Harsono menjalani pendidikan di Seminari Menengah Stella Maris, Bogor selama empat tahun,[4] kemudian melanjutkannya ke Seminari Tinggi Santo Petrus dan Paulus di Buah Batu, Bandung. Ia lalu melaksanakan studi filsafat dan teologi di Universitas Katolik Parahyangan di Bandung.[3] Ia ditahbiskan menjadi diakon oleh Bapak Uskup Leo Soekoto, S.J. dan ditahbiskan menjadi imam diosesanKeuskupan Bogor pada hari Minggu, 5 Februari 1995 oleh Uskup Bogor, Mgr. Cosmas Michael Angkur, O.F.M. Bersama dengan Harsono, turut ditahbiskan pula R.D. Markus Lukas dan R.D. Stanislaus Kostka Pujiantoro.[5] Penahbisan berlangsung di Paroki Keluarga Kudus, Cibinong.[6]
Karya
Penugasan pertama Harsono setelah ditahbiskan adalah menjadi pastor rekan di Paroki Maria Tak Bernoda, Rangkasbitung hingga tahun 1996, sebelum mengemban tugas menjadi pamong (staf pembina) di almamaternya, Seminari Menengah Stella Maris di Bogor sampai pada tahun 1998, dengan tugas pastoral pada hari Minggu di Paroki Rangkasbitung.[7] Ia kemudian melaksanakan studi bahasa dan budaya Arab di Institut Dar Comboni untuk Studi Arab, Kairo, Mesir pada tahun pertama dan dilanjutkan di Institut Kepausan Arab dan Studi Islam (Pontificio Istituto di Studi Arabi e d'Islamistica, P.I.S.A.I.), Roma, Italia, sehingga ia mendapatkan lisensiat.
Sekembalinya dari studi, Harsono menjadi dosen dalam bidang Islamologi pada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan sampai tahun 2018. Ia juga menjadi guru besar dalam studi Islam di Fakultas Filsafat Unpar, juga dalam bidang Agama Katolik dan perbandingan agama dalam Mata Kuliah Umum (MKU).[7] Ia juga merangkap sebagai Rektor Seminari Tinggi Santo Petrus dan Paulus di Bandung sejak 2002 hingga 2005, juga pada tahun 2008 hingga 2014. Harsono juga sempat menjadi anggota Komisi Hubungan Antar Keyakinan dan juga anggota Komisi Seminari di Konferensi Waligereja Indonesia, serta menjadi Ketua Komisi Hubungan Antar Keyakinan Keuskupan Bogor.[7] Sejak tahun 2007, Harsono juga menjadi Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Jawa Barat.[8] Sejak tahun 2014, Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, O.F.M. menunjuknya sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor.
Harsono ditahbiskan menjadi Uskup pada hari Selasa, 16 Oktober 2018.[13] Penahbisan berlangsung di Auditorium Graha Widyatama, Kampus Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.[14] Satu hari sebelum Misa Penahbisan dilaksanakan salve pemberkatan insignia, dan satu hari setelah Misa Penahbisan, Harsono akan memimpin Misa Stasional perdananya. Kedua kegiatan tersebut dilangsungkan di Gereja Katedral Kristus Raja, Purwokerto.
Lambang Mgr. Tri sebagai Uskup berbentuk perisai yang terdiri atas empat bagian. Bentuk perisai dipilih terkait latar belakang Harsono yang dibesarkan dalam lingkungan TNI Angkatan Udara.
Bagian kiri atas berisi gambar gunung, laut, dan padi dengan latar belakang berwarna abu-abu sebagai representasi situasi alam pedesaan dan pantai di wilayah Keuskupan Purwokerto.
Bagian kanan atas berisi gambar bintang dan Alkitab yang bertuliskan alfa dan omega dengan latar belakang berwarna biru sebagai representasi proses penggembalaan Harsono untuk mewartakan Kabar Gembira.
Bagian kiri bawah berisi gambar burung merpati yang membawa enam helai daun dan tangan Fransiskus dari Assisi yang memiliki noda darah dengan latar belakang berwarna merah. Burung merpati merepresentasikan perdamaian khususnya dalam hal hubungan antaragama dan kepercayaan.
Bagian kanan bawah berisi gambar bunga bakung dengan latar belakang berwarna kuning keemasan sebagai representasi Maria.
Harsono memilih motto penggembalaan "Fiat mihi secundum verbum Tuum" (Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu), yang merupakan pernyataan Bunda Maria dan dikutip dari Injil Lukasbab 1 ayat 38.[17]