Bedah anak

Tim Bedah Depan ke-541, menghibur Hamed, seorang anak laki-laki Afghanistan berusia lima tahun, setelah menjalani operasi untuk memperbaiki patah kaki anak laki-laki tersebut di Kamp Pannonia, Afghanistan, 19 Desember 2010.

Bedah anak adalah salah satu spesialisasi yang melibatkan pembedahan janin, bayi, anak, remaja, dan sebagainya, mulai dari awal kelahiran sampai usia 18 tahun. Dokter bedah anak berpraktik di Rumah sakit anak.

Spesialis bedah anak merupakan cabang ilmu kedokteran yang mandiri, sama halnya dengan spesialis anak, penyakit dalam, bedah umum, urologi, orthopedi, dan yang lain.Untuk menjadi seorang spesialis bedah anak, seorang dokter harus menyelesaikan pendidikan selama 10 semester,namun, saat ini sudah berkembang lagi subspesialis dari ilmu bedah anak, yaitu Digestif Anak (DA) dan Urogenital Anak (UG), dengan masa pendidikan tambahan selama kurang lebih 2 tahun. Sejak 2006, terdapat sekitar 39 dokter spesialis bedah anak di Indonesia.[1]

Bedah anak berkembang pada pertengahan abad ke-20 sebagai perawatan bedah untuk cacat bawaan yang memerlukan teknik dan metode khusus serta umumnya berbasis di rumah sakit khusus anak. Salah satu tempat terobosan ini adalah Rumah Sakit Anak Philadelphia. Pada awal 1940-an, di bawah kepemimpinan bedah C. Everett Koop, teknik terbaru untuk anestesi endotrakea bayi yang lebih baru memungkinkan perbaikan bedah untuk cacat bawaan yang sebelumnya tak tersembuhkan. Dari akhir 1970-an, tingkat kematian bayi dari beberapa sindrom malformasi kongenital telah dikurangi hingga mendekatio nol.

Penyakit anak yang umum yang perlu pembedahan termasuk:

Referensi

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-10. Diakses tanggal 2020-01-31. 

Pranala luar