Cakram Sabu merupakan artefak Dinasti Pertama kerajaan Mesir kuno, yang dibuat sekitar 3000 SM hingga 2800SM. Artefak ini ditemukan tahun 1936 di utara Saqqara di mastaba S3111, tempat pemakaman pendeta Sabu, yang mana nama tersebut diambil untuk menamakan cakram ini. Fungsi dan makna dari Cakram Sabu yang dibuat dari bahan sekis ini belum diketahui dengan pasti.
Deskripsi
Artefak Cakram Sabu terbuat dari sekis (dalam kajian egiptologi ditujukan untuk batu lanau yang mengalami metamorfosis lemah[1]), dengan bentuk seperti mangkuk dangkal dengan diameter 61 sentimeter (24 in) dan tinggi maksimum 106 cm (42 in). Terdapat lubang tepat di tengah-tengah cakram diameter sekitar 8 cm (3,1 in), yang dilengkapi dengan soket yang tingginya kira-kira sesuai dengan kedalaman mangkuk.
Dari tepi luar yang sedikit terangkat, tiga sayap, yang disebut lobus, dilipat ke arah dalam, adapun tepi luar tetap dalam bentuk lengkungan sempit yang menghubungkan bagian yang tidak terlipat satu sama lain. Bila dilihat dari atas, bentuknya menyerupai roda kemudi dengan tiga jari-jari yang lebar.[2]
Sejarah
Penemuan mangkuk batu dari Dinasti Pertama hingga Ketiga sebetulnya cukup banyak.[1] Pada periode Mesir Kuno ini produksi benda-benda batu tampaknya mencapai puncaknya, dan beberapa benda batu tulis berkualitas tinggi dengan asal yang sama ditemukan di Saqqara. Namun, karena desainnya, cakram ini dianggap sebagai bagian unik dalam ilmu Mesir Kuno.[3]
Pemakaman Saqqara bagi pendeta Sabu ditemukan pada 19 Januari 1936 oleh arkeolog Inggris Walter Bryan Emery. Ini adalah makam mastaba yang terdiri dari tujuh ruangan. Di Ruang E, yang menjadi pusat pemakaman, cakram tersebut ditemukan tepat di sebelah kerangka pendeta Sabu, yang awalnya dikubur di peti mati kayu. Piringan cakram itu pecah menjadi beberapa pecahan, tetapi kemudian direstorasi. Saat ini Cakram Sabu dipamerkan di Museum Mesir di Kairo,[1] dan salinan artefaknya dipajang di Paviliun Orient Taman Jungfrau yang didirikan oleh Erich von Däniken.[4]
Interpretasi
Benda berbentuk cakram sangatlah mudah bila dibuat dari bahan logam tetapi akan sangat rumit jika dibuat dari batuan yang mudah pecah, maka diasumsikan bahwa cakram tersebut mungkin merupakan tiruan benda logam. Laporan awal penemuan ini menyebut temuan tersebut sebagai "bejana misterius" dan berspekulasi bahwa itu mungkin sebuah lampu raksasa.
Penemunya, Walter Bryan Emery, secara tentatif menafsirkan artefak tersebut sebagai bejana yang ditaruh di atas dudukan berupa tiang karena adanya lubang tepat di tengah cakram, tetapi tidak ada sisa-sisa dudukan seperti itu yang ditemukan di sekitar pemakaman. Namun, perlu diingat bahwa mastaba S3111 bukannya tidak tersentuh saat Emery menemukannya, tetapi seperti banyak makam Mesir kuno lainnya, telah dijarah oleh para perampok makam berabad-abad sebelumnya.
Dalam publikasi populer dan tidak ilmiah, seorang insinyur Inggris bernama William Kay telah mengembangkan hipotesis berikut. Menurutnya, mangkuk tersebut dulunya digunakan sebagai lampu minyak dengan tiga sumbu api yang dinyalakan pada saat ritual dan ditaruh di atas dudukan untuk keperluan tersebut.[1][5] Hipotesis lain menyatakan bahwa mangkuk tersebut hanya bisa berfungsi sebagai dekorasi karena kerapuhannya.[1]
Dalam egiptologi, selain laporan singkat yang telah disebutkan di atas, tidak ada pembahasan luas tentang cakram ini berikut fungsinya. Beberapa pemerhati UFO meyakini objek tersebut merupakan artefak yang tidak pada tempatnya, maksudnya ditemukan bukan pada tempat yang seharusnya. Menurut teori ini, arti penting cakram tersebut dapat dikenali, selain bentuknya yang unik, dari fakta bahwa cakram itu ditempatkan di tengah ruang pemakaman, dan bukan di sisa-sisa jasad Sabu. Selain itu, penampakannya menyerupai simbol radioaktivitas. Zecharia Sitchin percaya itu adalah roda gila (flywheel).
Di pusat penelitian pesawat Airbus, salinan Cakram Sabu dibuat ulang dengan menggunakan printer 3D dan sifat fisik cakram diperiksa. Dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa cakram memiliki sifat aerodinamis dan dapat berfungsi sebagai cakram terbang. Akan tetapi, karena simetri rotasinya (atau non-kiralitas), penggunaannya sebagai baling-baling atau turbin tidak mungkin dilakukan. Pemeriksaan tersebut juga membuktikan bahwa cakram itu dapat digunakan sebagai lampu minyak.[6]
^Hughes, George R. (1937). "The Oriental Institute Archeological Report on the Near East. First Quarter, 1937: Egypt and Nubia". American Journal of Semitic Languages and Literatures. 53 (4): 259.
^See also Ali El-Khouli's extensive catalog: Egyptian Stone Vessels: Predynastic Period to Dynasty III. 3 volumes, by Zabern, Mainz 1978. ISBN3-8053-0318-1, in which there is no comparable piece.
Hughes, George R. Laporan Arkeologi Institut Oriental tentang Timur Dekat.Kuartal Pertama, 1937: Mesir dan Nubia . Dalam: American Journal of Semitic Languages and Literatures . 53 (4). Tahun 1937 hal. 257–262. (laporan penggalian pendahuluan).
Emery, Walter B. Makam Besar Dinasti Pertama(Penggalian di Saqqara) . Volume 1, Pers Pemerintah Kairo. Kairo 1949 P. 101 dan tabel 40. (laporan penggalian akhir).
El-Khouli, Ali. Bejana Batu Mesir: Periode Pradinasti hingga Dinasti III . 3 volume oleh Zabern, Mainz 1978.ISBN3-8053-0318-1.
Volume 2, hal. 730, No. 5586 (entri katalog sangat singkat).