Dalam beberapa bulan sebelum dimulainya Olimpiade, Brunei Darussalam menarik perhatian sejumlah pers setelah diketahui bahwa negara ini merupakan salah satu dari 3 negara (selain Arab Saudi dan Qatar) yang belum pernah mengikutsertakan atlet putri di Olimpiade. Komite Olimpiade Internasional menyebutkan bahwa pihaknya akan "menekan" ketiga negara tersebut agar mengirimkan atlet putrinya. Pada bulan Maret 2012, Brunei Darussalam menyerahkan daftar atletnya, yang mengikutsertakan seorang atlet putri, atlet lari gawang dan lari 400 meter berusia 19 tahun, Maziah Mahusin. Walaupun Maziah kemungkinan besar tidak memenuhi standar kualifikasi Olimpiade, ia tetap bisa berkompetisi berdasarkan asas universalitas Olimpiade yang menyebutkan bahwa "Komite Olimpiade suatu negara diizinkan untuk mengikutsertakan atletnya tanpa kualifikasi di cabang atletik dan renang jika negara tersebut tidak memiliki atlet terkualifikasi di cabang tersebut".[1][2] Brunei kemudian mengkonfirmasi bahwa Maziah akan masuk dalam daftar delegasinya.[3]