tsar (царь) pada 16 Januari 1547. Dengan dimahkotai sebagai tsar, Ivan mengirimkan pesan kepada Rusia pada khususnya dan dunia pada umumnya bahwa dia sekarang adalah satu-satunya pemimpin tertinggi di negara tersebut. Gelar ini melambangkan penyandang gelar tersebut memegang kedudukan dan kekuatan yang setara dengan Kaisar Romawi (Timur) dan Khan Tatar. Dampak politik dari penggunaan gelar ini adalah untuk menaikkan kedudukan Ivan.[3] Gelar baru ini juga dipandang sebagai pengejawantahan bahwa sang pemimpin langsung ditunjuk oleh Tuhan sebagaimana naskah-naskah gereja menyebut para raja dalam Perjanjian Lama sebagai 'tsar' dan Kristus sebagai 'Tsar Surgawi'.[4] Gelar tsar digunakan secara resmi oleh pemimpin Rusia dari tahun 1547 sampai 1721.[5]
Pada periode ini, terjadi beberapa hal penting dalam sejarah Rusia, di antaranya:
Masa kepemimpinan Wangsa Rurik berakhir pada periode ini dengan berakhirnya kepemimpinan Tsar Vasiliy IV. Rurik adalah salah satu keluarga bangsawan tertua di Eropa.
Terjadinya kekacauan dan kelaparan yang memusnahkan sepertiga populasi Rusia. Periode ini disebut dengan Masa Kekacauan, dimulai sepeninggal Tsar Fyodor dan berakhir setelah Wangsa Romanov naik takhta.
Gelar tsar memiliki keambiguan arti di Eropa Barat karena bisa bermakna raja atau kaisar. Sebagai catatan, gelar kaisar memiliki kedudukan lebih tinggi dari raja. Oleh karenanya, Pyotr I kemudian secara resmi mengadopsi gelar latin imperator (император, diterjemahkan menjadi kaisar dalam bahasa Indonesia) pada tahun 1721 untuk menegaskan kedudukannya. Gelar ini kemudian digunakan kepada penguasa monarki pria Rusia sepeninggalnya, sedangkan penguasa monarki wanita menyandang bentuk wanita dari imperator, yakni imperatritsa (императрица, diterjemahkan menjadi maharani dalam bahasa Indonesia). Meski begitu, pihak non-Rusia masih kerap menyebut kepala monarki Rusia setelah tahun 1721 dengan gelar tsar.
Beberapa catatan penting dalam periode ini:
Dalam masa ini, wanita pertama kali naik takhta sebagai pemimpin Rusia. Secara keseluruhan, ada empat wanita yang naik takhta sebagai maharani (Yekaterina I, Anna, Yelizaveta, dan Yekaterina II), dan semuanya berkuasa pada abad kedelapan belas.
Secara garis ayah, penguasa terakhir dari Wangsa Romanov adalah Yelizaveta. Meski begitu, Pyotr III mengambil Romanov yang merupakan marga ibunya sebagai marganya secara resmi dan itu diikuti para penerusnya. Dinasti penguasa Rusia sejak masa Pyotr III juga kerap disebut "Holstein-Gottorp-Romanov" yang merupakan gabungan dari Holstein-Gottorp, nama keluarga Pyotr III dari jalur ayah, dan Romanov yang merupakan keluarga Pyotr dari jalur ibu.
^Suszko, Henryk (2003). Latopis hustyński. Opracowanie, przekład i komentarze. Slavica Wratislaviensia CXXIV. Wydawnictwo Uniwersytetu Wrocławskiego. ISBN 83-229-2412-7; Tolochko, Oleksiy (2010). The Hustyn' Chronicle. (Harvard Library dari Early Ukrainian Literature: Texts) ISBN 978-1-932650-03-7