Kebanyakan bahasa yang digunakan di Jepang saat ini adalah bahasa Jepang, yang terpisah dalam sejumlah besar dialek dengan dialek Tokyo yang dianggap Jepang standar.
Selain bahasa Jepang, rumpun bahasa Ryukyu dipakai di Okinawa dan bagian-bagian dari Kagoshima di Kepulauan Ryukyu. Bersama dengan bahasa Jepang, rumpun bahasa tersebut merupakan bagian dari keluarga bahasa Japonik,[1] namun mereka adalah bahasa yang terpisah, dan tidak saling tumpang tindih dengan Jepang, atau dengan satu sama lain. Seluruh rumpun bahasa Ryukyu diklasifikasikan terancam oleh UNESCO.
Di Hokkaido, terdapat bahasa Ainu, yang dipakai oleh suku Ainu, yang merupakan suku pribumi di Jepang. Berbeda dari bahasa Jepang, bahasa AInu adalah bahasa isolat yang tidak jatuh pada keluarga bahasa manapun. Bahkan sejak zaman Meiji, bahasa Jepang telah banyak digunakan oleh suku Ainu dan kemudian bahasa Ainu diklasifikasikan menjadi terancam kritis oleh UNESCO.
Selain itu, bahasa-bahasa seperti Orok, Evenki, dan Nivkh yang dipakai di selatan Pulau Karafuto (dikenal sebagai Sakhalin dalam bahasa Rusia) yang dulunya dikuasai Jepang menjadi lebih dan lebih terancam. Setelah Uni Soviet mengambil alih wilayah tersebut, para pemakai bahasa tersebut dan keturunannya bermigrasi ke Jepang daratan dan masih ada yang bertahan namun dalam jumlah kecil.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa orang telah mendiami Jepang dan pulau-pulaunya dari permulaan Zaman Paleolitikum. Diyakini orang-orang tersebut memakai sebuah bahasa; namun tidak diketahui apa jenis bahasa yang mereka pakai. Karakter yang dipakai dalam penulisan bahasa ditemukan di situs-situs ekskavasi Zaman Baru; namun terdapat perbedaan opini mengenai bahasa apa itu.
Tak lama sampai setelah mencapai abad kedua, indikasi-indikasi bahasa yang digunakan muncul dalam buku-buku sejarah Tiongkok. Karakter-karakter Tionghoa diadopsi dan mencetak bahasa yang dipakai dibuat di Jepang. Karakter Hiragana dan katakana dimasukkan sebagai cara yang relatif akurat untuk mewakili suara-suara karakter Tionghoa.
Karakter Tionghoa mula-mula diperkenalkan pada rumpun bahasa Ryukyu pada abad ke-13. Detail mengenai bahasa tersebut sebelum masa tersebut tidak diketahui. Catatan abad keempat belas menyatakan bahwa hadiah dari Kepulauan Ryukyu untuk Tiongkok menggunakan hiragana, yang menandakan bahwa bahasa tersebut berkaitan dengan Jepang daratan pada waktu itu.
Referensi
^Shimoji, Michinori (2010). "Ryukyuan Languages: An Introduction". Dalam Shimoji, Michinori; Pellard, Thomas. An Introduction to Ryukyuan Languages(PDF). Tokyo: Research Institute for Languages and Cultures of Asia and Africa. hlm. 2. ISBN9784863370722. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2016-07-05. Diakses tanggal 24 September 2016.