Digunakan sebagai pengebom strategis pada Perang Dunia II melawan Jerman Nazi, Flying Fortress menjatuhkan lebih dari 500.000 ton bom di Eropa.
Dinamakan flying fortress karena pesawat ini memiliki reputasi yang kuat dalam ketahanan dan kemampuan untuk membawa banyak senjata defensif, menjadikannya sebagai benteng terbang yang "kokoh" atau "kuat" dalam bahasa Inggris. Nama "Flying Fortress" mencerminkan citra pesawat ini sebagai pesawat pengebom berat yang dilengkapi dengan banyak senjata dan memiliki kemampuan bertahan yang baik, terutama selama Perang Dunia II.
Senjata api: 13 × .50 in (12.7 mm) M2 Browning machine guns in 4 turrets in dorsal, ventral, nose and tail, 2 in waist positions, 2 beside cockpit and 1 in the lower dorsal position
Bom:
Short range missions (<400 mi): 8,000 lb (3,600 kg)
Long range missions (≈800 mi): 4,500 lb (2,000 kg)