PT Bank Sinarmas Tbk adalah anak usaha Sinar Mas Multiartha yang bergerak di bidang perbankan. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, bank ini memiliki 69 kantor cabang, 134 kantor cabang pembantu, 140 kantor kas, 28 kantor cabang syariah, dan 12 kantor kas syariah.[2][3]
Sejarah
Bank ini memulai sejarahnya pada tahun 1989 dengan nama "PT Bank Shinta Indonesia", dan dimiliki oleh Grup Shinta milik keluarga Hermijanto yang bergerak di industri tekstil dan manufaktur.[4] Pada tahun 1993, bank ini membuka kantor cabang di Bandung, dan setahun kemudian, Kementerian Keuangan menetapkan bank ini sebagai sebuah bank persepsi. Pada tahun 1995, bank ini juga ditetapkan sebagai sebuah bank devisa. Pada tahun 1996, bank ini membuka kantor cabang di Surabaya. Pada April 2005, PT Sinar Mas Multiartha Tbk dan PT Shinta Utama resmi menjadi pemegang mayoritas saham bank ini yang saat itu beraset Rp 436 miliar.[4] Pada akhir 2006, bank ini pun mengubah namanya menjadi seperti sekarang dan asetnya sudah menjadi Rp 2 triliun.[5] Pada tahun 2009, bank ini mendirikan Unit Usaha Syariah (UUS). Bank ini juga ditetapkan oleh Bappebti sebagai bank penyimpan margin dana kompensasi dan dana jaminan, serta mendapat izin dari Bapepam untuk menjalankan kegiatan wali amanat. Pada tahun 2010, bank ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2018, bank ini ditetapkan sebagai bank penerima setoran Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH).[2][3]
Layanan
Bank Sinarmas memiliki sejumlah layanan perbankan yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen dan nasabah. Beberapa layanan utamanya adalah:[6]
layanan pendanaan, berupa tabungan yang ditujukan untuk konsumen umum, pelajar,[7] dan anak-anak, deposito, tabungan valas, giro, dan tabungan haji;[8]
layanan reksadana, berupa transaksi saham, valas, dan investasi;
layanan bancasurance, yaitu layanan asuransi;[9][10] dan
sejumlah layanan lainnya, seperti layanan kartu kredit dan internet banking.
Direksi dan komisaris
Pada September 2017, Bank Sinarmas menggelar rapat umum pemegang saham untuk memilih dewan komisaris dan direksi baru hingga 2020. Dalam rapat tersebut Frenky Tirtowijoyo dipilih menjadi Direktur Utama. Loa Johnny Mailoa, Halim, dan Soejanto Soetjijo terpilih menjadi Direktur Umum. Sementara itu, Tjendrawati Widjaja diangkat sebagai Komisaris Utama, Sammy Kristamuljana dan Rusmin diangkat sebagai Komisaris Independen melalui rapat yang sama.[11]