Barlaam dan Yosafat adalah sebuah cerita legenda tentang dua martir dan santoKristen, yang berdasarkan pada kehidupan Buddha.[1] Cerita tersebut berkisah tentang bagaimana seorang raja India menganiaya Gereja Kristen. Ketika para astrolog memprediksi bahwa putranya sendiri beberapa hari akan menjadi seorang Kristen, raja tersebut menahan pangeran muda Yosafat, yang bertemu dengan Santo Barlaam dan berpindah ke agama Kristen.[2]
Cerita tersebut berasal dari teks BuddhaMahayanaSanskerta abad keempat, ke sebuah versi Manikheisme, ke Kitab Bilawhar wa-Yudasaf (Kitab Bilawhar dan Yudasaf) yang berbahasa Arab, yang sekarang berada di Baghdad pada abad kedelapan, dimana dari sana kisah tersebut masuk dalam lingkup Kristen Timur Tengah sebelum tampil dalam versi-versi Eropa. Pada Abad Pertengahan, keduanya dipandang sebagai santo Kristen, yang diperingati dalam kalender Ortodoks Yunani pada 26 Agustus,[3] dan dalam Martirologi Romawi dalam Gereja Barat sebagai "Barlaam dan Yosafat" pada tanggal 27 November.[4]
Asal mula Buddha
Cerita dari dua santo India tersebut berasal dari berbagai versi (Arab dan Georgia), dari kehidupan Buddha.[5][4]Wilfred Cantwell Smith (1981) menyatakan bahwa cerita tersebut berasal dari teks BuddhaMahayanaSanskerta abad ke-2 sampai ke-4, ke sebuah versi Manikheisme, yang kemudian masuk dalam budaya Muslim pada Kitab Bilawhar wa-Yudasaf (Kitab Bilawhar dan Yudasaf) yang berbahasa Arab, yang sekarang berada di Baghdad pada abad ke-8.[6]
Transmisi ke Eropa
Kisah Bilauhar u Buddsaf diterjemahkan dalam bahasa Pahlavi pada periode Kekaisaran Sasaniyah, dan dalam bahasa Arab pada era Islam.[7] Kisah tersebut bukanlah terjemahan langsung dari Buddhacarita (Kehidupan Buddha) yang berbahasa Sanskerta tapi dari sebuah kumpulan legenda.[8]
Versi Arab-nya adalah Balauhar wa Budasaf, dalam versi abad ke-8 dan abad ke-10.[9][10][11]
Kisah Barlaam dan Yosafat atau Joasaph adalah sebuah pengkristenan dan kemudian versi dari kisah Siddhartha Gautama, yang menjadi Buddha.[5] Pada Abad Pertengahan, keduanya diangkat sebagai santo Kristen, yang diperingati dalam kalender Ortodoks Yunani pada 26 Agustus,[3] dan pada Martirologi Romawi di Gereja Barat dengan nama "Barlaam dan Yosafat" pada tanggal 27 November.[4] Dalam tradisi Slavik dari Gereja Ortodoks Timur, keduanya diperingati pada 19 November (bertepatan dengan 2 Desember pada kalender Gregoria).[19][20]
Menurut legenda tersebut, Raja Abenner atau Avenier di India menganiaya Gereja Kristen yang didirikan olehRasul Tomas. Ketika para astrolog memprediksi bahwa putranya sendiri beberapa hari kemudian akan menjadi seorang Kristen, Abenner mengisolasi pangeran muda Yosafat dari kontak dengan dunia luar. Saat ditahan, Yosafat bertemu dengan Santo Barlaam dan berpindah ke agama Kristen.[21]
Nama
Ioasaph (Georgia Iodasaph, Arab Yūdhasaf atau Būdhasaf) berasal dari kata Sanskerta Bodhisattva.[5][4][22] Kata Sanskerta-nya diubah menjadi Bodisav dalam teks-teks Persia pada abad ke-6 atau ke-7, kemudian menjadi Budhasaf atau Yudasaf dalam sebuah dokumen Arab abad ke-8 (mungkin penulisan Arab "b" ﺑ berubah menjadi "y" ﻳ oleh duplikasi dari sebuah dot dalam penulisan tangan).[23] Kata tersebut menjadi Iodasaph di Georgia pada abad ke-10, dan nama tersebut diadaptasi menjadi Ioasaph dalam bahasa Yunani pada abad ke-11, dan kemudian sebagai Iosaphat atau Yosafat dalam bahasa Latin.[24]
Catatan dan referensi
^John Walbridge The Wisdom of the Mystic East: Suhrawardī and Platonic Orientalism Page 129 – 2001 "The form Būdhīsaf is the original, as shown by Sogdian form Pwtysfi and the early New Persian form Bwdysf. ... On the Christian versions see A. S. Geden, Encyclopaedia of Religion and Ethics, s.v. "Josaphat, Barlaam and," and M. P. Alfaric, ..."
^Wilfred Cantwell Smith Towards a World Theology, Westminster, 1981
^Ahmad Hasan Dani History of Civilizations of Central Asia: The crossroads of ... 1999 Page 81 "The Bilauhar u Buddsaf is another story of Indian origin which was translated into Pahlavi during the Sasanian period, and thence into Arabic in the Islamic era. This work, which is basically an account of the Buddha's life, is not a translation of
^Winand M. Callewaert, Shīlānand Hemrāj Bhagavadgītānuvāda: a study in the transcultural translation – 1983 Page 329 "An early version of the Pancatantra in Arabic (Kdlila wa Dimna) was made in about 750 A.D. from a Pahlavi rendering, and from a Turkish rendering the Buddha Carita was translated (Kitab Balauhar wa Budasaf)."
^Suresh K. Sharma, Usha Sharma Cultural and Religious Heritage of India: Islam 2004 – Page 202 "wandering monks, who could have belonged neither to Christianity nor to Islam. ... of Indian books that became embodied in Arabic literature 'we find an Arabic version of Balauhar wa Budasaf (Barlaam and Josaphat), and also a Budd-book."
^Kallidaikurichi Aiyah Nilakanta Sastri A comprehensive history of India – 1982– Volume 3,Part 2 – Page 1365 "Balauhar wa Budasaf"
^Indian Muslims: a study of the minority problem in India Page 238 "These were rendered into Arabic partly from the Persian or Pahlavi translations, while others were translated direct from the Sanskrit.12 Among these translations of Indian books "we find an Arabic version of the Balauhar wa Budasaf (Barlaam ..."
^Julia Ashtiany Abbasid Belles Lettres 1990 - Page 143 "India too was the source not only of separate stories such as those collected by al-Jahshiyari, but also of the Arabic Buddha legends, the most important of which is Bilawhar wa-Budasaf, a Middle Persian version of which was rendered into ..."
^Suresh K. Sharma, Usha Sharma Cultural and Religious Heritage of India: Islam 2004 Page 202 "Among these translations of Indian books that became embodied in Arabic literature 'we find an Arabic version of Balauhar wa Budasaf (Barlaam and Josaphat), and also a Budd-book."
^Acteurs des transferts culturels en Méditerranée médiévale Rania Abdellatif, Yassir Benhima, Daniel König - 2012- Page 181 "By misspelling, the Arabic Būḏāsaf becomes Yūḏāsaf, which then becomes Iodasaph in Georgian. See Ilia V. ABULADZE, Introduction, in: David Marshall LANG, The Balavariani (Barlaam and Josaphat), London 1966, p. 19–41, here p."
^Marion Turner A Handbook of Middle English Studies 2013- Page 427 "In Arabic recensions, the honorific becomes Budhasaf and from a scribal slip emerges as Yudhasaf (Lang 29): “Because the Arabic B and Y differ by only a single diacritical point, Budhasaf by virtue of a scribal error became Iodasaph in ..."
^Mélanges Gilbert Dagron Gilbert Dagron, V. Déroche, Centre de recherche d'histoire et civilisation de Byzance (Paris, France) - 2002 Page 459 "... Commémoraison du noble et digne saint Iodasaph, roi des Indiens » et dont les deux premières strophes peuvent se ... par le remarquable théologien shi'ite que fut Ibn Bâbûya (t991) et contenue dans un traité ismaélien ; voir notamment D. Gimaret, Le « Livre de Bilahwar et Būdāsf"
^Le livre de Bilawhar et Būdāsf selon la version arabe ismaélienne Daniel Gimaret - 1971 Publications - Volume 38 - Page 111
^Folklore Society (Great Britain) - 1896 "Another fact of much significance is this, that in the Georgian the proper names approach in their spelling very closely to the old Indian or Buddhist forms: e.g. Georgian Iodasaph is nearer than Josaphat to the Arabic Yudasaph and Budasaph "
^Kevin Trainor (ed), "Buddhism" (Duncan Baird Publishers, 2001), p. 24
^Emmanuel Choisnel Les Parthes et la Route de la soie 2004 Page 202 "Le nom de Josaphat dérive, tout comme son associé Barlaam dans la légende, du mot Bodhisattva. Le terme Bodhisattva passa d'abord en pehlevi, puis en arabe, où il devint Budasaf. Étant donné qu'en arabe le "b" et le "y" ne different que ..."
^D.M. Lang, The Life of the Blessed Iodasaph: A New Oriental Christian Version of the Barlaam and Ioasaph Romance (Jerusalem, Greek Patriarchal Library: Georgian MS 140), BSOAS 20.1/3 (1957):