Balai Arkeologi Yogyakarta atau biasa disingkat menjadi Balar Yogya, dulu adalah unit pelaksana teknis dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang bertugas melakukan penelitian di bidang arkeologi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Tugas dari organisasi ini meliputi pencarian, analisis, interpretasi, perawatan, pengawetan, publikasi, dan dokumentasi hasil penelitian terhadap benda-benda arkeologi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur..[1]
Pada tahun 2022, seiring dengan digabungnya Pusat Penelitian Arkeologi Nasional ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional, organisasi ini pun dibubarkan dan pegawainya dialihkan ke Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra.[2]
Benda arkeologi
Di wilayah kerja dari organisasi ini terdapat dua Warisan Dunia UNESCO, yaitu Candi Borobudur dan Kawasan Purbakala Sangiran. Fosil-fosil manusia dan vertebrata lain dari kala Pleistosen juga banyak ditemukan di wilayah kerja dari organisasi ini ini. Peninggalan tradisi megalitik misalnya terdapat di Karanganyar dan Gunungkidul.
Yang paling dikenal dari wilayah kerja dari organisasi ini kemungkinan adalah candi dan naskah dari era sejarah Indonesia masa Klasik Hindu-Buddha, peninggalan dari abad ke-7 sampai abad ke-15. Dari masa Klasik perkembangan Islam di Jawa juga banyak ditemukan peninggalan bangunan dan naskah, sejak masa Kesultanan Demak sampai Kesultanan Mataram dan pecahannya. Era kolonialisme VOC, Inggris, dan Belanda juga meninggalkan banyak bangunan, naskah, dan tradisi lainnya. Selain benda, organisasi ini juga menangani aspek non-benda, seperti arsitektur, sistem kepercayaan, tradisi, teknologi, tulisan, dan ikonografi. Aspek kajian yang relatif baru adalah arkeologi bawah air, mengingat Laut Jawa pernah menjadi medan pertempuran dan perniagaan, sehingga banyak pula ditemukan benda-benda arkeologi yang terpendam di dasar laut.
Rujukan