Anak domba adalah seekor domba muda. Domba menghasilkan wol dan makanan (Ul 32:14; Am 6:4). Domba dikenal bersikap lembut dan sangat tergantung pada manusia demi kelangsungan hidupnya. Maka mereka sangat jinak dan dapat digiring ke pembantaian tanpa melawan.
Digunakan Dalam Upacara
Menurut Hukum (Taurat), anak domba digunakan untuk bermacam-macam upacara kurban: selama pesta roti tak beragi (Pentakosta; Bil 28:26-27), pesta Pondok Daun (Bil 29:12-15), pada Hari Pendamaian (Bil 29:7-8), dan pada pesta Paskah (Kel 12:3-11).
Kiasan
Domba digunakan sebagai kiasan manusia dalam hubungannya dengan Allah, terutama dalam Mzm 23: “Tuhan adalah Gembalaku”. Dalam 2 Sam 12:1-4, ketika Natan mengecam Raja Daud, ia menggambarkan Batsyeba sebagai seekor domba yang dicuri Daud dari suaminya, Uria.
Yesus Kristus disebut Anak Domba Allah, karena Ia memberikan DiriNya sebagai korban penebusan bagi dosa-dosa dunia (Yoh 1:29).
Hamba yang Menderita dalam Kitab Yesaya digambarkan sebagai seekor domba (Yes 53:7), merujuk kepada ketaatan Yesus kepada Bapa (bdk Kis 8:32; 1 Pet 18,19). Yesus adalah Hamba yang Menderita yang pergi ke tempat pembantaian tanpa mengeluh, dengan memikul dosa-dosa semua orang. Seluruh tugas Yesus dari Bapa mengantarNya ke sana: “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku” (Yoh 6:38), seperti anak domba yang patuh yang dengan sukarela pergi ke tempat pembantaiannya sendiri.
Tipologi
Di dalam Injil Yohanes, Yesus disalib tepat pada waktu domba-domba korban Paskah (Yahudi) disembelih (Yoh 19:14). Tidak ada tulang Yesus yang dipatahkan, sebagaimana tidak ada tulang domba Paskah yang dipatahkan pula (Yoh 19:36; bdk Kel 12:46). Pengulangan tema Keluaran di dalam Perjanjian Baru menunjukkan bahwa Yesus menumpahkan darahNya sebagai Anak Domba Paskah yang baru dan lebih mulia (Yoh 1:29; 19:36; 1 Kor 5:7; 1 Ptr 1:18-19; Why 5:6-10).
Maka domba kurban dari Perjanjian Lama merupakan tipologi yang digenapkan dalam Kristus, Anak Domba Allah. Kristus adalah Anak Domba yang tak bernoda (Kel 12:5) karena berasal dari Allah, sebagaimana Allah memberikan seekor kambing gunung kepada Abraham untuk kurban, menggantikan Ishak (Kej 22:9-14). Kristus adalah Anak Domba yang menghapus dosa-dosa dunia (Yoh 1:29; bdk Yes 53).
Di dalam Ekaristi, Kristus adalah Anak Domba kurban santapan (1 Kor 5:7; bdk Kel 12:6-10). Ketika para penulis Perjanjian Baru berbicara tentang Kristus sebagai Anak Domba mereka sudah mempunyai gambaran yang kaya akan korban Perjanjian Lama di dalam benak mereka.
Referensi
- Katekismus Gereja Katolik no. 613-614, 757,796, 1328-1329, 1602, 1612, 1642, 2618.