Bangil, Pasuruan
Bangil (Pegon: باڠيل, Hanacaraka: ꦧꦔꦶꦭ꧀) adalah sebuah kecamatan yang menjadi ibukota dan pusat ekonomi dari Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kota ini terletak sekitar 35 km selatan Surabaya dan menjadi wilayah pertumbuhan ekonomi baru di Jalur Pantura. Bangil menjadi ujung paling utara Kabupaten Pasuruan yang berbatasan langsung dengan Selat Madura dan delta Sungai Porong. Saat ini mendapat julukan sebagai Bangkodir atau Bangil Kota Bordir, yang dicanangkan sejak tanggal 11 September 2005, oleh pemerintah Kabupaten Pasuruan dan mendapatkan Rekor MURI disertai Fashion Show ( Fashion on the Street ) sepanjang 1 KM. Kota Bangil juga terkenal dengan julukan Bangil Kota Santri karena banyaknya Pesantren yang ada di wilayah Bangil. Bangil sendiri terletak di antara jalan akses dari Surabaya menuju Banyuwangi dan Bali, serta mempunyai jalur alternatif yang bisa menghubungkan kita dengan cepat ke Pandaan, Sukorejo serta Malang. Bangil juga dilalui oleh jalur kereta api yang bercabang di Stasiun Bangil yang masing-masing menuju arah Stasiun Malang, Stasiun Banyuwangi Baru, dan Stasiun Surabaya Gubeng. Kota Bangil sangat padat penduduknya dengan berbagai suku dan etnis, diantaranya Jawa, Tionghoa, Arab, Banjar, Madura Bali dan lainnya. Hidup saling berdampingan dan saling menghargai satu sama lain. Kota Bangil memiliki slogan: "Bangil Bangkit" SejarahTidak ada referensi yang dapat diandalkan untuk menjelaskan bagaimana nama Bangil berasal. Sekelompok Mahasiswa mengatakan bahwa Bangil berasal dari Mbah Ngilmu, mengacu pada ulama yang dikenal sangat berani dalam membela Islam. Cerita lebih populer di masyarakat luas mengatakan bahwa nama ini berasal dari kata Jawa Mbah'e Angel, di mana kata "Angel" Berarti sangat sulit, mengacu pada karakter orang-orang Bangil yang sulit untuk berubah / keras berpendirian. Nama Bangil juga tercantum dalam dokumen Cina kuno menyatakan bahwa ketika Raja Ta'Cheh (baik Muawiyah bin Abu Sufyan atau anaknya Yazid I) mengirim mata-mata untuk memantau Kalinga Raya (kerajaan Kalingga), utusan mendarat di pelabuhan kecil bernama Banger, atau Bang-il sebagai Cina menyebutnya. Kota ini juga merupakan tempat di mana perang terakhir Untung Surapati melawan VOC Belanda di 1706 berlangsung dan juga di mana ia meninggal. Kekuatan Suropati ini mencoba membela dinding benteng sekitar Bangil dengan artileri, tetapi akhirnya Belanda, yang dipimpin oleh Govert Knol, mengalahkan dia dan mengambil alih kota, di mana mereka kehilangan sekitar 400 sampai 500 tentara dari Madura. Pedagang Arab tiba sekitar 1860 di kota tua Bangil untuk perdagangan, bersama dengan pedagang Cina melalui pelabuhan di Porong Creek, terletak antara Bangil dan Rembang. Meskipun Bangil adalah area yang relatif kecil digunakan sebagai desa persinggahan, itu sudah diketahui oleh pedagang akrab dengan potensi ekonomi, sebelum mereka menyebar ke daerah sekitarnya. Sejak 1873, pemukiman Hadhrami diciptakan di Bangil di bawah pimpinan beberapa Kapten The Arab seperti Saleh bin Muhammad bin Said Sabaja (1892), Muhammad bin Saleh Sabaja (1920), dan Muhammad bin Salim Nabhan (1930). Meskipun tidak sering dicatat dalam literatur sejarah, catatan menunjukkan bahwa Bangil pernah dicapai oleh sebuah kerajaan Hindu, Medang Kamulan. Namun, Bangil lebih dikenal sebagai daerah yang memiliki budaya Islam yang sangat kuat, termasuk keberadaan lembaga pendidikan Islam yang tersebar di seluruh kota. Menariknya, penyebaran Islam di kota ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang Hadhrami, tetapi juga oleh orang-orang Cina seperti Bong Swi Ho ketika ia menjadi kapten dari Cina. Kota ini juga dikenal memiliki pahlawan Islam wanita bernama Syarifah Khadijah, juga dikenal sebagai Mbah Ratu Ayu, cucu dari Sunan Gunung Jati. Dikisahkan ada seorang misionaris Muslim yang awalnya menetap di Cirebon bernama Abdurrahman bin Umar Basyaiban yang menikahinya, dan memiliki dua anak, seorang bernama Arif Basyaiban yang belajar di Segoro Puro (Rejoso). Anak lain bernama Sulaiman, atau dikenal sebagai Mojoagung Sulaiman, diyakini telah menjadi pendiri Pesantren Sidogiri (Sidogiri pesantren), pondok pesantren tertua di Jawa Timur. Dikatakan bahwa setelah mengunjungi kedua putranya, Mbah Ratu jatuh sakit dan akhirnya meninggal di Bangil, di mana kuburnya dapat ditemukan di daerah antara Swadesi dan Kersikan. Bangil juga merupakan tempat di mana Sutomo dikirim untuk pendidikan dasar di sebuah sekolah dasar bahasa Belanda. Sementara di Bangil, ia tinggal dengan paman dari pihak ibu. IklimBangil memiliki iklim tropis basah dan kering, dengan musim hujan dan kemarau. Rata-rata suhu tinggi tahunan di Bangil sekitar 32.36 ° C (90,25 ° F) dan suhu rendah rata-rata tahunan adalah 23.61 ° C (74.50 °F). Musim kota ini basah berlangsung dari Oktober sampai Mei, sedangkan musim kemarau meliputi sisa empat bulan. Tidak seperti sejumlah kota dan daerah dengan iklim tropis basah dan kering, rata-rata tinggi dan rendah suhu sangat konsisten sepanjang perjalanan tahun.
DemografiKota Bangil diisi dengan berbagai suku dan etnis, termasuk Jawa, Indonesia China, Arab Indonesia, Banjar, Madura dan lain-lain. Susunan penduduk Bangil Kabupaten Pasuruan pada tahun 2010 adalah 98,05% Muslim, 0,61% Protestan, 0,48% Katolik, Hindu 0,72% dan 0,14% Budha. Pendidikan Bangil dikenal sebagai "Kota Santri" karena ada dan banyaknya pesantren yang dikenal dan didirikan di sini, misalnya pesantren Nahdlatul Ulama yang beraliran ASWAJA (Ahlussunnah Wal Jama'ah) banyak di jumpai di kota Bangil. Pembagian Status EkonomiSebagai kecamatan dengan status ibukota Kabupaten, diperlukan sebuah pengelompokan berdasarkan ekonomi dan modernisasi di wilayah Bangil.
Geografi
Secara Geografis, letak Kecamatan Bangil merupakan daerah paling utara di Kabupaten Pasuruan. Wilayahnya kebanyakan adalah tambak air tawar serta hutan mangrove yang menjadikan mayoritas warganya adalah Nelayan. Kota ini dijadikan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Pasuruan karena terletak pada Jalur Pantura yang menghubungkan Surabaya-Banyuwangi dan Surakarta-Banyuwangi. Dan jaraknya dekat dari ibukota sebelumnya yaitu Kota Pasuruan. Selain itu, banyak dari perkantoran pemerintah yang sudah ada di Bangil sejak dahulu. PemerintahanPada tahun 2016, Kabupaten Pasuruan secara resmi beribukota di Bangil. Pemindahan pun dilanjutkan bersama proses beralihnya ibukota dari Kota Pasuruan ke Bangil. Balai kota dan pemerintahan Kec. Bangil terletak di Bangil bagian tenggara / Kolursari (selatan Pasar Bangil). Dan dipimpin oleh camat yang dipilih langsung dari Bupati Pasuruan. PendidikanDisektor Pendidikan, sebagai Kota Santri di Jawa Timur. Bangil memiliki banyak Sekolah Negeri, Madrasah, Sekolah Swasta, LKP (Kursus dan Pelatihan), PKBM serta Pondok Pesantren. Pusat Pendidikan di Kota Bangil berkumpul di utara Jalan Pantura atau biasa disebut Kelurahan Kalirejo-Kalianyar. Karena wilayah tersebut jauh dan jarang dijangkau oleh penduduk luar sehingga cocok untuk dijadikan markas pendidikan. Bangil juga disebut sebagai Bangkodir (Bangil Kota Bordir) karena banyaknya peminat pelatihan bordir / jahitan di kota ini. Sehingga diciptakan rest area sebagai pemasaran Umkm Bangil Pasuruan, bernama Bangkodir di wilayah Kelurahan Pogar Kec. Bangil (barat Stadion Pogar Bangil. PrestasiKota Bangil meraih piala Adipura untuk kategori kota kecil terbersih. Tugu adipura kota Bangil berada didekat barat daya Alun-Alun kota Bangil. Penghargaan yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai Kota Bordir dan Kota Santri, bersamaan dengan Rekor MURI disertai Fashion Show (Fashion on the Street) sepanjang 1 KM. Menjadi tempat Industrial Estate terbesar kedua di Jawa Timur setelah SIER. Atau biasa disebut PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) yang berada di Kec. Rembang, selatan Bangil. Pusat KotaPusat Kota Bangil berada di Alun-Alun Kota Bangil, dimana di Alun-Alun Bangil ini terdapat 4 kelurahan (Kauman, Bendomungal, KidulDalem, Kersikan) dengan fasilitas publik seperti: Alun-Alun, Masjid Agung Bangil, Pendopo Alun-Alun Bangil, kantor pos, pusat-pusat perbelanjaaan, sekolah, bank, kafe, gedung serbaguna, Lembaga Pemasyarakatan (LP). Sekarang Kota Bangil sedang berkembang setelah dibangunnya Jalan tol Gempol-Pasuruan, di sebelah selatan kota Bangil. Bila ditinjau lebih luas Bangil mencakup kelurahan-kelurahan dan yang ada di Kecamatan Bangil (terdiri dari 11 kelurahan dan 4 desa). Ibu Kota Kabupaten PasuruanSetelah tertunda sejak 2010, penetapan Kec. Bangil sebagai pusat Kabupaten Pasuruan mulai ada titik terang. Dalam sidang Paripurna, DPRD Kabupaten Pasuruan menyetujui dan menetapkan Kota Bangil sebagai Pusat Kabupaten Pasuruan. Pusat pemerintahan dari Kota Pasuruan akan dipindahkan ke Bangil. Secara bertahap, kantor pelayanan masyarakat juga telah dipindahkan ke komplek perkantoran di Raci, Kecamatan Bangil. Tahun ini, kantor Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal (BP3M) akan dibangun di Raci, Bangil untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dan investor; Tol Gempol-Pasuruan yang menghubungkan Bangil dengan kota lainnya. Karena potensi masuknya investasi akan semakin terbuka lebar melalui tol tersebut. Bangil dianggap sebagai daerah yang memenuhi persyaratan, baik dari segi administratif pemerintahan maupun dukungan masyarakatnya. Pusat PerbelanjaanDi kota Bangil terdapat beberapa pusat perbelanjaan di antaranya:
Rumah SakitBeberapa rumah sakit di kota Bangil di antaranya:
RSUD Bangil merupakan rumah sakit daerah terbesar di Kabupaten Pasuruan bagian barat, sehingga rumah sakit ini sering dijadikan sebagai rujukan dari rumah sakit-rumah sakit kecil di Pasuruan Barat sebelum zonasi. Tetapi aksesnya tidak berada di tengah kota, yaitu ditimur Kecamatan Bangil yaitu Desa Raci. Rumah sakit yang ada ditengah Kota Bangil adalah "RSI Masyitoh" yang bersifat Rumah Sakit Islam / RSI. Gedung SerbagunaDi Kota Bangil juga terdapat gedung serbaguna yang di antaranya:
TransportasiBangil merupakan salah satu kota yang terletak di Jalur Pantura. Menghubungkan Surabaya-Banyuwangi dan Malang-Pasuruan. Disamping itu, terdapat juga Jalan Tol dan Jalan Alternatif yang dapat menghubungkan antar kecamatan di Kabupaten Pasuruan dan Sidoarjo. Diantaranya : Jl. Raya Bangil-Pandaan, Jl. Raya Bangil-Sukorejo, Jl. Bangil-Jabon, Jl. Bangil-Rembang, dan Jl. Raya Raci. Di kota ini, juga terdapat Stasiun kelas 1 yang merupakan stasiun paling timur di Daerah Operasi VIII Surabaya sekaligus merupakan stasiun aktif paling barat di Kabupaten Pasuruan yang menghubungkan Surabaya-Blitar dan Surabaya-Banyuwangi. Stasiun Bangil merupakan persilangan antara Jalur Kereta api di Jawa Timur. Menjadikannya sebagai Stasiun dengan aktivitas ter-ramai di Provinsi Jawa Timur bagian tengah / Kabupaten Pasuruan. Terletak pada ketinggian 9M+ di Jl. Gajah Mada, Bangil. Makanan KhasMakanan khas dari Bangil, Pasuruan adalah Nasi Punel yaitu nasi yang bertekstur punel. Umumnya makanan ini disajikan di atas piring yang beralaskan daun pisang. Di atas nasi itu ditambah taburan serundeng, dilengkapi sate kerang, lentho/menjeng, tahu bumbu Bali, irisan daging dan kikil, serta sebungkus kecil kuah yang berisi parutan kelapa dengan santan dan diberi bumbu agak manis. Biasanya tersedia sayur rebung dan nangka muda. Lauk utamanya bisa pilih empal (daging goreng), ayam goreng, telur dadar, paru, dan dendeng, serta sambal ulek pedas yang dicampur dengan irisan kacang panjang. Biasanya Terjual laris di sepanjang jalan raya Bangil-Beji. Rekomendasi warung Nasi Punel terenak di Bangil adalah Nasi Punel Hj. Lin, Nasi Punel Warung Pojok, dan Nasi Punel Setia Budi. BankBank yang ada di kota Bangil di antaranya:
Perkantoran lainnya
Tempat wisataTempat wisata di kota Bangil di antaranya :
Daftar desa dan jumlah penduduk di Kecamatan Bangil
Kelurahan Dipimpin oleh seorang lurah sedangkan desa dipimpin oleh seorang kepala desa atau lebih dikenal sebagai Pak Kades. Wilayah PesisirDi ujung paling utara Bangil, Kabupaten Pasuruan. Merupakan kawasan / daerah yang bisa disebut sebagai delta / tambak. Mayoritas warga yang tinggal di utara bekerja sebagai nelayan & penjual ikan. Sampai saat ini dan seterusnya, Kota ini tidak pernah mempunyai Pantai seperti kota pada umumnya di pesisir Selat Madura. Harapan ini juga diperuntukkan kepada pemerintah daerah, yaitu dengan membangun Jalan didaerah Kalianyar - Raci (Bangil Utara) atau bisa disebut sebagai Jalan Lingkar Utara Bangil, dapat dilaksanakan sebagai pertumbuhan ekonomi bagi rakyat pesisir utara. Dataran TinggiDilihat dari kondisi alam, kota Bangil merupakan salah satu dari dataran rendah di Kabupaten Pasuruan. Karena terletak di pesisir utara mendekati Selat Madura. Tetapi ada juga dataran tinggi di kota ini dengan ketinggian 100M+ di selatan yaitu Bukit Gunungsari di daerah Kecamatan Beji, Bekacak di Kolursari, dan Bukit Sapi di Raci. Pahlawan TerkenalSetiap kota pasti selalu mempunyai cerita bahkan sejarah dan pahlawan-nya sendiri. Seperti di Bangil, warga di kota ini percaya dengan legenda Pahlawan Sakera. Yang saat ini telah dikenang di Selatan kota Bangil / Kec. Rembang. Referensi
Pranala luar
|