Xs. Ir. Budi Santoso Tanuwibowo, M.M. (lahir 31 Maret 1960) adalah seorang penulis dan aktivis, di mana ia menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Rohaniwan/Pengurus Pusat dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) periode 2018 hingga 2022.[1]
Latar belakang dan pendidikan
Budi lahir di Kota Tegal pada 31 Maret 1960 sebagai anak tunggal dari pasangan Panjang Tanuwibowo dan Mulianingsih. Dari pernikahannya dengan Sherly Lesmana pada tanggal 17 September 1989, mereka mendapatkan seorang putri bernama Hayuningtyas Cipta.
Budi bersekolah sampai SMA di Kota Tegal, mulai dari TK Kong Kwan (1965–1966), SD Negeri 31 (1967–1972), SMP Negeri V (1973–1975), dan SMA Negeri 1 Tegal (1976–1979). Lewat program penelusuran bakat (PMDK) Budi meneruskan kuliah di Institut Pertanian Bogor (1979–1983) mengambil jurusan teknik pertanian. Selepas program S-1, kemudian ia mendapat beasiswa mengikuti Modul Dasar Manajemen Terpadu Institut Manajemen Prasetiya Mulya (IMPM, 1984). Ia melanjutkan pendidikan S-2 pada Magister Manajemen Universitas Indonesia, Jurusan Bisnis Internasional (1993–1995)
Karier dan organisasi
Selepas kuliah singkat di IMPM, ia bekerja di anak perusahaan dari grup Kalbe Farma (1984–1994). Ia kemudian berkarier dalam grup Kompas Gramedia (1994–2012), Aditya Sarana Graha Grup, dan Asuransi Harta Aman Pratama.
Budi menjadi pemimpin usaha dalam majalah ilmu pengetahuan "Aha AKUTAHU" dan "Kedokteran Keluarga". Ia juga menyusun dan mengelola penerbitan Ensiklopedi Nasional Indonesia (ENI) yang berjumlah 18 jilid. Ensiklopedia tersebut disusun oleh lebih dari 400 ilmuwan, cendekiawan dan penulis Indonesia.
Selain sebagai Ketua Matakin, Budi Santoso Tanuwibowo juga menjadi menjadi Wakil Ketua Umum Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI). Ia juga menjadi Ketua Harian dalam Persatuan Xiangqi Indonesia (PEXI).[2] Pada awal bergabung ke dalam kepengurusan Matakin, Budi menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan Pengurus Pusat (1993–1998), kemudian sebagai Sekretaris Umum Pengurus Pusat (1998–2002), Ketua Umum Pengurus Pusat selama dua periode, yakni periode 2002–2006 dan 2006–2010. Ia kemudian menjadi salah satu Anggota Presidium (2010–2014) dan Sekretaris Dewan Rohaniwan (2010–2014 dan 2014–2018).
Beberapa waktu setelah dilantiknya K.H. Abdurrahman Wahid menjadi Presiden Indonesia ke-4, Budi bersama Ws. Bingky Irawan yang waktu itu sebagai Komisaris Daerah MATAKIN Jawa Timur, menghadap Presiden dan mengajukan permohonan agar dapat menyelenggarakan perayaan Hari Raya Tahun Baru Imlek secara nasional.[3] Hal ini disetujui oleh Gus Dur dan juga meminta agar kegiatan diselenggarakan dua kali. Pada saat itu, Abdurrahman Wahid juga menetapkan Hari Raya Tahun Baru Imlek sebagai Hari Libur Fakultatif, yang disusul dengan penetapan Hari Raya Imlek sebagai Hari Libur Libur Nasional pada tahun 2003 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.[4]
Pada Musyawarah I Perhimpunan INTI tahun 2005, Budi terpilih menjadi Sekretaris Jenderal INTI masa bakti 2005–2009 mendampingi Ketua Umum Rachman Hakim. Pada Munas INTI II dan III Budi kembali dipercaya menjabat untuk masa bakti 2009–2013 dan 2013–2017. Pada tahun 2017, Budi dipercaya menjadi salah satu Wakil Ketua Umum INTI, masa bakti 2017–2021 dalam jajaran kepengurusan yang dipimpin Ketua Umum Teddy Sugianto. Pada kepengurusan INTI 2021-2025 Budi menjadi Ketua Dewan Pakar INTI. Pada awal pendirian Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) yang merupakan fusi beberapa perkumpulan Barongsai 2012, Budi terpilih menjadi Ketua Harian di bawah pimpinan Ketua Umum Dahlan Iskan. Sebelumnya, Budi menjabat Ketua Harian Persatuan Seni dan Olahraga Barongsai Indonesia (PERSOBARIN), di bawah pimpinan Ketua Umum Kuncoro Wibowo.
Karya tulis
Ensiklopedi Nasional Indonesia, 18 jilid, sebagai salah satu Kontributor, Pemimpin Usaha/Proyek
Ensiklopedi Anak Nasional, 10 jilid, sebagai Pemimpin Redaksi