Arsitektur dinasti Song (960–1279) terkenal karena menara pagodaBuddha yang tinggi, jembatan batu dan kayu yang sangat besar, makam yang mewah, serta istana-istana yang megah. Meskipun karya sastra tentang arsitektur sudah ada sebelumnya, tulisan mengenai arsitektur berkembang pesat selama Dinasti Song, bahkan menjadi lebih profesional dengan ukuran-ukuran, bahan bangunan, dan cara kerja yang ringkas dan terorganisir rapih.
Selain contoh-contoh bangunan yang masih berdiri sampai sekarang, gambaran dalam dalam Budaya dinasti Song, gambar arsitektur, dan ilustrasi dalam buku-buku yang diterbitkan semuanya membantu sejarawan modern dalam memahami arsitektur pada periode dinasti Song .
Tata letak ibu kota Tiongkok kuno, seperti ibu kota Dinasti Song Utara: Bianjing, mengikuti pedoman dari kitab Kao Gong Ji, yang menetapkan tembok kota berbentuk persegi dengan beberapa gerbang di setiap sisinya dan lorong-lorong untuk jalan kaisar.[1]
Li, Jie (1103). "Yingzao Fashi" (dalam bahasa Chinese)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Needham, Joseph (1971). Science and civilisation in China, Vol. 4: Physics and Physical Technology, Part 3: Civil Engineering and Nautics (edisi ke-1978 Caves Books, Ltd. Reprint). Cambridge: Cambridge University Press. ISBN0-521-07060-0.
Meng, Yuan Lao (2007) [1126-1147]. Yi Yongwen, ed. Dongjin Meng Hua Lu (A Reminiscence of the Glory of Bianjin), Vol. 1: The Outer City of East Capital (dalam bahasa Chinese). Beijing: 中華書局 (Zhonghua Book Company). ISBN7-101-04779-3Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Steinhardt, Nancy Shatzman. "The Tangut Royal Tombs near Yinchuan", Muqarnas: An Annual on Islamic Art and Architecture (Volume X, 1993): 369–381.