Anak–Anak Eilaboun (tulisan Arabnya: أبناء عيلبون ) merupakan sebuah film dokumenter yang diproduksi pada tahun 2007 oleh seorang sseniman dan sutradara film berkebangsaan Palestina, yaitu Hisham Zreiq yang menggambarkan peristiwa Nakba ( bagian dari peristiwa yang disebut Bencana) yang terjadi di Eilaboun dan peristiwa yang dikenal sebagai pembantaian Eilaboun yang secara keji dilakukan oleh pasukan Israel sebagi bagian dari Operasi Hiram pada Oktober 1984. Film ini menceritakan penguungsian besar- besaran yang terjadi pada tahun 1948 di Eilaboun, sebuah desa di wilayah Galilea Utara terletak di antara kota Nazareth dan Laut Galiela. Di dalam peristiwa ini, empat belas lelaki dibunuh dan dua belas orang dieksekusi. Para penduduk desa diusir paksa ke Lebanon dan menjadi pengungsi selama beberapa bulan sebelum mengatur cara agar mampu kembali secara sembunyi- sembunyi[1] which was committed by the Israeli army during Operation Hiram
Film ini merupakan kisah yang didasarkan pada pengalaman keluarga Hisham sendiri, terutama sang ayah.[2] Hisham Zreiq menjelaskan alasan ia membuat film ini karena ingatan akan ayahnyaakan peristiwa itu, dan Hisham berkata "ayahku tidak sanggup berkata- kata, sementara air matanya tumpah ruah, dan dengan kata-kata yang bergetar ayahku berkata 'Aku ingat peristiwa itu seakan –akan peristiwa itu baru saja terjadi” – perkataan ini menjadi bagian akhir dari film ini, cerita yang dituturkan oleh seorang bocah berusia Sembilan tahun dari sebuah desa kecil, Eilaboun,Palestina pada tahun 1948, kisah pribadi ayahku saat ia kemudian menjadi seorang pengungsi".[3]
Atas karyanya dalam pembuatan film ini, maka Hisham Zreiq mendapat pujian dari Ramiz Jaraisy,wali kota Nazareth dan Hana Sweid, seorang politisi Kristen Arab Palestina warga Israeli dan juga merupakan seorang anggota DPR Israel dari Eilaboun.[4] Ramiz Jaraisy yang juga merupakan seorang warga Kristen Palestina menjelaskan film ini merupakan karya yang penting yang menceritakan peristwia itu dari perspektif warga Kristen Palestina sebagai perbandingan dan kontras dengan versi cerita ini yang dibuat oleh Israel dan menjadi wacana yang dominan di sana.[5] Gilad Atzmon, seoarang yahudi Inggris kelahiran Israel yang sangat menentang Israel sekaligus juga seorang aktivis dan penulis masalah- masalah politik, menulis sebuah artikel untuk film ini: "Zreiq mampu menyampaikan wacana referensiyang sangat mendalam dan otentik dalam sejarah Palestina. Dia juga mampu menggambarkan intensitas dampak emosional Peristiwa Nakba bagi mereka – meraka yang selamat dari horor pembantaian itu” ."[6]
Sinopsis
Cerita film ini dimulai dengan Melia Zreiq, seorang perempuan tua dari Eilaboun yang berkata: "Saya berharap Tuhan akan membawa perdamaian ke negeri ini, dan mewujudkan masyarakat yang mampu tinggal bersama- sama – sebuah kehidupan yang indah. Saya sungguh berharap akan terdapat perdamaian". Sejarawan Ilan Pappe menjelaskan tentang Rencana Operasi Dalet, satu rencana yang dibuat oleh David Ben Gurion dan para pemimpin Haganah terhadap Palestina yang dijalankan antara musim gugur 1947 sampai musim semi 1948. Pappe menjabarkan secara terperinci rencana ini dan bagaimana perinath ini dijalankan. Pada tanggal 30 Oktober 1948 pasukan Israel memasuki Eilaboun kira- kira pada pukul 5 pagi. Rombongan pasukan itu kemudian memaksa para penduduk desa Kristen Palestina Eilaboun itu untuk berkumpul di alun-alun desa itu. Pasukan itu memilih tujuh belas lelaki muda. Tujuh di antara warga Palestina itu diambil dijadikan tameng hidup, sementara kedua belas lelaki muda Eilaboun tersebut dibantai di tiap – tiap tempat yang berbeda. Peristiwa pembantaian ini terjadi setelah pengusiran paksa warga desa yang tersisa ke Lebanon. Mereka menjadi pengungsi setelah menempuh perjalanan panjang selama lima hari menuju Lebanon. Setelah sebuah usaha penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa- Bangsa setelah mengamati dan melaporkan peristiwa ini, maka Israel dipaksa untuk mengizinkan warga- warga tersebut kembali ke desa itu..[2]
Referensi
Pranala luar